Menuju konten utama

Kabut Asap Karhutla Mengancam Populasi Orang Utan di Kalimantan

Populasi orang utan menyusut drastis karena pembukaan lahan yang menghilangkan habitat asli mereka di hutan-hutan Indonesia.

Kabut Asap Karhutla Mengancam Populasi Orang Utan di Kalimantan
Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) jantan liar yang diperkirakan berumur dua tahun berada di atas pohon usai dikembalikan di Hutan Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Sabtu (10/6). ANTARA FOTO/Septianda Perdana

tirto.id - Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia membawa dampak polusi udara ke negara-negara di sekitarnya, seperti Singapura dan Semenanjung Malaysia.

Strait Times melaporkan, polusi udara ini juga turut membahayakan spesies fauna seperti orang utan dan habitatnya, menurut yayasan peduli lingkungan pada Selasa (17/9/2019).

Kebakaran hutan terjadi di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Pemerintah telah mengerahkan pemadam api dan pesawat pemadam untuk memerangi api yang melahap hutan-hutan di dua pulau tersebut.

Kebakaran, yang diduga disebabkan karena pembakaran ilegal untuk membuka lahan baru ini menyumbang polusi udara di Asia Tenggara.

Yayasan Penyelamatan Orangutan Kalimantan pada Selasa (17/9) menyatakan, asap yang ditimbulkan kebakaran hutan mempengaruhi mamalia besar dalam perawatannya di pusat perawatan maupun di habitat aslinya.

"Asap tebal tidak hanya membahayakan kesehatan staf kami [...] tapi juga 355 orang utan yang sedang kami rawat," kata staf yayasan.

"Sebanyak 37 orang utan muda diduga mengalami infeksi pernapasan ringan," tambahnya.

Hal serupa juga dirasakan pusat penangkaran Samboja Lestari di Kalimantan Timur. Mereka hanya memperbolehkan binatang-binatang beraktivitas di luar ruangan selama beberapa jam sehari.

Populasi orang utan menyusut drastis karena pembukaan lahan yang menghilangkan habitat asli mereka di hutan-hutan Indonesia. Populasi orang utan Kalimantan menyusut dari 288,5 ribu menjadi hanya 100 ribu selama beberapa dekade, berdasarkan data International Union for Conservation of Nature, dikutip NST.

Salah seorang staf di penangkaran orang utan Nyaru Menteng, Kalimantan tengah, Fiet Hayu juga mengatakan orang utan di tempat tersebut mengalami infeksi pernapasan ringan sejak dua bulan lalu.

"[...] terutama orang utan muda, mereka mengalami gejala infeksi pernapasan seperti bersin-bersin, batuk, dan flu," katanya, sebagaimana diwartakan The Star TV.

Orang utan dalam penangkaran tersebut seharusnya akan dikembalikan ke alam begitu mereka dianggap mampu untuk bertahan hidup dan berkembang biak secara mandiri.

Namun, wilayah hutan yang terus berkurang karena pembukaan lahan, terutama untuk perkebunan sawit, membuat hal tersebut menjadi sulit dilakukan.

Polusi asap akibat kebakaran hutan menjadi masalah tahunan di wilayah utara Indonesia dan negara sekitar, namun tahun ini diperparah dengan musim kemarau panjang dan cuaca kering.

Di pulau Kalimantan, yang terdiri dari tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, tingkat polusi udara mencapai titik berbahaya, hingga ratusan sekolah di Indonesia dan Malaysia ditutup.

Baca juga artikel terkait KARHUTLA atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra