Menuju konten utama

Jokowi di KTT ASEAN: Tak Ingin Kesatuan Hanya jadi Mantra Kosong

Jokowi di sidang KTT ASEAN sebut "Saya tidak ingin kesatuan dan sentralitas ASEAN hanya jadi mantra kosong."

Jokowi di KTT ASEAN: Tak Ingin Kesatuan Hanya jadi Mantra Kosong
Presiden Jokowi di KTT ASEAN. Foto/Biro Pers Sekretariat Presiden

tirto.id - Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya negara-negara ASEAN untuk memelihara persatuan dan kesatuan. Jokowi menilai ASEAN memiliki dua tantangan berat dari eksternal dan internal.

Pertama, tantangan eksternal bagaimana ASEAN menavigasi rivalitas kekuatan besar yang semakin tajam. Kedua, tantangan internal yaitu bagaimana memastikan ASEAN tetap relevan dan patuh terhadap piagam ASEAN, serta menyelesaikan krisis di Myanmar. Ia menyoalkan sikap kebersamaan negara ASEAN dalam menghadapi konflik tersebut.

“Semua tantangan ini hanya dapat dihadapi bila ASEAN bersatu dan kuat. Pertanyaannya, apakah kita masing-masing sudah berupaya maksimal mungkin untuk memelihara kesatuan dan sentralitas ASEAN? Saya tidak ingin kesatuan dan sentralitas ASEAN hanya jadi mantra kosong,” tegas Jokowi saat menyampaikan pengantarnya pada Sidang Pleno KTT ASEAN ke-40 di Hotel Sokha, Phnom Penh, Jumat, 11 November 2022.

Mantan Wali Kota Solo ini menilai, para pemimpin ASEAN harus memahami penyelesaian masalah tersebut secara konkret. Ia beralasan, kredibilitas dan relevansi ASEAN bergantung pada kesatuan dan sentralitas ASEAN.

Dalam pertemuan tersebut setidaknya tiga poin penting yang disampaikan Presiden Jokowi dalam sesi pleno tersebut. Pertama, Jokowi mendorong untuk menjalankan Piagam ASEAN seutuhnya. Piagam ASEAN harus menjadi pegangan untuk bergerak maju, oleh karenanya, Piagam ASEAN harus diterapkan dalam satu keutuhan dan tidak tebang pilih.

“Piagam ASEAN harus menjadi dasar pengambilan keputusan dalam situasi darurat, termasuk situasi di Myanmar. Jika ASEAN gagal ambil langkah maka kredibilitas ASEAN dipertaruhkan,” jelas Jokowi.

Kedua, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengajak penguatan kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN. Ia menilai tantangan dunia akan semakin berat dalam 20 tahun ke depan. Oleh karena itu, ASEAN berbenah dan perkuat institusi dan kapasitas.

“Kita harus tetapkan ASEAN 2045 yang lebih adaptif, responsif, dan berdaya saing. ASEAN harus mampu merespons dinamika ini agar tetap relevan. Saya harap Gugus Tugas Tingkat Tinggi (HLTF) dapat menyampaikan rekomendasi mengenai ASEAN 2045 dan penguatan institusi ASEAN,” ucap Jokowi.

Ketiga, Jokowi menilai ASEAN perlu memperkuat peran mereka dalam mewujudkan kawasan yang tangguh. Ketangguhan ASEAN akan dinilai dari cara ASEAN membangun ketahanan pangan dan energi, kemandirian kesehatan, hingga stabilitas keuangan kawasan.

“Konsep kerja sama dalam bidang-bidang tersebut harus jelas dan terus diperkuat. ASEAN harus menjadi agenda-setter dalam memajukan prioritas-prioritas tersebut,” kata Presiden Jokowi.

Di akhir pengantarnya, Jokowi mengajak pemimpin ASEAN untuk membuktikan kepada rakyat ASEAN dan dunia, bahwa ASEAN matters dan relevan.

“Tetap menjadi jangkar stabilitas kawasan dan tetap menjadi pusat pertumbuhan kawasan dan dunia. ASEAN matters, epicentrum of growth,” tutup Jokowi.

Baca juga artikel terkait KTT ASEAN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz