Menuju konten utama

Kadin Sebut Industri Tekstil Masih Gagap Tekuni Pembuatan APD

Industri tekstil dalam negeri masih banyak terfokus pada produk pakaian, sedangkan potensi untuk non pakaian belum banyak yang menekuninya.

Kadin Sebut Industri Tekstil Masih Gagap Tekuni Pembuatan APD
Seorang guru mencoba baju alat pelindung diri (APD) yang telah jadi di SMK Negeri 3 Klaten, Jawa Tengah, Kamis (2/4/2020). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/aww.

tirto.id - Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perdagangan Benny Soetrisno menilai industri tekstil dalam negeri masih gagap dalam pembuatan baju hazmat atau alat pelindung diri (APD) untuk para tenaga medis yang menghadapi pasien COVID-19

Menurut Benny, industri tekstil dalam negeri saat ini masih banyak terfokus pada produk pakaian, sedangkan potensi untuk non pakaian belum banyak yang menekuninya.

"Bagaimana untuk tesktil yang non pakaian, masih luas sekali. Sampai hari ini terjadi COVID-19, kita pun gagap menanggapi pembuatan APD karena bahan bakunya kita tidak punya," kata Benny dalam webinar bertajuk "Penyelamatan Industri Tekstil" di Jakarta, Rabu seperti dilansir Antara.

Benny menilai ketidaksiapan industri tekstil dalam pembuatan APD kala itu karena ketiadaan bahan baku, sehingga masih harus impor.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa keterlibatan seluruh pihak untuk memajukan industri sangatlah penting karena selain menciptakan lapangan kerja, industri pada umumnya juga berperan dalam meningkatkan devisa negara.

Untuk memajukan sektor industri, Benny menyebutkan ada tiga pilar yang perlu dioptimalisasi, yakni pembiayaan, "power" dan "main power". Ketiga pilar ini dinilai penting untuk mendorong produk yang dihasilkan industri dapat berdaya saing di pasar global.

"Misalnya lembaga keuangan, produk-produk pembiayaannya masih seperti dulu. Saya mulai industri di tahun '82, ya masih seperti itu, belum ada produk pembiayaan yang baru," kata dia.

Selain itu, harga listrik untuk industri juga masih terbilang mahal dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, sehingga hasil produk menjadi mahal dan kurang berdaya saing di pasar dunia.

Baca juga artikel terkait KADIN

tirto.id - Bisnis
Sumber: Antara
Penulis: Reja Hidayat
Editor: Reja Hidayat