Menuju konten utama

Jokowi Sampaikan Belasungkawa atas Korban Bom Kampung Melayu

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menyampaikan belasungkawa Presiden Jokowi atas peristiwa bom di Kampung Melayu. Presiden juga ingin memastikan semua korban sudah mendapatkan perawatan.

Jokowi Sampaikan Belasungkawa atas Korban Bom Kampung Melayu
Petugas Brimob berjaga di area steril lokasi bom di terminal bus Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (24/5). tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id -

Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki menjenguk sejumlah korban ledakan bom di Kampung Melayu, Rabu malam, (24/5/2017). Istana menyampaikan duka mendalam atas kepergian meninggalnya sejumlah korban dalam peristiwa tersebut.

"Hari ini saya ucapkan duka mendalam kepada para korban. Kondisi tadi di dalam ada Ferry anggota Kepolisian dioperasi karena terkena serpihan-serpihan bom. Agung juga luka-luka, Jihan mahasiswa Azzara juga terkena ledakan," kata Teten Masduki usai membesuk para korban, Kamis dini hari (25/5/2017).

Teten memastikan semua korban sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit.

"Alhamdulilah semua korban sudah dapat perawatan yang baik dari pihak RS. Saya sampaikan bela sungkawa atas nama preseden, dan polisi yang sedang dinas menjaga pawai obor menjelang bulan suci yang kemudian terjadi ledakan tentu kita (mengutuk) tindakan teroris ini," jelas Teten Masduki.

Teten menyampaikan permintaan maaf karena Presiden Jokowi masih berada di luar kota sehingga belum bisa menjenguk korban. Namun, menurut Teten, Presiden akan segera menjenguk mendatangi para korban ledakan sesampainya di Jakarta.

"Ini satu teror yang nyata kita bersama masyarakat dan pemerintah harus melawan dari tindakan teroris. Saat ini beliau (Presiden) sedang di luar kota. Presiden juga menyampaikan belasungkawa terhadap korban dan memastikan semua korban dapat perawatan," ujar Teten Masduki.

Dari keterangan yang didapatkan Teten, beberapa korban juga dirawat di beberapa rumah sakit, antara lain RS Hermina, RS. Budhi Asih dan RS. Polri Kramatjati. Teten mengaku telah menemui para keluarga korban di dalam RS Premier.

"Hanya memastikan ini dapat perawatan. Kalau butuh bantuan nanti disampaikan. Keluarga korban juga tabah. Terhadap para pelaku tindakan teror ini kan membuat kita takut. Kita enggak boleh takut. Pemerintah dan pemberantas teroris harus bersatu," tutup Teten Masduki.

RS Premier sekitar pukul 02.30 dini hari akhirnya pihak rumah sakit mengizinkan para pewarta untuk masuk ke dalam Rumah Sakit. Di dalam rumah sakit para pewarta disambut oleh dr. Susan Ananda sebagai quality Manager di rumah sakit.

Dokter Susan lalu memaparkan beberapa data yang ditemukan di rumah sakit. Pasca-ledakan bom di Terminal Kampung Melayu diketahui ada 5 pasien yang ditangani oleh pihak medis di rumah sakit. Dari 5 orang Pasien itu satu di antaranya dinyatakan meninggal dunia yang diketahui adalah anggota dari kepolisian Polda Metro Jaya.

"Ada 5 pasien di sini. Ada anggota polisi dan satu warga sipil yang menjadi yang menderita luka. Dari anggota dan menyatakan ada yang meninggal karena saat datang ke rumah sakit memang sudah meninggal. Sementara untuk 2 pasien main sedang dilakukan observasi lebih dalam dan dua pasien lainnya sedang menjalani operasi," jelas dr Susan Ananda di dalam Gedung RS Premiere.

Dari keterangan Susan disebutkan bahwa anggota kepolisian yang meninggal bernama Brigadir Taufan. Sementara untuk pasien lain yang mengalami luka cukup serius adalah Ferry Nurcahaya, salah satu anggota kepolisian Polda Metro Jaya.

Sementara ada warga sipil di lokasi yang juga menjadi korban yaitu Agung Nugroho dan Jihan seorang mahasiswi yang kebetulan lewat di sekitar tempat kejadian perkara. Luka parah juga dirasakan Yogi Aryo salah satu anggota kepolisian dia mengalami luka di sekujur kaki dan juga badannya.

"Dari keterangan yang kita terima dua pasien yang mengalami operasi adalah Agung Nugroho seorang masyarakat sipil dan Yogi Aryo salah satu anggota kepolisian Polda Metro Jaya. Untuk Ferry dan Jihan tidak kan sudah selesai. Jihan tinggal masuk proses recovery. Dia hanya terkena pecahan di bagian badan dan tangan,"jelas Susan.

Masih menurut Susan, biaya para pasien korban ledakan bom Kampung Melayu untuk para polisi ditanggung oleh Korps Kepolisian. Sedangkan untuk para sipil biaya ditanggung oleh dinas kesehatan atau Suku Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

"Untuk anggota ditanggung polisi sipil sudah koordinasi dengan bagian Dinkes dan Suku Dinas Kesehatan terkait," jelas Susan.

Untuk korban di RS Hermina Jatinegara, sekitar pukul 01.52 Kamis (25/5/2017) sudah dipindah ke RS Polri. Mobil ambulans putih berplat nomor 1252-18 dari RS Polri terlihat datang di RS. Hermina, Jatinegara Jakarta Timur. Sekitar satu jam kemudian, pada pukul 02.45, satu mobil ambulans hitam berplat nomor 1252-18 dari RS. Polri kembali datang.

Kedua mobil ambulans tersebut guna membawa kedua polisi yang menjadi korban bom Kampung Melayu. Keduanya yakni M. Zukron (21) dari Babakan, Sukatani dan Pandu (21) dari Perumahan angkatan darat Cibubur.

Pada pukul 03.00 kedua korban dibawa ke RS Polri dan menyisakan satu korban lainnya dari masyarakat sipil yang masih menjalani operasi. Dengan demikian untuk saat ini, RS Hermina kosong pengawalan polisi.

Korban bernama Pandu dibawa dengan beserta tempat tidur pasien. Pandu berbanding dengan kain hijau menutup sekujur badan. Sedangkan korban lainnya, Zukron, masuk ke mobil ambulan dengan menggunakan kursi roda, nampak tangan kanannya dibalut dan lengan kiri di infus.

Menurut salah satu petugas kepolisian dari Polres Jakarta Timur yang enggan disebut nama, kedua polisi yang menjadi korban keduanya didampingi keluarga masing-masing.

"Lengkap semua, lengkap (keluarganya)," ujar petugas Polres Jakarta Timur, Kamis dini hari, (25/5/2017).

Baca juga artikel terkait BOM KAMPUNG MELAYU atau tulisan lainnya dari Dimeitry Marilyn

tirto.id - Hukum
Reporter: Dimeitry Marilyn
Penulis: Dimeitry Marilyn
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti