tirto.id - Puasa Asyura jatuh pada 10 Muharam setiap tahunnya. Pada 2022 ini, puasa Asyura dapat dilakukan pada 8 Agustus (versi pemerintah) atau 7 Agustus 2022 (versi Muhammadiyah). Lantas, apa bacaan niat puasa Asyura yang dapat dilafalkan ketika menunaikan ibadah Asyura ini?
Menurut hadis Rasulullah SAW, puasa Asyura adalah puasa yang sangat agung, derajat keutamaannya berada di bawah puasa Ramadan.
Pada 30 Juli 2022, umat Islam memasuki 1 Muharam atau Tahun Baru Islam. Bulan awal dalam kalender komariah tersebut merupakan momen istimewa dalam Islam. Saking istimewanya, ia dikenal sebagai bulan Allah SWT atau syahrullah.
Hal itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: “Sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharam. Dan salat yang paling utama setelah salat wajib adalah shalat malam [Tahajud],” (H.R. Muslim).
Terkait keutamaan puasa Asyura sendiri, Nabi Muhammad menjelaskan bahwa orang yang menunaikan puasa Asyura akan dihapuskan dosa-dosanya di masa silam, sebagaimana tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Abu Qatadah RA:
"Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura [tanggal 10 Muharam] menghapuskan dosa setahun yang lepas," (H.R. Muslim).
Kapan Puasa Asyura 2022?
Dalam bahasa Arab, "asyura" artinya sepuluh (angka 10). Maksudnya, puasa Asyura adalah puasa yang dilakukan pada 10 Muharam dalam penanggalan hijriah.
Di Indonesia, terdapat 2 versi penanggalan hijriah: versi Muhammadiyah dan versi pemerintah.
Pertama, apabila merujuk pada versi Muhammadiyah, 1 Muharam jatuh pada 29 Juli 2022. Dengan demikian, puasa Asyura dapat dilakukan pada 7 Agustus 2022.
Kedua, jika merujuk pada versi pemerintah, 1 Muharam jatuh pada 30 Juli 2022. Maka dari itu, puasa Asyura dilakukan pada 9 Agustus 2022.
Bacaan Niat Puasa Asyura 2022
Seorang muslim yang bermaksud melakukan puasa Asyura dapat melafalkan niat sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latinnya: "Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sunnati Asyurai lillahi Ta’ala"
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”
Niat puasa Asyura dapat dibaca pada malam harinya dengan dilafalkan lewat lisan (jahr) atau dalam hati (sirr).
Meskipun demikian, karena puasa Asyura tergolong puasa sunah, ia dapat juga dibaca di pagi harinya selama orang bersangkutan belum makan-minum atau melakukan pembatal-pembatal puasa lainnya.
Berbeda halnya dengan puasa Ramadan (puasa wajib), orang yang akan melakukannya harus berniat sejak malam hari.
Bolehnya niat puasa sunah Asyura di pagi hari ini tergambar dalam hadis riwayat Aisyah RA ia berkata:
“Nabi SAW pernah menemuiku pada suatu hari lantas beliau berkata: 'Apakah kamu memiliki sesuatu untuk dimakan?' Aku pun menjawab: 'Tidak ada'.
Beliau pun berkata: 'Kalau begitu saya puasa saja sejak sekarang'. Kemudian. di hari lain beliau menemuiku, lalu aku katakan pada beliau: 'Aku baru saja dihadiahkan hays [jenis makanan berisi campuran kurma, samin, dan tepung]'
Lantas, beliau bersabda: 'Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa'. Lalu beliau menyantapnya," (H.R. Muslim).
Editor: Addi M Idhom