tirto.id - Terdapat tanggal penting di bulan Maret terutama yang berkaitan dengan isu kesehatan. Berbagai peringatan kesehatan akan diadakan sepanjang bulan ini. Beberapa diantaranya ialah: Hari Peringatan Mencederai Diri Sendiri dan Purple Day for Epilepsy yang menyoroti pentingnya perhatian terhadap kondisi kesehatan tertentu.
Sementara itu, Hari Air Sedunia dan Hari Tuberkulosis Sedunia juga diperingati di bulan Maret. Peringatan-peringatan ini bukan hanya seremonial belaka. Lebih dari itu, tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan berbagai masalah kesehatan.
Dimulai dari adanya kesadaran, diharapkan akan muncul aksi nyata, baik dari individu, komunitas, maupun pemerintah. Mari kita jadikan bulan Maret sebagai momentum untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Dengan memahami dan mendukung berbagai peringatan kesehatan ini, kita turut berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.
Kapan Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia
Tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia. Peringatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah upaya global untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit TB yang masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat.
Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang gejala, pencegahan, dan pengobatan TB, serta mendorong semua pihak untuk berperan aktif dalam upaya eliminasi TB.
Sejarah Hari TB Sedunia berawal dari penemuan bakteri Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TB, oleh Dr. Robert Koch pada tahun 1882. Penemuan ini menjadi tonggak penting dalam upaya penanggulangan TB. Untuk mengenang jasa Dr. Koch dan meningkatkan kesadaran global, tanggal 24 Maret ditetapkan sebagai Hari TB Sedunia.
Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus menggalakkan berbagai upaya untuk mempercepat eliminasi TB. Gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC menjadi salah satu strategi utama dalam meningkatkan deteksi dini dan pengobatan TB.
Selain itu, semangat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) juga terus digelorakan sebagai bagian dari upaya penguatan Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga. Dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan Indonesia dapat mencapai target eliminasi TB pada tahun 2030.
Maret Diperingati Sebagai Bulan Peringatan Tidur
Dunia akan memperingati Hari Tidur Sedunia atau World Sleep Day, sebuah momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya tidur yang berkualitas. Meskipun tanggalnya berbeda setiap tahun, peringatan ini selalu dirayakan pada hari Jumat sebelum equinox musim semi, yang jatuh pada tanggal 14 Maret.
Hari Tidur Sedunia pertama kali diresmikan pada tahun 2008 oleh World Sleep Society, sebuah kolaborasi antara penyedia layanan kesehatan dan profesional medis yang peduli terhadap isu-isu tidur. Peringatan ini muncul sebagai respons terhadap kesadaran akan dampak signifikan dari gangguan tidur terhadap kesehatan manusia. Melalui tema "Tidur sehat, masa depan sehat" pada tahun 2024, peringatan ini menekankan pentingnya membangun kebiasaan tidur yang baik sejak dini.
Peringatan Hari Tidur Sedunia tidak hanya dirayakan di satu tempat, diselenggarakan lebih dari 155 acara di 70 negara di dunia. Berbagai diskusi, penyuluhan, dan solusi terkait masalah tidur menjadi bagian dari perayaan ini. Hal ini menjadi momen penting bagi individu yang menderita gangguan tidur untuk mendapatkan dukungan dan informasi. Isu-isu yang dibahas mencakup berbagai gangguan tidur, mulai dari insomnia serta dampaknya terhadap kehidupan.
Tidur adalah kebutuhan dasar manusia yang seringkali diabaikan di tengah kesibukan modern. Padahal, tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental. Tidur yang baik membantu menjaga fungsi otak yang optimal, meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi risiko penyakit kronis, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Oleh karena itu, mari jadikan bulan Maret sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya tidur dan membangun kebiasaan tidur yang sehat demi masa depan yang lebih baik.
Editor: Indyra Yasmin & Dipna Videlia Putsanra