Menuju konten utama

Jokowi: Catin Harus Dibekali Pengetahuan Cegah Stunting

Jokowi ingin ada pendamping calon pengantin yang fokus memberikan pemahaman tentang pencegahan stunting.

Jokowi: Catin Harus Dibekali Pengetahuan Cegah Stunting
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Gubernur NTT Viktor B Laiskodat (kedua kanan) dan Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore (kanan) meninjau taman wisata baru dan kuliner di Pantai Kelapa Lima, Kota Kupang, NTT, Kamis (24/3/2022). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/rwa.

tirto.id - Presiden Joko Widodo ingin calon pengantin (catin) diberi pemahaman pencegahan stunting atau kekurangan gizi pada anak. Tumbuh kembang anak di masa awal kehidupan sangat bergantung pada pemahaman orang tua.

Hal itu disampaikan Jokowi saat meninjau dan mengevaluasi penanganan stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, Kamis (24/3/2022).

"Kita harapkan saya lihat di lapangan stunting tidak hanya urusan gizi anak tapi dimulai dari calon pengantin yang harus disiapkan, agar mereka tahu apa yang harus disiapkan sebelum nanti menikah dan sebelum hamil. Harus mengerti betul apa yang dilakukan," kata Jokowi usai peninjauan.

Jokowi khawatir belum semua pengantin paham soal gizi anak meski punya uang banyak. Ia tidak ingin para pengantin tidak paham sehingga anak kekurangan gizi dan mengarah pada stunting. Oleh karena itu, Jokowi ingin ada pendampingan pada calon pengantin agar pasangan tahu kebutuhan gizi anak setelah menikah.

Kedua, Jokowi ingin target intervensi sebesar 14 persen di tahun 2024 tercapai. Ia mengaku, intervensi tidak hanya berbentuk pemberian makanan tambahan dan gizi anak, tetapi juga peninjauan langsung ke lapangan.

"Tadi intervensi terhadap gizi anak stunting agar target kita 14 persen di 2024 tercapai, kita tidak hanya intervensi urusan pemberian makanan tambahan dan gizi anak. Tapi saya juga melihat langsung di lapangan rumah-rumah yang kita tahu rata-rata memang yang stunting tinggal di rumah yang tidak layak huni dan ini juga yang akan kita intervensi," jelas dia.

Menurut Jokowi, upaya penyelesaian masalah stunting di NTT penuh tantangan. Namun ia yakin masalah stunting bisa ditangani jika upaya intervensi dilakukan secara terpadu.

"Saya kira kalau intervensinya terpadu, termasuk juga urusan air di NTT urusan air bukan perkara mudah, itu juga dikerjakan terpadu semuanya yang akan menyebabkan target yang ingin kita raih 14 persen tercapai," tutur Jokowi.

"Tanpa kerja terpadu dari pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, pemerintah pusat, dan seluruh masyarakat saya kira sangat sulit mencapai target yang kita tentukan," kata Jokowi.

Selain meninjau langsung, Jokowi juga menyempatkan diri berbincang dan memberikan arahan kepada gubernur, para bupati dan walikota di NTT.

Ia menegaskan bahwa sumber daya manusia mempengaruhi kemajuan negara. Oleh karena itu, masalah stunting dan gizi harus mendapat atensi seperti pendampingan kepada calon pengantin soal pemahaman gizi.

"Termasuk juga pengukuran, penimbangan untuk bayi-bayi yang baru lahir, pemberian makanan tambahan, tambahan gizi, dan target kita di 2024 harus sudah di bawah 14 persen," kata Jokowi saat memberikan pengarahan.

"Saya sangat senang tadi disampaikan bupati dan wali kota dengan angka-angka yang sudah disampaikan saya akan lihat nanti di 2023 dan akan saya tagih di 2024. Saya minta seluruh gubernur, bupati, wali kota di seluruh Tanah Air juga akan saya sampaikan hal yang sama bahwa jangan sampai target angka 14 persen itu luput. Harus tercapai," pungkas Jokowi.

Baca juga artikel terkait PENCEGAHAN STUNTING atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Fahreza Rizky