tirto.id - Surat al-Humazah merupakan surat yang ke-104 dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri dari sembilan ayat. Surat yang termasuk pendek ini kerap dibaca oleh imam ketika memimpin salat berjamaah, baik salat fardhu maupun tarawih.
Pada bulan ramadan 2020 yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19, masyarakat disarankan untuk melaksanakan salat tarawih di rumah guna menghindari risiko penularan virus corona.
Bagi mereka yang melaksanakan salat tarawih jamaah di rumah bersama keluarga inti dan tidak memiliki banyak hafalan al-Qur'an, surat al-Humazah cocok untuk dibaca saat menjadi imam.
Surat al-Humazah tergolong surat makkiyah atau ayat Al-Qur'an yang turun saat Nabi Muhammad SAW masih bermukim di makkah atau sebelum hijrah ke Madinah.
Kata "Al-Humazah" bermakna pengumpat. Dalam surat al-Humazah terdapat ancaman bagi orang yang suka mencela, mengumpat dan mengumpulkan harta namun tidak menafkahkannya di jalan Allah SWT.
Surat al-Humazah juga menerangkan salah satu dari 7 pintu atau tingkatan neraka, yakni neraka Huthamah yang disebut di ayat keempat. Selain Huthamah, enam tingkatan neraka lainnya ialah Jahanam, Lazha, Sa’ir, Jahim, Saqar, dan Hawiyah.
Mengutip artikel "7 Pintu Neraka dan Calon Penghuninya Menurut Para Ulama Tafsir" oleh M. Tatam Wijaya di laman NU Online, Muqatil ibn Sulaiman menafsirkan bahwa "al-Humazah" adalah pelaku namimah atau orang yang suka mengadu domba dan memakan 'daging bangkai' orang lain karena umpatan-umpatannya.
Calon penghuni neraka disebutkan sebagai orang-orang yang suka mengumpat atau gibah, orang yang suka mengadu domba, dan orang yang terperdaya dengan harta kekayaan di dunia.
Orang-orang yang masuk ke dalam golongan ini menganggap harta bersifat abadi. Padahal, harta dan kekayaan hanya sekedar perhiasan dunia, kecuali digunakan di jalan Allah SWT.
Berikut Bacaan Arab dan Latin Surat al-Humazah beserta artinya:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ - ١
wailul likulli humazatil lumazah
ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ - ٢
allażī jama'a mālaw wa 'addadah
يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ - ٣
yaḥsabu anna mālahū akhladah
كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ - ٤
kallā layumbażanna fil-ḥuṭamah
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ - ٥
wa mā adrāka mal-ḥuṭamah
نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ - ٦
nārullāhil-mụqadah
الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ - ٧
allatī taṭṭali'u 'alal-af`idah
اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ - ٨
innahā 'alaihim mu`ṣadah
فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ࣖ - ٩
fī 'amadim mumaddadah
Artinya:
1. Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela.
2. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.
3. Dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.
4. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah.
5. Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah itu?
6. (Yaitu) Api (azab) Allah yang dinyalakan.
7. Yang (membakar) sampai ke hati.
8. Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka.
9. (sedang mereka itu) Diikat pada tiang-tiang yang panjang.
Penulis: Beni Jo
Editor: Addi M Idhom