Menuju konten utama

18 Bacaan Surat Pendek di Al-Qur'an yang Mudah Dihafal

Berikut ini daftar bacaan surat pendek yang mudah dihafal yang ada di Al qur'an. Simak urutannya di bawah ini dalam bahasa latin dan artinya.

18 Bacaan Surat Pendek di Al-Qur'an yang Mudah Dihafal
Ilustrasi Alquran. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Al Quran memiliki banyak bacaan surat pendek yang mudah dihapal. Surah pendek tersebut terutama ditemukan pada juz 30. Beberapa di antaranya tiga surah urutan terakhir yaitu Al Ikhlas, Al Falaq, dan An-Nas.

Al Quran merupakan firman atau kalam Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Kehadirannya menggunakan bahasa Arab dan menjadi bahasa kesatuan umat Islam di berbagai belahan bumi. Menariknya, bahasa Arab dalam Al Quran mudah dipahami dan dihapalkan oleh siapa pun.

Aktivitas membaca Al Quran menjadi salah satu bentuk peribadatan umat Islam. Tak hanya itu, dengan membaca dan menghafalnya maka turut membantu melestarikan dan memelihara Al Quran.

Kendati demikian, penjagaan Al Quran sebenar-benarnya akan dilakukan Allah subhanahu wa ta'ala sampai hari kiamat kelak.

Menghafal surah-surah pendek bisa menjadi jalan memotivasi diri untuk lebih memperluas bacaan Al Quran. Semakin sering berinteraksi dengan Al Quran, semakin mudah menghafalnya meski pada ayat-ayat yang panjang.

Daftar 18 Surat Pendek yang Mudah Dihapal

Berikut ini terdapat 18 surat pendek dan artinya yang bisa dipelajarii. Jika belum lancar membaca tulisan Arab, dapat pula memanfaatkan bacaan latinnya untuk menghafal. Urutan surat pendek dipilihkan yang lebih sedikit jumlah ayatnya.

1. Surah Ad-Dhuha (surah ke-93)

وَالضُّحٰىۙۗ.وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ.مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ.وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ.وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ.اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ.وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ.وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ.فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ.وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ. وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ.

Wadh dhuhaa. Wal laili idzaa sajaa. Maa wadda'aka rabbuka wa maa qalaa. Wa lal aakhiratu khairul laka minal uulaa. walasaufa yu'thiika rabbuka fa tardhaa. Alam yajidka yatiiman fa aawaa. Wa wajadaka dhaal lang fa hadaa. wa wajadaka 'aa ilang fa aghnaa. Fa ammal yatiima fa laa taqhar. Wa ammas saa ila fa laa tanhar. Wa ammaa bini'mati rabbika fa haddits.

Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah). Dan demi malam apabila telah sunyi. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu. Dan sungguh yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu). Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya). Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur). (Ad-Dhuha: 1-11)

2. Surah Al-Insyirah (surah ke-94)

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ ٱلَّذِىٓ أَنقَضَ ظَهْرَكَ وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَٱرْغَب

Alam nasyrah laka shadrak. Wawadha'naa 'anka wizrak. Alladzii ang qadha zhahrak. Warafa'naa laka dzikrak. Fa inna ma'al 'usri yusraa. Inna ma'al 'usri yusraa. Fa idzaa faraghta fang shab. Wa ilaa rabbika farghab.

Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? Dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu, dan Kami tinggikan sebutan nama(mu) bagimu. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (Al-Insyirah: 1-8)

3. Surah At-Tin (surah ke-95)

وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِۙ.وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ.وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَمِيْنِۙ.لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ.ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سَافِلِيْنَۙ.اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍۗ.فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّيْنِۗۗاَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَۗ

Wat tiini waz zaituun. Wa thuuri siiniin. Wa haadzal baladil amiin. Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim. tsumma radadnaahu asfala saafiliin. Illalladziina aamanuu wa 'amilush shaalihaati fa lahum ajrun gairu mamnuun. Fa maa yukadz dzibuka ba'du biddiin. Alaisallaahu bi ahkamil haakimiin.

Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun. Demi gunung Sinai. Dan demi negeri (Mekah) yang aman ini. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya. Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah hakim yang paling adil? (At-Tin: 1-8)

4. Surah Al-Qadr (surah ke-97)

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْر.ِوَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ.ۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ.ۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍ.ۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِۛ

Innaa anzalnaahu fī lailatilqadr. Wa maa adraaka maa lailatul-qadr. Lailatulqadri khairum min alfi syahr. Tanazzalul malaa ikatu warruuhu fiihaa bi idznirabbihim ming kulli amr. Salaamun hiya hattaa mathla il fajr.

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar. (Al-Qadr: 1-5).

5. Surah Al-Qari'ah (surah ke-101)

الْقَارِعَةُ . مَا الْقَارِعَةُ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ . يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ . وَتَكُونُ الْجِبَالُكَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ . فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ . فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ . وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ . فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌوَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ . نَارٌ حَامِيَةٌ .

Al-qaari'ah. Mal qaari'ah. Wa maa adraaka mal qaari'ah. Yauma yakuunun naasu kal faraasyil mabtsuuts. Wa takuunul jibaalu kal 'ihnil manfuusy. Fa ammaa man tsaqulat mawaaziinuh. Fahuwa fii 'iisyatir raadliyah. Wa ammaa man khaffat mawaaziinuhu. Fa ummuhuu haawiyah. Wa maa adraaka maahiyah. Naarun haamiyah.

Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, tempat kembalinya ialah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (Al Qariah: 1-11)

6. Surah At-Takatsur (surah ke-102)

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ . حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ . كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ . ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ . كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ . لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ . ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ . ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

Alhaakumut takaatsur. Hattaa zurtumul maqaabir. Kallaa saufa ta'lamuun. Tsumma kallaa saufa ta'lamuun. Kallaa lau ta'lamuuna 'ilmal yaqiin. Latarawunnal jahiim. Tsumma latarawunnahaa 'ainal yaqiin. Tsumma latus alunna yauma idzin 'anin na'iim.

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (At-Takatsur: 1-8).

7. Surah Al-Ashr (surah ke-103)

وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Wal 'ashr. Innal insaana lafii khusr. Illal ladziina aamanuu wa 'amilush shaalihaati watawaa shaubilhaqqi watawaa shaubish shabr.

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (Al-Ashr: 1-3).

8. Surah Al-Humazah (surah ke-104)

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ . الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ . يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ . كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ . نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ . الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ . إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ . فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ

Wailul likulli humazatil lumazah. Alladzii jama'a maalaaw wa'addadah. Yahsabu anna maalahuu akhladah. Kallaa layumbadzanna fil huthamah. Wamaa adraaka mal huthamah. Naarullaahil muuqadah. Allatii taththali'u 'alal af idah. Innahaa 'alaihim mu' shodah. Fii 'amadim mumaddadah.

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (Al-Humazah: 1-9)

9. Surat Al-Fiil (surah ke-105)

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ . أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ . وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ . تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ . فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ

Alam tara kaifa fa'ala rabbuka bi ashhaabil fiil. Alam yaj'al kaidahum fii tadlliil. Wa arsala 'alaihim thairan abaabiil. Tarmiihim bihijaaratim min sijjiil. Faja'alahum ka'ashfim ma'kuul.

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (Al-Fil: 1-5).

10. Surah Quraisy (surah ke-106)

لِاِيلَافِ قُرَيْشٍ . إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ . فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ . الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

Li iilaafi quraisy. Iilaafihim rihlatasy syitaa i wash shaif. Fal ya'buduu rabba haadzal bait. Alladzii ath'amahum min juu'iw wa aamanahum min khauf.

Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (Quraisy: 1-4).

11. Surah Al-Ma'un (surah ke-107)

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ . فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ . وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ . فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ , الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ . الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ . وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

Ara aital ladzii yukadz dzibu bid diin. Fadzaalikal ladzii yadu'ul yatiim. Walaa yahudhdhu 'alaa tha 'aamil miskiin. Fawailul lil mushalliin. Al ladziina hum 'an shalaatihim saahuun. Alladziinahum yuraa'uun. Wayam na'uunal maa'uun.

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Al-Ma'un: 1-7).

12. Surah Al-Kautsar (surah ke-108)

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

Innaa a'thainaakal kautsar. Fashalli lirabbika wanhar. Inna syaani aka huwal abtar.

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (Al-Kautsar: 1-3).

13. Surah Al-Kafirun (surah ke-109)

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ . لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ . وَلَا أَنْتُمْعَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Qul yaa ayyuhal kaafiruun, laa a'budu maa ta'buduun. Walaa antum 'aabiduuna maa a'bud. Wa laa ana 'aabidum maa 'abattum. Wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud. Lakum diinukum waliyadiin.

Katakanlah, "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku." (Al-Kafirun: 1-6)

14. Surah An-Nashr (surah ke-110)

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ . وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا . فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَتَوَّابًا

Idzaa jaa a nashrullaahi wal fath. Wara aitan naasa yadkhuluuna fii diinillaahi afwaajaa. Fasabbih bihamdi rabbika wastaghfirhu innahuu kaana tawwaabaa.

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan serta kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (An-Nashr: 1-3).

15. Surat Al-Lahab (surah ke-111)

بَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ . مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ . سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ . وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ

Tabbat yadaa abii lahabiw watabb. Maa aghnaa 'anhu maaluhuu wamaa kasab. Sayashlaa naaran dzaata lahab. Wamra atuhuu hammaalatal hathab. Fii jiidihaa hablum mim masad

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta benda dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut. (Al-Lahab: 1-5)

16. Surah Al-Ikhlas (surah ke-112)

.قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ . اللَّهُ الصَّمَدُ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ . وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Qul huwallaahu ahad. Allaahush shamad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakul lahuu kufuwan ahad.

Katakanlah, "Dialah Allah Yang Mahaesa. Allah ialah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (Al-Ikhlas: 1-4).

17. Surah Al-Falaq (surah ke-113)

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِنْ شَرِّحَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Qul a'uudzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab. Wa min syarrin naffaatsaati fil 'uqad. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki. (Al-Falaq: 1-5).

18. Surah An-Nas (surah ke-114)

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلَهِ النَّاسِ . مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ . الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Qul a'uudzu birabbinnaas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khannaas. Al ladzii yuwaswisu fii shuduurin naas, minal jinnati wan naas.

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia." (An-Nas: 1-6).

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno