Menuju konten utama

Isi Kandungan Surah An Nasr, Makna Perintah Bertasbih, dan Artinya

Isi kandungan surah An Nasr dan artinya. Berikut penjelasan selengkapnya terkait 3 kandungan utama.

Isi Kandungan Surah An Nasr, Makna Perintah Bertasbih, dan Artinya
Santri pondok pesantren Baitul Mustofa mengaji dengan penerangan lampu minyak saat pengajian di lapangan terbuka Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Jumat (1/6). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha.

tirto.id - Isi kandungan Surah An Nasr yang turun sebagai bukti janji Allah untuk kemenangan Islam dan menjadi isyarat dekatnya ajal Nabi Muhammad shallallahi alaihi wassalam.

Surah An Nasr merupakan surah ke 110 dalam Al Quran. Surah An Nasr berada dalam kelompok Madaniyah (setelah Nabi Muhammad shallallahi alaihi wassalam hijrah ke Madinah) sekalipun diturunkan di Mekah.

Kehadiran surah An Nasr mampu memberikan motivasi pada Nabi Muhammad dan sahabatnya kala itu dalam memperoleh kemenangan yang gemilang atas kaum kafir di Mekah.

Ulama tafsir, Ibnu Katsir, mengatakan surah An Nasr turun saat Haji Wada' (haji perpisahan) ketika Nabi Muhammad di Mina. Pendapat lain mengemukakan turunnya sebelum penaklukan mekah (futuh makkah).

Penyebab Turunnya Surah An Nasr

Ada dua hal yang menjadi penyebab turunnya surah ini. Penyebab pertama yaitu surah An Nasr mengabarkan kemenangan dan orang-orang Arab berbondong-bondong memeluk agama Islam. Penyebab selanjutnya yaitu kehadiran surah ini memberikan isyarat telah dekatnya ajal dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam.

Dalam sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad meminta putrinya Fatimah radhiyallau anha untuk mendekat seusai surah An Nasr turun. Fatimah lalu menangis ketika Nabi Muhammad memberitahukan bahwa waktu kematiannya telah dekat. Namun, Fatimah seketika tersenyum tatkala Nabi Muhammad bersabda:

لاَ تَبْكِى ، فَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِى لاَحِقٌ بِى

Artinya: “Jangan menangis, karena sesungguhnya engkau adalah keluargaku yang paling awal menyusulku.” (HR. Ad Darimi dan Thabrani. Hadits hasan).

Bacaan surah An Nasr dan artinya

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ . وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا . فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

(Idzaa jaa-a nashrulloohi wal fath. Waro-aitan naasa yadkhuluuna fii diinillaahi afwaajaa. Fasabbih bihamdi robbika wastaghfirhu innahuu kaana tawwaabaa)

Artinya: "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat." (QS An Nasr: 1-3).

Isi Kandungan Surah An Nasr

Surah An Nasr memiliki tiga kandungan utama yaitu untuk menghibur Nabi Muhammad dan para sahabatnya yang sekian lama berdakwah dan berjuang sekali pun harus menghadapi banyak ujian.

Kedua, surah ini juga menjadi janji Allah untuk memberikan pertolongan dan kemenangan pada dakwah tersebut. Selanjutnya, surah ini mengajarkan setiap muslim untuk bertasbih dan meminta ampun di saat terjadi peristiwa menggembirakan.

Surah An Nasr adalah bagian dari janji Allah pada Nabi Muhammad dan para sahabatnya bahwa dalam perjuangan mau pun dakwah mereka akan diberikan kemenangan. Kemenangan telah didapatkan dengan ditaklukkannya Mekah. Selain itu, efek dari kemenangan yaitu masuknya orang-orang untuk memeluk agama Islam secara berbondong-bondong.

Penaklukkan Mekah teradi pada bulan Ramadan tahun 8 hijriah. Nabi Muhammad beserta pasukan muslimin berjumlah lebih dari 10 ribu orang, berhasil mengambil alih kekuasaan di Mekah dari tangan kaum kafir Quraisy. Melansir buku Pendidikan Agama Islam Kelas 5 (Kemdikbud 2011) , kemenangan itu pun diraih tanpa terjadi pertumpahan darah.

Peristiwa Futuh Makkah itu menjadi bukti kenabian Muhammad Rasulullah yang memimpikan kemenangan dalam perjuangan berdakwah. Allah menegaskan kemenangan atas Mekah melalui Al Quran dalam surah Al Fath:

“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenar-benarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, Insya Allah dalam keadaan aman, dengan

mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelumitu kemenangan yang dekat”. (QS Al Fath: 27).

Sepeninggal Nabi Muhammad pun Islam tetap berjaya. Wilayah yang dimasuki dakwah Islam berkembang luas dan agama ini diterima dengan baik oleh banyak orang di dunia tanpa paksaan. Islam menembus ke berbagai pelosok di luar Mekah dan bahkan sampai di Indonesia.

Keutamaan Membaca Al-Qur'an

Dalam Buku Saku Sukses Ibadah Ramadhan oleh Ma'ruf Khozin disebutkan bahwa tadarus Al-Qur'an secara spesifik di masjid sudah dilakukan sejak masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Diriwayatkan dari Abi Ishaq al-Hamdani, bahwa Ali bin Abi Thalib keluar pada awal Ramadhan, lentera dinyalakan dan kitab Allah dibaca di masjid-masjid.

Ketika itu, Ali berkata, "Semoga Allah menerangimu, wahai Umar dalam kuburmu, sebagaimana engkau telah menerangi masjid-masjid Allah dengan al-Quran”.

Imam Nawawi menyebutkan bahwa membaca Al-Qur'an adalah zikir yang paling muakkad. Ini berdasarkan riwayat dari jalur Anas bin Malik, bahwa Nabi saw. bersabda, "Barang siapa telah membaca 50 ayat (Al-Qu'ran) dalam sehari semalam, ia tidak termasuk dalam catatan orang yang lalai. Barang siapa membacanya 100 ayat, ia termasuk dalam catatan orang-orang yang patuh (kepada Allah). Barang siapa membacanya 200 ayat, ia tidak dihujah (dimintai keterangan) oleh Al-Qur'an nanti pada hari kiamat. Barang siapa membaca 500 ayat, dicatat pahala yang amat banyak baginya."

Secara umum, membaca Al-Qur'an dengan ayat apa pun, jika 50 ayat berarti seorang muslim tidak dicatat sebagai orang yang lalai. Jika bacaanya mencapai 100 ayat, seorang muslim tercatat sebagai hamba Allah yang patuh.

Jika membaca 200 ayat, ia tidak dimintai keterangan pada hari kiamat. Terakhir, jika yang dibaca adalah 500 ayat, akan ada pahala berlimpah untuk sang pembaca Al-Qur'an.

Secara spesifik, terdapat ayat-ayat atau surah tertentu yang ketika dibaca dengan tulus ikhlas, akan membantu seseorang untuk lebih dekat pada kasih sayang dan cinta Allah.

Misalnya, membaca Surah Yasin akan berkorelasi dengan diampuninya dosa-dosa terdahulu.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi saw. bersabda, "Barangsiapa membaca Surah Yaasin pada siang dan malam hari dengan mengharap keridaan Allah, diampuni dosa-dosanya."

Berikutnya, membaca Surah Al-Waqiah dengan tulus mengharap rida Allah, akan membuat seseorang mendapatkan kelapangan rezeki.

Ibnu Mas'ud berkata, bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda "Barang siapa membaca surah Al-Waqi'ah setiap malam, ia tidak akan ditimpa kefakiran."

Nabi Muhammad Saw. sendiri secara khusus diriwayatkan tidak akan tidur sebelum membaca Surah as-Sajdah dan al-Mulk.

Baca juga artikel terkait SURAT AN NASR atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani