Menuju konten utama

Jemaat Keuskupan Maumere Gelar Misa Requiem Paus Fransiskus

Umat yang mencapai ratusan orang itu menggelar misa untuk menghormati Paus Fransiskus dan mengikuti keteladanan Paus.

Jemaat Keuskupan Maumere Gelar Misa Requiem Paus Fransiskus
Misa requim mengenang Paus Fransiskus digelar Keuskupan Maumere, pada Senin (28/04/2025) sore. tirto.id/Mario Sina.

tirto.id - Ratusan umat Keuskupan Maumere dan puluhan imam berkumpul dalam suasana duka untuk merayakan misa requiem bagi Paus Fransiskus yang berlangsung di Gereja Katedral Santo Yoseph Maumere, Senin (28/04/2025) sore. Misa rekuiem ini dipimpin oleh Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Pr, bersama para imam konselebran.

Dalam homilinya, Sekretaris Keuskupan Maumere, R.D. Yakobus Dionisius Migo, mengatakan, Paus Fransiskus meninggal persis saat tengah merayakan Tahun Yubileum 2025. Bagi Yakobus, hal ini bukan kebetulan karena Paus Fransiskus memberi harapan bagi gereja lewat gaya kepemimpinannya yang berakar dari spiritualitas Santu Fransiskus dari Asisi sejak dilantik 13 Maret 2013 lalu.

R.D.Dionisius Migo, menyoroti tiga pokok teladan Paus Fransiskus. Pertama, kesederhanaan yang mempersatukan gereja. Paus Fransiskus sangat mencintai persatuan dalam gereja, sejalan dengan seruan Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:satu tubuh dan satu roh.

Seruan satu tubuh dan satu roh dalam bacaan pertama Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus menjiwai seluruh perjalanan dan karya pastoral Paus Fransiskus.

Ia menunjukkan kesatuan dengan tubuh gereja itu dan kami alami ketika tiba di rumah pada Agustus 2020 akibat serangan pandemi Covid-19, Vatikan sangat sepih dari peziarah dan Kota Roma menjadi begitu sunyi. Namun, Paus Fransiskus berdoa secara khusus agar pandemi segera berakhir. Paus ppun menyerukan kepada seluruh dunia agar berdoa yang sama. Perjuangan untuk menyatukan seluruh anggota gereja tidak hanya dengan seruan-seruan tetapi juga yang paling kuat yakni kesederhanaannya, dengan teladan.

"Saat pertama kali melihat Paus Fransiskus, saya penasaran mengapa Bapa Paus tidak mengenakan sepasang sepatu merah kepausan, yang digunakan oleh paus-paus sebelumnya," kata R.D.Dionisius Migo, Senin.

"Untuk mengatasi rasa penasaran ini, maka saya bertanya kepada seorang profesor yang menghantar saya mengikuti audiensi untuk pertama kali bersama Bapa Paus Fransiskus. Ternyata dari beliau saya temukan bahwa sejak pertama terpilih menjadi paus, Paus Fransiskus sudah memilih untuk mengenakan sepatu yang pada saat itu sedang dia pakai, sepatu hitam biasa tanpa harus mengenakan sepatu yang baru. Ia yang membuat saya mulai paham bahwa kesederhanaan itu melekat dengan pribadinya dan kesederhanaan itu ia sendiri," ungkap R.D.Dionisius Migo.

Kedua adalah kepedulian yang merawat nafas ilahi dalam kehidupan. Paus Fransiskus menunjukkan kepeduliannya melalui budaya perjumpaan, spirit perjumpaan dengan melakukan 47 kunjungan apostolik di 66 negara.

Tugas utama seorang gembala, kata R D.Dionisius, adalah merawat nafas ilahi yang dihembuskan Tuhan kepada-Nya, tugas yang dijalankan Paus Fransiskus dengan penuh kesungguhan

Ketiga, spontanitas dalam menghargai perbedaan. Paus diyakini bukan hanya sekedar bunyi, bukan hanya sekedar omong atau melepaskan kata-kata. Sebab, kata-kata yang Paus Fransiskus gunakan bernuansa persaudaraan dan sangat penuh dengan warna kebijaksanaan.

Dalam wawancara secara live dengan Rai Uno, salah satu stasiun televisi yang sangat terkenal di Italia, saat ditanya apakah Bapa Paus memiliki sahabat, Paus menjawab, "saya memiliki sahabat tapi sedikit, tidak banyak, tetapi mereka itu sahabat-sahabat yang sesungguhnya".

R. D. Dionisius Migo pun menekankan pilihan Paus Fransiskus untuk tinggal di Casa Santa Marta, bukan di apartemen seperti para paus sebelumnya.

"Para paus sebelumnya memiliki ruang khusus untuk paus karena mereka orang kudus sedangkan saya ini hanya seorang pendosa," ungkapnya dengan rendah hati.

Baca juga artikel terkait PAUS FRANSISKUS MENINGGAL atau tulisan lainnya dari Mario Wihelmus PS

tirto.id - Flash News
Kontributor: Mario Wihelmus PS
Penulis: Mario Wihelmus PS
Editor: Andrian Pratama Taher