tirto.id - Surat al-Ashr bisa menjadi pilihan yang digunakan untuk salat tarawih pada bulan Ramadan, baik ketika seseorang menjadi imam salat berjamaah atau ketika sendiri. Surah Makkiyah yang mudah dihafal ini terdiri dari 3 ayat.
Dalam masa pandemi virus Corona (COVID-19), Menteri Agama Fachrul Razi merilis Surat Edaran Menag Nomor 6 Tahun 2020 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441H di tengah Pandemi Covid-19. Salah satu panduan dalam surat edaran tersebut adalah, Salat Tarawih dilakukan secara individual atau berjamaah bersama keluarga inti di rumah.
Mengerjakan salat tarawih di rumah ada landasannya. Tokoh agama Muhammad Quraish Shihab dalam konferensi video "Ibadah Ramadhan #dirumahaja" di Graha BNPB Jakarta pada Jumat (24/4/2020) menyatakan, Nabi Muhammad pernah salat tarawih di masjid hanya pada 3 malam pertama Ramadan, sedangkan 27 malam lain di rumah.
"Nabi hanya melakukannya tiga malam berturut-turut kemudian setelah itu beliau melaksanakannya di rumah," katanya dikutip Antara.
Pernyataan Quraish Shihab ini merujuk pada hadis riwayat Aisyah, bahwa Nabi Muhammad pernah melakukan salat (tarawih) di masjid, "orang-orang kemudian mengikuti beliau dan salat di belakangnya". Hal ini berlangsung selama tiga hari berturut-turut.
Kemudian pada malam yang keempat, masjid sudah penuh dengan jamaah hingga akhirnya beliau keluar hanya untuk mengerjakan salat subuh. Setelah salat fajar, beliau bertemu orang-orang, membaca syahadat, lalu bersabda. “Amma ba’du, sesungguhnya aku bukannya tidak tahu keberadaan kalian (semalam). Akan tetapi aku takut salat tersebut akan diwajibkan atas kalian, sementara kalian tidak mampu.”(Hr. Bukhari 924, Muslim 761).
Salat tarawih di rumah bisa menjadi sarana bagi laki-laki untuk mempertajam hafalan surah-surah Al-Qur'an mereka. Salah satu surah yang bisa dibaca dalam salat Tarawih adalah Surah al-Ashr, surah ke-103. Terdiri dari tiga ayat, surah ini termasuk mudah dihafal dan banyak dibaca oleh imam-imam yang memimpin salat di masjid.
Kandungan Surah al-Ashr
Mengenai kandungan, mengutip artikel "Tiga Pesan Agar Jadi Muslim yang Selalu Beruntung" dalam laman NU Online, ada tiga inti yang bisa diambil hikmahnya dari Surah al-Ashr ini.
Yang pertama adalah surah tersebut merupakan pernyataan sangat serius dari Allah karena diawali dengan kalimat penegasan atau berupa sumpah. Ayat pertama berbunyi وَالْعَصْرِۙ atau bermakna "demi masa".
Kedua, pokok dari surah al-Ashr merupakan pernyataan dari Allah SWT bahwa manusia benar-benar dalam kondisi kerugian. Oleh sebab itu, Allah mengingatkan kepada umat manusia agar menghargai waktu lantaran waktu sangat luar biasa nilainya.
Sedangkan yang ketiga yakni manusia akan benar-benar merugi apabila tidak melakukan tiga hal. Ketiganya adalah beriman, beramal shalih, dan saling menasihati antar sesama manusia.
Sementara dalam tafsir Mishbah, menurut penjelasan Quraish Shihab, Surah al-Ashr yang diturunkan di Makkah ini merupakan wahyu yang ke-13 yang diterima oleh Nabi Muhammad.
Ayat pertama yang berbunyi وَالْعَصْرِۙ (wal-ashr) dalam penjelasannya menunjukkan masa yang dilalui oleh manusia yakni sejak lahir hingga mengalami kematian.
Sedangkan pada ayat kedua, لْاِنْسَانَ (al-insan) mengacu kepada orang-orang yang sudah dewasa dan berakal, bukan termasuk anak-anak yang belum mukallaf.
Oleh karenanya, yang ditetapkan sebagai manusia yang mengalami kerugian adalah orang yang sudah dewasa. Manusia benar-benar dalam aneka kerugian dan hal ini baru dirasakan setelah masa ashar (dewasa/tua).
Namun, pada ayat berikutnya atau ketiga disebutkan bahwa manusia bisa terbebas dari kerugian tersebut dengan empat langkah, yakni dengan beriman, beramal soleh atau amal baik, serta saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.
Tulisan Arab, Latin, dan Arti Surah al-Ashr
Berikut bacaan surah al-Ashr dalam bentuk tulisan Arab, latin, dan artinya.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالْعَصْرِۙ
wal-'aṣr
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ
innal-insāna lafī khusr
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr.
Artinya
Demi masa.
Sungguh, manusia berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus