Menuju konten utama

Jenis Ikan yang Bagus Buat Bayi dan Tidak Boleh untuk MPASI

Apa saja jenis ikan yang bagus buat bayi dan tidak boleh untuk MPASI? Berikut daftarnya.

Jenis Ikan yang Bagus Buat Bayi dan Tidak Boleh untuk MPASI
Ilustrasi MPASI. foto/istockphoto

tirto.id - Banyak jenis ikan yang bagus untuk bayi usia 6 bulan, 9 bulan, hingga 1 tahun atau lebih. Pada fase awal pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI) tersebut, ikan bisa menjadi sumber nutrisi penting yang mendukung tumbuh kembang bayi.

Salmon merupakan salah satu ikan yang baik untuk MPASI. Adapun jenis-jenis ikan yang bagus untuk MPASI selain Salmon adalah kakap, kembung, tuna, mujair, lele, tongkol dan masih banyak lagi lainnya.

Namun, ada juga beberapa jenis ikan yang tidak boleh untuk MPASI. Penyebabnya adalah kandungan merkuri yang kelewat tinggi pada sebagian jenis ikan.

Mengutip data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), contoh ikan yang tidak layak untuk bayi karena kandungan merkurinya tinggi adalah hiu dan marlin.

Menghindari ikan dengan kadar merkuri tinggi untuk MPASI memang penting. Namun, tak boleh diabaikan, banyak jenis ikan air tawar maupun ikan laut termasuk aman sekaligus mengandung nutrisi tinggi bagi bayi.

"Ikan bagian dari pola makan sehat, serta memberikan nutrisi penting selama kehamilan, menyusui, masa kanak-kanak dan usia dini yang dapat mendukung perkembangan otak bayi, [seperti kandungan] Omega-3, lemak omega-6, yodium (saat kehamilan), zat besi, serta kolin. Kolin pun mendukung perkembangan sumsum tulang belakang bayi."

"Ikan juga mempunyai zat besi dan seng untuk mendukung sistem kekebalan tubuh anak. Ikan juga sumber alternatif buat nutrisi, [seperti] protein, vitamin B12, vitamin D, hingga selenium," tulis FDA dalam publikasinya berjudul, Food Safety For Pregnant Women, Their Unborn Babies, and Children Under Five (2022).

Anjuran memanfaatkan ikan untuk MPASI juga sudah sering diserukan lembaga-lembaga kesehatan di Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), misalnya, sejak lama telah menyarankan ikan menjadi bahan MPASI sedari bayi berusia 6 bulan.

Kekhawatiran ikan bisa memicu alergi pada bayi juga disanggah oleh IDAI. Melalui artikel "Memberi Makan pada Bayi: Kapan, Apa, dan Bagaimana?" di laman resmi IDAI, dr Lina Ninditya dan dr Siti Rayhani Fadhila menulis pemberian ikan pada bayi tak perlu ditunda.

"Penundaan pemberian ikan dan telur sampai usia [bayi mencapai] 1 tahun tidak berguna untuk mencegah alergi," terang dr Lina Ninditya dan dr Siti Rayhani Fadhila.

Ikan memang termasuk makanan alergen yang paling umum. Hanya saja, meskipun pada masa lalu banyak ahli merekomendasikan penundaan memberikan makanan alergen pada bayi, mayoritas hasil riset terbaru menyimpulkan hal yang berbeda.

"Konsensus saat ini adalah tidak ada bukti kuat yang mendukung penundaan pengenalan makanan untuk mencegah perkembangan alergi makanan," tulis Dr Ran D. Goldman dan 2 rekannya dalam laporan riset, "Early Exposure to Food and Food Allergy in Children" di Jurnal Canadian Family Physician (2014).

Sejumlah bukti terbaru justru memperkuat dugaan, pengenalan makanan alergen ke bayi berguna untuk mencegah alergi. Namun, temuan itu masih perlu riset lebih lanjut.

Laporan Healthline menyebutkan, banyak ahli menyarankan pemberian makanan alergen untuk MPASI berfokus pada satu jenis dahulu selama waktu tertentu. Misalnya, mencoba ikan tertentu untuk MPASI dalam beberapa hari, baru kemudian berganti ke jenis lainnya.

Dengan memperkenalkan satu jenis alergen potensial tiap beberapa hari, orang tua dapat memantau reaksi alergi pada buah hatinya. Metode ini dapat mempermudah identifikasi pemicu alergi pada bayi.

Jenis Ikan Lokal yang Baik untuk MPASI

Beragam jenis ikan air tawar maupun laut layak menjadi bahan pelengkap MPASI. Banyak di antaranya termasuk ikan konsumsi yang mudah ditemukan di pasar Indonesia. Belum lama ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bahkan merilis kampanye pemanfaatan ikan lele sebagai bahan MPASI untuk mencegah stunting.

MPASI adalah makanan pelengkap yang diberikan pada bayi saat ASI tak lagi mencukupi kebutuhan nutrisinya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan supaya MPASI diberikan sejak bayi berumur 6 bulan dengan tetap diiringi pemberian ASI hingga usianya 24 bulan.

Dalam rekomendasinya di Global Strategy for Infant and Young Children Feeding (2003) tersebut, WHO pun menyarankan pemberian MPASI disesuaikan dengan pola konsumsi warga lokal. Hal ini untuk memastikan semua bayi berusia 6 bulan ke atas memperoleh MPASI dan terhindar dari manutrisi.

WHO mengingatkan kebiasaan makan merupakan produk budaya sehingga keberhasilan penerapan rekomendasi di atas perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing negara.

Maka dari itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) maupun Kemenkes RI menekankan penggunaan pangan lokal untuk MPASI. Selain tidak kalah gizinya, pangan lokal mudah diperoleh sehingga bisa diakses oleh semua kalangan masyarakat.

Petunjuk Teknis (Juknis) Pemberian Makanan Tambahan Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil terbitan Kemenkes RI pada 2023, memberikan petunjuk lebih detail, yakni MPASI sebaiknya dibuat dari menu makanan keluarga.

"MPASI adalah makanan yang diolah dari bahan lokal, yang tersedia di rumah, dan tepat digunakan sebagai makanan bayi mulai usia 6 bulan," demikian definisi MPASI di Juknis tersebut.

Juknis dari Kemenkes juga memuat daftar jenis ikan lokal sumber protein hewani tinggi yang bisa melengkapi bahan MPASI. Pemberian MPASI dengan bahan ikan-ikan tersebut tetap perlu dibarengi makanan penyuplai jenis nutrisi lainnya, seperti karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dengan porsi seimbang.

Merujuk pada Juknis dari Kemenkes RI tersebut, berikut daftar jenis ikan lokal yang baik untuk MPASI:

  • Ikan kembung
  • Ikan lele
  • Ikan tuna
  • Ikan tongkol
  • Ikan gabus
  • Ikan kakap
  • Ikan mas
  • Ikan patin
  • Ikan mujair
  • Ikan teri
  • Ikan cakalang
  • Ikan lemuru
  • Ikan tenggiri
  • Ikan Selar kering
  • Ikan Sepat kering
  • Belut
  • Ikan asin kering
  • Ikan pindang

Di luar daftar tersebut, masih banyak lagi jenis ikan lokal yang bagus untuk MPASI. Para orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi di fasilitas kesehatan terdekat untuk meminta saran jenis ikan lokal yang bagus untuk bayi.

Jenis Ikan Laut yang Bagus untuk MPASI

Ikan laut layak menjadi sumber utama protein hewani yang bagus untuk MPASI. Ikan laut dikenal kaya dengan nutrisi seperti omega‐3 (DHA), Omega‐6, kalsium, phospor, hingga zat besi.

Di antara kelebihan ikan dibandingkan sumber protein hewani lainnya adalah kandungan omega‐3 (DHA) tinggi yang berguna mendukung kecerdasan otak anak.

Dalam pernyataannya yang dilansir laman ugm.ac.id, Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz pernah menerangkan, sejumlah jenis ikan laut punya kandungan Omega-3 cukup tinggi, terutama ikan salmon dan ikan kakap merah.

Meskipun demikian, ada juga ikan air tawar dengan kandungan Omega-3 yang tergolong tinggi, seperti ikan lele dan ikan gabus.

Menukil dari buku Biokimia Produk Perikanan karya Eddy Suprayitno dkk (2021: 94), ikan laut cenderung mengandung golongan asam lemak Omega-3 lebih tinggi daripada ikan air tawar. Sebaliknya, ikan air tawar punya lebih banyak asam lemak tidak jenuh Omega-6.

Di sisi lain, 2 jenis lemak esensial itu sama-sama penting buat mendukung perkembangan otak anak.

Lantas, apa saja jenis ikan laut yang bagus untuk MPASI?

Mengutip isi dokumen Modul Pelatihan Pelatih Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (2022) terbitan Kemenkes RI, sejumlah jenis ikan laut dalam terbukti mengandung asam lemak esensial (Omega-3 dan Omega-6).

Daftar jenis ikan laut dalam yang bagus untuk MPASI itu adalah:

  • Ikan Salmon (kandungan per 100g: 20g protein & 6-10,4g lemak)
  • Ikan Tuna (kandungan per 100g: 36,5g protein & 2,2g lemak)
  • Ikan Kembung (kandungan per 100g: 21,3g protein & 3,4g lemak)
  • Ikan Tongkol (kandungan per 100g: 13,7g protein & 1,5g lemak)
  • Ikan Sarden (kandungan per 100g: 19,9g protein & 1,8g lemak)
  • Ikan Kerapu (kandungan per 100g: 19,3g protein & 1,02g lemak)
  • Ikan Tenggiri (kandungan per 100g: 21,4g protein & 3,3g lemak)

*Kandungan nutrisi berdasarkan data di laman panganku.org dan fatsecret.co.id.

Jenis Ikan yang Tidak Boleh untuk MPASI

Beberapa jenis ikan tidak disarankan untuk menjadi bahan MPASI. Penyebabnya adalah kandungan merkuri yang kelewat tinggi di ikan-ikan tersebut.

Publikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) yang bertajuk "Advice About Eating Fish" menginformasikan, setidaknya ada 8 jenis ikan dengan kandungan merkuri tinggi yang tidak layak untuk konsumsi anak usia 1-11 tahun.

Daftar 8 jenis ikan yang memiliki kandungan merkuri tinggi itu adalah:

  • Ikan tuna mata besar
  • Ikan tuna sirip biru
  • Ikan king mackerel (tenggiri raja)
  • Ikan marlin
  • Ikan Hiu
  • Swordfish (ikan todak)
  • Tilefish (ikan jabad)
  • Ikan orange roughy.

Melalui publikasi yang sama, FDA menyarankan volume konsumsi ikan bagi anak usia 1-3 tahun tidak lebih dari 1 ons per porsi. FDA juga menganjurkan agar ikan tidak diberikan dalam kondisi mentah kepada bayi dan anak-anak.

Hal lainnya yang perlu dihindari dalam pemberian ikan untuk MPASI adalah penggunaan zat berbahaya untuk pengawet. Karena itu, ikan yang terindikasi mengandung formalin harus dihindari untuk MPASI.

Baca juga artikel terkait MPASI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Iswara N Raditya