Menuju konten utama

Kaitan & Peran Kimia Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan 2030

Temukan peran kimia hijau dalam pembangunan berkelanjutan 2030 di sini. Pelajari konsep inovatifnya untuk masa depan lebih ramah lingkungan. Baca sekarang!

Kaitan & Peran Kimia Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan 2030
Ilustrasi kaitan antara pembangunan berkelanjutan dan kimia hijau. foto/Istockphoto

tirto.id - Kimia hijau dalam pembangunan berkelanjutan 2030 adalah teknik atau metode kimia baru yang bertujuan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dalam industri, tetapi tetap mempertahankan produksi barang secara efisien dan efektif.

Istilah kimia hijau atau green chemistry muncul setelah Amerika Serikat melalui Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US EPA) menerbitkan Pollution Prevention Act atau Undang-Undang Pencegahan Polusi pada 1990. Perundangan-undangan ini secara sederhana mengimbau upaya pencegahan masalah pencemaran lingkungan akibat senyawa dan bahan kimia berbahaya melalui proses yang lebih baik.

Sejak itu, para ilmuwan berusaha mencari bahan kimia yang dapat digunakan dalam industri tanpa membahayakan lingkungan. Berbagai upaya tersebut selanjutnya berkembang di masyarakat yang dikenal sebagai gerakan kimia hijau. Lantas, apa kaitan dan peran kimia hijau dalam pembangunan berkelanjutan?

Apa Kaitan Kimia Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan 2030?

Seiring perkembangannya, kimia hijau tidak hanya dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Ada juga kaitan kimia hijau dalam pembangunan berkelanjutan 2030 yang ditargetkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pada 2015, PBB mengeluarkan tujuan 17 aspirasional yang bersifat universal atau dikenal dengan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Kerangka tersebut merupakan acuan guna mengakhiri kemiskinan, melindungi bumi, dan memastikan kesejahteraan bagi semua orang.

Dalam pembangunan berkelanjutan, kimia hijau memainkan peran penting untuk membantu mewujudkan program tersebut. Peran para ahli kimia sangat krusial dalam hal ini, untuk melakukan penelitian kimia baru, pendidikan kimia yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta praktik manufaktur bahan kimia yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

American Chemical Society (ACS), perkumpulan ilmiah di bidang kimia asal Amerika Serikat, mengidentifikasi tujuh prioritas SDGs yang menjadi landasan kerja komunitas kimia, meliputi:

  • Sustainable Development Goal 2: Zero Hunger
  • Sustainable Development Goal 3: Good Health & Well-Being
  • Sustainable Development Goal 6: Clean Water & Sanitation
  • Sustainable Development Goal 7: Affordable & Clean Energy
  • Sustainable Development Goal 9: Industries, Innovation & Infrastructure
  • Sustainable Development Goal 12: Responsible Consumption & Production
  • Sustainable Development Goal 13: Climate Action

Peran Kimia Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan

Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, American Chemical Society telah mengidentifikasi tujuh peran kimia hijau dalam pembangunan berkelanjutan. Berikut ini penjelasan bagaimana peran kimia hijau dalam pembangunan berkelanjutan untuk setiap poinnya.

1. Zero Hunger

Peran kimia hijau dalam pembangunan berkelanjutan yang pertama ialah zero hunger. Kimia hijau dalam zero hunger bertujuan untuk:

  • Melindungi tanaman dari serangan hama secara lebih baik;
  • Meningkatkan produksi pangan dan saluran distribusi;
  • Memperpanjang umur penyimpanan makanan melalui kemajuan dalam pengemasan;
  • Menjaga kualitas dan keamanannya.

2. Good Health & Well-Being

Peran kimia hijau dalam pembangunan berkelanjutan berikutnya ialah good health and well-being. Kimia hijau dalam good health and well-being berperan memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana kesehatan manusia dipengaruhi oleh penyakit dan kimia berbahaya dalam makanan, air, dan lingkungan.

Selain itu, kimia hijau berperan penting dalam diagnosis medis dan pengembangan obat, menawarkan solusi baru mengurangi polusi, dan penerapan bahan kimia yang ramah lingkungan.

3. Clean Water & Sanitation

Kimia hijau dalam clean water and sanitation berperan membantu masyarakat mendapatkan air bersih dan sanitasi melalui metode baru seperti pemurnian air dan proses desalinasi berbiaya rendah.

Adapun peran kimia hijau dalam pembangunan berkelanjutan terkait clean water and sanitation ini juga mencari metode pemisahan baru yang berenergi rendah dan berefisiensi tinggi untuk menghilangkan logam dan mikropolutan.

4. Affordable & Clean Energy

Peran kimia hijau dalam pembangunan berkelanjutan selanjutnya ialah affordable and clean energy. Kimia hijau dalam affordable and clean energy berperan mengembangkan bahan baru energi terbarukan.

Adapun tujuannya adalah agar pengolahan bahan kimia dalam industri bisa lebih hemat energi melalui teknologi bahan baru yang ramah lingkungan.

5. Industries, Innovation, & Infrastructure

Hubungan konsep kimia hijau dan pembangunan berkelanjutan bisa terlaksana dengan baik apabila penelitian dan inovasi yang dilakukan cukup memadai. Setidaknya ada tiga aspek penting dalam poin ini, yakni:

  • Industri pengolahan bahan kimia dapat meningkatkan infrastruktur fasilitas produksi agar lebih berkelanjutan;
  • Komunitas ilmiah bidang kimia perlu merancang, mencoba, dan memproduksi bahan secara inovatif dan canggih sehingga menjadikan infrastruktur lebih berkelanjutan;
  • Mendorong penelitian kimia yang meningkatkan inovasi untuk komersial.

6. Responsible Consumption & Production

Peran kimia hijau dalam pembangunan berkelanjutan untuk responsible consumption and production ialah meningkatkan kualitas dan efisiensi proses produksi di berbagai industri, mulai dari tahap pengemasan makanan, pencegahan kehilangan dan pemborosan makanan, hingga inovasi sistem pengelolaan limbah.

7. Climate Action

Peran kimia hijau dalam pembangunan berkelanjutan untuk climate action melakukan penelitian mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Dengan adanya penelitian terkait kimia hijau, ada peluang peningkatan kualitas sistem pengobatan terhadap penyakit serta produksi benih dan pupuk yang lebih baik di sektor produksi pangan.

Hubungan antara Praktik Kimia Hijau dengan Isu Pemanasan Global

Kimia hijau merupakan cabang ilmu kimia yang berfokus pada perancangan, penggunaan, atau produksi bahan kimia dengan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Istilah "kimia hijau" pertama kali diperkenalkan oleh Paul Anastas dan John C. Warner pada tahun 1998 melalui buku mereka, Green Chemistry: Theory and Practice.

Menurut Anastas dan Warner, kimia hijau didasarkan pada 12 prinsip yang dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan, termasuk dalam upaya pencegahan pemanasan global.

Salah satu prinsipnya adalah efisiensi penggunaan energi, yang relevan dengan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil—penyebab utama polusi udara dan pemanasan global.

Praktik kimia hijau memiliki hubungan erat dengan mitigasi perubahan iklim, dengan harapan sektor kimia dapat berkontribusi dalam menurunkan pencemaran udara dan mencegah pemanasan global.

Baca juga artikel terkait ILMU KIMIA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Ibnu Azis & Ibnu Azis