Menuju konten utama
Mozaik

Kalashnikov dan Senapan Serbu yang Melahirkan Penderitaan

Bagi Kalashnikov, AK-47, senapan serbu buatannya, melahirkan pelbagai penghargaan dan penderitaan.

Kalashnikov dan Senapan Serbu yang Melahirkan Penderitaan
Header Mozaik Mikhail Kalashnikov. tirto.id/Tino

tirto.id - Secuplik film Bean (1997) menampilkan dialog komedi yang melibatkan senjata api paling populer di dunia.

"Kau yakin akan bertanggung jawab dengan segala tingkahnya?" tanya Letnan Polisi Brutus pada David Langley, pekerja galeri di Los Angeles yang ditugasi menemani Mr. Bean. Maklum, Bean kala itu baru datang dari Inggris dan sempat ditangkap oleh polisi bandara LAX karena tingkahnya yang mencurigakan.

Letnan Brutus bersama Langley dan seorang kawan lainnya sedang memperhatikan tingkah Bean lewat cermin satu arah. Mereka tengah menilai apakah sebenarnya Bean orang yang waras.

"Kau lebih berani dari saya, padahal saya telah menangani kelompok kriminal bersenjata AK-47," lanjut Letnan Brutus.

Sutradara Mel Smith mungkin tidak menyadari jika dialog antara Brutus dan Langley dalam film itu menjadi satu dari sekian banyak medium budaya populer yang menampilkan citra AK-47 sebagai legenda senjata api modern.

Setelah hampir delapan dekade sejak pertama kali diciptakan, model AK-47 dan variannya tetap menjadi salah satu senjata api paling populer dan banyak digunakan di dunia.

Sosok utama dibalik popularitas senjata yang punya nama resmi Avtomat Kalashnikova model 1947 ini adalah Mikhail Kalashnikov, seorang sersan Tentara Merah Soviet.

Terinspirasi oleh pengalamannya selama Perang Dunia II dan keinginannya untuk merancang senapan yang memberikan keuntungan signifikan bagi pasukan Soviet, Kalashnikov mulai mengerjakan prototipe awal.

Setelah beberapa tahun pengembangan, akhirnya ia memperkenalkan AK-47, senapan yang mengubah lanskap peperangan modern secara signifikan.

Senapan ini terkenal dengan kemudahan, keandalan, dan efektivitasnya dalam berbagai kondisi. Filosofi desain Kalashnikov berakar pada penciptaan senjata yang dapat dengan mudah diproduksi secara massal dan dioperasikan oleh tentara dengan pelatihan minimal.

Ketangguhan senapan ini memungkinkannya berfungsi di lingkungan yang berat, termasuk lumpur, pasir, dan suhu ekstrem.

Kelahiran AK-47

Mikhail Timofeyevich Kalashnikov lahir dari keluarga petani pada 10 November 1919, di Desa Kurya, wilayah Altai Krai, Uni Soviet. Masa kecilnya dipenuhi tantangan dan perjuangan ekonomi. Di sisi lain, ia juga menunjukkan minat khusus pada bidang mekanika.

Pada 1942, Kalashnikov berada di rumah sakit militer dengan keadaan terluka akibat Perang. Ia sengaja mendengar keluh kesah sesama tentara tentang senapan baut Mosin Nagant mereka yang sama sekali tidak efektif.

Sejak itu ia memutuskan untuk merancang senapan yang lebih baik. Lima tahun kemudian prototipenya berhasil dibuat. Dengan ukuran peluru 7.62 x 39 mm, selongsong panjang, dan baut rotasi, senjata ini terbukti lebih efektif.

Kala itu, senapan ini cukup revolusioner karena ukurannya yang ringkas, ringan, dan penggunaan magasin perantara yang mengorbankan jangkauan efektif maksimum agar bisa menambah kapasitas amunisi. Dua tahun setelah prototipe diciptakan, Uni Soviet mengadopsi AK-47 secara resmi sebagai senjata infanteri.

"Senjata ini dirancang untuk melindungi tanah air kita. Bukan untuk digunakan oleh teroris atau preman. Ini adalah senjata pertahanan, ini bukan senjata untuk menyerang," ujar Kalashnikov seperti dikutip dalam obituarinya di New York Times.

Penghargaan dan Penderitaan

Momentum diperkenalkannya AK-47 bertepatan dengan munculnya konflik militer baru dan gerakan revolusioner usai Perang Dunia II. Senapan ini kemudian menjadi simbol perlawanan dan pemberontakan karena mudah didapat dan digunakan.

Produksi massal terus meningkatkan popularitas AK-47. Penggunaannya pun kian luas oleh banyak negara, milisi, dan kelompok gerilya.

Jumlah AK-47 yang beredar di dunia tidak bisa dipastikan. Hal ini disebabkan oleh cara produksinya yang rahasia dan diedarkan di bawah tangan ke berbagai negara.

Senjata ikonik ini meresap ke dalam budaya populer dan menjadi simbol pemberontakan dan revolusi. Wujud khas senjata ini yang sering ditampilkan dalam film, sastra, dan seni. Juga berkontribusi dalam membentuk citra konflik-konflik dunia. Salah satu yang paling unik adalah ditampilkannya AK-47 di bendera negara Mozambik.

Pada revolusi 1983 di Burkina Faso, lambangnya menunjukkan alat pembajak tradisional yang disebut daba, dan senjata AK dengan semboyan "La Patrie ou la Mort; Negara Kita atau kematian". Usulan untuk menghapus baru datang dari pihak oposisi pada 2005.

Infografik Mozaik Mikhail Kalashnikov

Infografik Mozaik Mikhail Kalashnikov tirto.id/Tino

"Pada tahun 2005 diadakan kompetisi desain bendera baru. Oposisi di parlemen Mozambik secara khusus ingin AK dicopot, namun bagi banyak orang, AK masih melambangkan perjuangan kemerdekaan negara tersebut," tulis Gideon Burrows dalam buku Kalashnikov AK47 (2006:38).

Dampak senapan ini terhadap geopolitik, peperangan, dan budaya sekaligus mengingatkan generasi muda tentang hubungan saling terkait yang kompleks antara teknologi, ideologi, dan peradaban manusia.

Sepanjang kariernya, Kalashnikov terus mengerjakan berbagai desain senjata api dan menerima banyak penghargaan, termasuk penghargaan Pahlawan Federasi Rusia.

Meskipun AK-47 sukses, ia menyatakan penyesalan atas penyalahgunaannya dan menganjurkan perilaku etis dalam industri senjata.

Di tahun-tahun terakhir masa hidupnya, ia menjadi tokoh berpengaruh dalam masyarakat Rusia dan terlibat dalam kegiatan pendidikan dan amal.

Saat sakit berkepanjangan, Kalashnikov rutin menerima perawatan medis di kota Izhevsk. Ia meninggal dunia pada 23 Desember 2013, di usia 94 tahun. Kisah hidupnya mencerminkan kompleksitas inovasi, etika, dan konsekuensi yang tidak diinginkan dari kemajuan teknologi.

Dampak Kalashnikov terhadap dunia tetap tidak terhapuskan dan AK-47 terus menjadi simbol konflik sekaligus pencapaian teknologi.

Pada Januari 2014, surat yang ditulis Kalashnikov enam bulan sebelum kematiannya kepada pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, diterbitkan oleh surat kabar Izvestia.

Dalam surat itu ia menyatakan penderitaan spiritual yang muncul akibat sekian banyak nyawa direnggut oleh senjata ciptaannya.

Baca juga artikel terkait MOZAIK atau tulisan lainnya dari Tyson Tirta

tirto.id - Politik
Kontributor: Tyson Tirta
Penulis: Tyson Tirta
Editor: Irfan Teguh Pribadi