Menuju konten utama

Kajian Proyek Tanggul Raksasa Teluk Jakarta Telah Selesai

Pemerintah terus melanjutkan rencana proyek tanggul raksasa (national capital integrated coastal development/NCICD) di Teluk Jakarta. Kajian tentang rencana proyek tersebut telah selesai dikerjakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan akan segera disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dalam pekan ini.

Kajian Proyek Tanggul Raksasa Teluk Jakarta Telah Selesai
Foto udara salah satu pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta. Pemerintah Pusat bersama pemerintah provinsi DKI Jakarta bersepakat melanjutkan proyek tersebut. Antara foto/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Pemerintah terus melanjutkan rencana proyek tanggul raksasa (national capital integrated coastal development/NCICD) di Teluk Jakarta. Kajian tentang rencana proyek tersebut telah selesai dikerjakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan akan segera disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dalam pekan ini.

"Kami akan serahkan ke Presiden minggu ini," kata Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Rabu (26/10/2016).

Menurut Bappenas proyek tanggul di Pantai Utara Jakarta itu terbagi atas tiga tahap:

Tahap A merupakan penguatan sistem tanggul laut dan sungai yang telah ada dengan target pembangunannya selesai pada 2017.

Sedangkan tahap B dimulai pada 2018 hingga 2025, dengan membangun tanggul laut lepas pantai di bagian barat Teluk Jakarta.

Tahap C merupakan pembangunan tanggul laut lepas pantai di bagian timur Teluk Jakarta, yang dikerjakan setelah 2025.

Pada tahap B dan C tersebut, rencananya akan ada reklamasi lahan dan pembangunan 17 pulau.

Menurut Bappenas kajian proyek itu penting guna menentukan desain dan jarak pulau reklamasi dari daratan. Selain itu, kajian tersebut nantinya menjadi dasar pertimbangan pengembang untuk menyusun izin lingkungan dengan mempertimbangkan tanggul laut.

Bambang menekankan dalam proyek tersebut bukan reklamasi laut yang menjadi fokus perhatian, melainkan kebutuhan pembangunan tanggul raksasa, mengingat intrusi air laut dari utara Jakarta sudah sampai ke kawasan Monumen Nasional (Monas).

"Jadi di Monas itu airnya sudah tercampur air asin, jadi sangat bahaya buat Jakarta ke depan. Apalagi dengan kondisi perubahan iklim, ombak makin tinggi dan sering sekali banjir rob di Jakarta Utara. Jadi perlu dibangun giant sea wall," tutur Bambang

Sebelumnya Bambang pernah mengemukakan, melalui tanggul raksasa tersebut, selain untuk mencegah terjadinya banjir dan intrusi air lau, nantinya juga diharapkan dapat menjadi sumber air baku bagi penduduk Jakarta.

"Nanti Teluk Jakarta itu ditembok, air yang ke arah daratan itu bisa jadi sumber air baku kita. Akan membantu penyediaan air minum di Jakarta. Jadi itu manfaat dari giant sea wall," ujarnya seperti dikutip Antara, Rabu (14/9).

Baca juga artikel terkait PROYEK TANGGUL RAKSASA atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH