Menuju konten utama

Hari Tidur Sedunia 18 Maret dan Berapa Durasi Tidur yang Ideal?

Berapa lama durasi tidur yang ideal dan bagaimana cara mengatur pola tidur yang baik?

Hari Tidur Sedunia 18 Maret dan Berapa Durasi Tidur yang Ideal?
Ilustrasi tidur. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - World Sleep Day atau Hari Tidur Sedunia jatuh pada hari ini, 18 Maret 2022. Tahun ini slogan yang diusung adalah "Quality Sleep, Sound Mind, Happy World" (Tidur Berkualitas, Pikiran Sehat, Dunia Bahagia).

Tidur adalah pondasi dari kesehatan dan kualitas tidur dapat mempengaruhi tak hanya kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental serta batin.

Acara tahunan yang ingin menekankan isu-isu penting terkait tidur dihelat oleh organisasi nirlaba World Sleep Society dari Amerika Serikat.

Perayaan tahunan ini diharap bisa mengurangi beban masalah tidur dalam masyarakat lewat pencegahan dan manajemen gangguan tidur.

Tidur yang cukup dapat mengembalikan energi seseorang. Sehingga, ketika bangun dia akan merasa bersemangat untuk beraktvitas sepanjang hari.

Berikut adalah serba-serbi tidur yang patut Anda ketahui agar bisa beristirahat secara nyenyak demi kesehatan lahir dan batin, terutama di tengah pandemi yang belum berakhir.

Berapa durasi tidur yang ideal?

Dikutip dari laman worldsleepday, durasi tidur yang optimal sangat ditentukan oleh faktor keturunan. Namun, survei besar menunjukkan durasi tidur rata-rata untuk orang dewasa adalah sekitar 7 hingga 8 jam. Secara teknis, para ahli tidur sepakat kisaran 6,68-10 jam tidur per malam adalah durasi yang optimal.

Tidur yang restoratif bergantung kepada durasi, kontinuitas saat seseorang tidur tanpa distraksi dan kedalaman tidur, ketika tidur betul-betul nyenyak.

Beberapa langkah yang bisa Anda terapkan adalah membuat jadwal tidur dan bangun yang rutin. Pilihlah waktu tidur saat Anda mulai mengantuk dan mudah terlelap, usahakan bangun pada jam yang sama.

Anda dapat menerapkan ini ketika harus melakukan aktivitas pagi secara rutin, misalnya beribadah atau bermeditasi. Bila istirahat dirasa masih kurang, coba tidur lebih awal.

Pastikan tidur Anda tidak terganggu dengan mengeliminasi berbagai gangguan sebisa mungkin, misalnya mematikan dering ponsel.

Lalu, bila jadwal tidur Anda berubah karena sesuatu hal, cobalah untuk kembali ke jadwal rutin sebelumnya secepat mungkin.

Bagaimana caranya membuat jadwal tidur rutin?

Buatlah rutinitas dengan cara disiplin tidur pada jam yang sama setiap malam dan bangun pada jam yang sama.

Lakukan ini setiap hari, tujuh hari dalam sepekan. Rutinitas penting untuk menstabilkan jam biologis di dalam tubuh, membuat Anda bisa tidur nyenyak tanpa terganggu.

Defisit tidur kronis adalah hal yang umum ketika seseorang tidak mendapatkan waktu tidur cukup. Penyebabnya bervariasi, termasuk jam kerja atau tuntutan lingkungan seperti orangtua yang sedang merawat bayi.

Bila Anda tidur kurang dari tujuh jam setiap malam, merasa mengantuk atau lelah pada siang hari, mudah tidur dan/atau tidak merasa segar saat bangun, bisa jadi Anda kekurangan tidur dan jika perlu periksakan diri ke dokter.

Aktivitas fisik dianggap sebagai cara efektif untuk meningkatkan kualitas tidur. Orang yang menjalani aktivitas fisik cenderung bisa tidur lebih nyenyak. Selama tidak mengganggu durasi tidur, Anda dapat berolahraga agar lebih mudah terlelap.

Penting atau tidaknya tidur siang tergantung dari kualitas dan durasi tidur malam Anda. Jika Anda merasa mengantuk pada siang hari, langkah pertama adalah mencari tahu apakah tidur malam Anda sudah cukup berkualitas.

Tidur yang baik membuat seseorang jadi segar dan bertenaga sepanjang hari, sehingga tidak perlu tidur siang. Tetapi, jika tidur siang satu-satunya cara untuk mengatasi kurang tidur, Anda dapat melakukannya.

Baca juga artikel terkait HARI TIDUR SEDUNIA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yantina Debora