tirto.id - Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dokter Kirana Pritasari mengaku belum mengetahui soal kematian bayi berusia empat lantaran diberikan makan nasi padat, sebagaimana viral di media sosial Twitter pada Rabu (9/1/2019).
“Soal bayi 4 bulan yang meninggal itu, sejujurnya kami belum tahu persis penyebabnya,” ujarnya ditemui di kantornya di Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2019).
Pada 9 Januari 2019 pada akun twitter @kyeomdongie sempat membuat ulasan tentang bayi berusia 4 bulan yang datang ke Unit Gawat Darurat setelah diberikan makan nasi padat oleh sang ibu. Lalu mengalami penumpukan fases pada lambungnya dan meninggal dunia.
Meski begitu, ia tidak membenarkan pemberian makanan padat untuk bayi berusia 4 bulan.
“Kalau dari kasus tersebut, ya tidak tepat. Karena lambungnya masih kecil. Ia belum memiliki enzim yang cukup untuk bisa mencerna makanan padat yang masuk,” ujarnya lagi.
Setelah bayi berusia enam bulan, menurutnya, baru boleh diberikan makanan secara bertahap. Mulai dari makanan cair, halus hingga lembek. Apabila sudah berusia setahun diberikan sayur dan daging, namun yang dipotong kecil-kecil, sehingga mudah dicerna.
Dengan adanya kabar tersebut, ia perlu menggalakkan lagi promosi soal pentingnya ASI eksklusif kepada masyarakat. Sebab untuk bayi dengan usia 0-6 bulan hanya dibolehkan mengkonsumsi ASI.
“Rupanya kita perlu mengedukasi masyarakat lagi. Para tenaga kesehatan di tingkat bawah juga perlu menerangkan pentingnya ASI,” paparnya.
Untuk mendukung kampanye kesehatan ini, Kemenkes akan berkordinasi dengan puskesmas sebagai garda paling depan dalam penanganan kesehatan di masyarakat.
“Puskesmas harus memberi contoh kepada masyarakat tentang bagaimana cara memberikan makan pada anak. Melalui posyandu, dengan memberikan panduan makanan yang tepat. Jangan cuma kasih bubur kacang ijo saja,” ujarnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali