tirto.id -
Menurut Nisa, kakak korban, ada lubang pada lengan adiknya itu. Nazir adalah salah satu massa di Pasar Tanah Abang.
Sementara Khairul, yang juga merupakan kakak Nazir mengatakan membawa adiknya ke RSCM pada pukul enam pagi.
Ia sendiri adalah salah satu massa di Petamburan. Awalnya, Nazir hendak dibawa ke RS Pelni, tapi karena takut penuh, Khairul akhirnya membawa sang adik ke RSCM.
“Saya pertamanya feeling aja, ada apa rame-rame. Eh ternyata adek saya di ambulans mau dibawa ke RS Pelni,” cerita Khairul.
Sekitar pukul setengah sepuluh, Nazir dibawa ke ruang operasi karena lengannya patah.
Selain Nazir, ada juga Saktila Arfandi (20 tahun) warga Garut yang mengalami luka tembak di pahanya.
Cecep Muhammad Gofarudin, kawan Saktila mengaku sedang berada di masjid Petamburan saat gas air mata tiba-tiba masuk.
Warga yang panik, kata Cecep, tiba-tiba mendengar suara tembakan. Ia kemudian membawa Saktila ke RSCM sekitar pukul enam pagi.
Cecep menjelaskan kalau gas air mata datang dari aparat berpakaian dengan senjata lengkap. Ia dan Sakti awalnya ikut aksi di depan Bawaslu hingga pukul 12 malam, lalu mundur ke Petamburan.
Selain Nazir dan Sakti, ada Ade Syahputra yang kepalanya mengalami pendarahan karena jatuh saat aksi.
Ia ditemani kawannya Syarif yang mengaku menjadi masa aksi di depan Bawaslu malam tadi.
Sementara itu, Kepala Humas RSCM Ananto masih belum bisa berkomentar terkait jumlah korban akibat aksi 22 Mei. Saat dihubungi, Ananto tengah rapat dengan direksi RSCM.
“Ditunggu ya,” jawabnya lewat pesan di Whatsapp.
Penulis: Aulia Adam
Editor: Nur Hidayah Perwitasari