tirto.id - Puasa Tasua jatuh pada 9 Muharam setiap tahunnya. Pada 2022 ini, puasa Tasua dapat dilakukan pada 6 Agustus (versi Muhammadiyah) dan 7 Agustus (versi pemerintah). Lantas, apa bacaan niat puasa Tasua yang dilafalkan ketika menunaikan ibadah Tasua ini?
Pada 30 Juli 2022 ini, umat Islam memasuki 1 Muharam atau Tahun baru Islam. Bulan awal dalam kalender hijriah itu merupakan momen istimewa dalam Islam. Saking istimewanya, ia dikenal sebagai bulan Allah SWT atau syahrullah.
Tidak hanya itu, puasa Tasua dan Asyura (10 Muharam) adalah sebaik-baiknya puasa setelah puasa Ramadan.
Hal itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: “Sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharam. Dan salat yang paling utama setelah salat wajib adalah shalat malam [Tahajud],” (H.R. Muslim).
Kapan Puasa Tasua 2022?
Dalam bahasa Arab, "tasua" artinya sembilan (angka 9). Maksudnya, puasa Tasua adalah puasa yang dilakukan pada 9 Muharam dalam penanggalan hijriah.
Di Indonesia, terdapat 2 versi penanggalan hijriah: versi Muhammadiyah dan versi pemerintah.
Pertama, apabila merujuk pada versi Muhammadiyah, 1 Muharam jatuh pada 29 Juli 2022. Dengan demikian, puasa Tasua dapat dilakukan pada 6 Agustus 2022.
Kedua, jika merujuk versi pemerintah, 1 Muharam jatuh pada 30 Juli 2022. Maka dari itu, puasa Tasua dilakukan pada 8 Agustus 2022.
Bacaan Niat Puasa Tasua 2022
Seorang muslim yang bermaksud melakukan puasa Tasua dapat melafalkan niat sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatit Tasu‘a lillahi ta‘ala"
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT."
Niat puasa Tasua dapat dibaca pada malam harinya dengan dilafalkan lewat lisan (jahr) atau dalam hati (sirr).
Meskipun demikian, karena puasa Tasua tergolong puasa sunah, ia dapat juga dibaca di pagi harinya selama orang bersangkutan belum makan-minum atau melakukan pembatal-pembatal puasa lainnya.
Jika niat puasa Tasua tersebut diucapkan setelah terbitnya fajar, lafalnya adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnatit Tasu‘a lillahi ta‘ala"
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Tasu’a pada hari ini karena Allah SWT"
Berbeda halnya dengan puasa Ramadan (puasa wajib), orang yang akan melakukannya harus berniat sejak malam hari.
Bolehnya niat puasa sunah Tasua di pagi hari ini tergambar dalam hadis riwayat Aisyah RA ia berkata:
“Nabi SAW pernah menemuiku pada suatu hari lantas beliau berkata: 'Apakah kamu memiliki sesuatu untuk dimakan?' Aku pun menjawab: 'Tidak ada'.
Beliau pun berkata: 'Kalau begitu saya puasa saja sejak sekarang'. Kemudian. di hari lain beliau menemuiku, lalu aku katakan pada beliau: 'Aku baru saja dihadiahkan hays [jenis makanan berisi campuran kurma, samin, dan tepung]'
Lantas, beliau bersabda: 'Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa'. Lalu beliau menyantapnya," (H.R. Muslim).
Editor: Addi M Idhom