Menuju konten utama

Kalbar & Babel Diwacanakan jadi Lokasi Pembangkit Nuklir

Eddy mengatakan hal itu belumlah bisa dipastikan lantaran RUPTL 2025-2034 masih dalam proses penyelesaian.

Kalbar & Babel Diwacanakan jadi Lokasi Pembangkit Nuklir
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Eddy Soeparno di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (22/4/2025). tirto.id/Nabila Ramadhanty Putri Darmadi.

tirto.id - Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menyebut bahwa Kalimantan Barat dan Bangka Belitung tengah dipertimbangkan jadi lokasi pembangunan PLTN di Indonesia. Hal itu diungkapkannya usai melakukan pertemuan dengan Utusan Khusus Presiden, Hashim Djojohadikusumo, serta Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

“Ada dua lokasi yang memang menjadi lokasi preferensi untuk pembangunan pembangkit nuklir, yaitu satu di Kalimantan Barat, satu lagi di Bangka Belitung,” ungkap Eddy di lokasi.

Meski begitu, Eddy mengatakan bahwa hal itu belumlah bisa dipastikan lantaran Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 masih dalam proses penyelesaian. Di dalam RUPTL 2025-2034 nantinya direncanakan ada 1 GW energi nuklir yang akan dikembangkan.

Selain itu, Eddy juga membeberkan bahwa pertemuan itu membahas rencana percepatan penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.

“Tadi ada pembahasannya [PLTN dipercepat], pertama, mengenai transisi energi, teknologi terkini dalam energi terbarukan,” jelasnya.

Eddy menyebut di Inggris saat ini telah dikembangkan teknologi PLTN berbasis modular yang relatif kecil berkekuatan 300-500 megawatt (MW), yang menurutnya cocok untuk direalisasikan di Indonesia.

“Sekarang bisa dibangun pembangkit nuklir yang modular, yang relatif kecil, 300-500 MW, yang memang cocok untuk negara seperti Indonesia, negara kepulauan seperti Indonesia,” ujarnya.

Terkait teknologi PLTN modular itu, tambah Eddy, akan dibahas lebih lanjut. Eddy dan Hashim sendiri tengah menunggu materi presentasi yang bakal disampaikan perusahaan PLTN modular asal Inggris.

“Kami nanti akan menunggu materi presentasi yang disampaikan oleh perusahaan yang dimaksud, lebih dalam lagi, bagaimana teknologi nuklir bisa diadopsi di Indonesia ke depannya,” imbuh Eddy.

Dia mengatakan sumber-sumber energi terbarukan di Pulau Jawa akan habis sekira 2038 sehingga dibutuhkan energi alternatif seperti nuklir, termasuk juga pengembangan dari baterai storage atau penyimpanan baterai secara nasional.

“Jangan lupa, 2038 diharapkan sumber-sumber energi terbarukan di Jawa akan habis. Dan ini saya kira penting sekali karena banyak energi terbarukan itu kan sifatnya intermittent, hanya bisa digunakan untuk jam-jam tertentu, tidak 24 jam, sehingga itu menjadi sangat penting untuk kedepannya,” ucap Eddy.

Baca juga artikel terkait NUKLIR atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - TirtoEco
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fadrik Aziz Firdausi