tirto.id - Kurang dari sepekan memasuki bulan Ramadan, harga minyak goreng di pasar tradisional mengalami kenaikan. Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional mencatat harga minyak goreng curah di pasar tradisional di sejumlah daerah.
Misalnya, di Maluku Utara harga minyak goreng curah mencapai Rp25.500/kg, Sulawesi Tenggara Rp25.000/kg, Gorontalo Rp24.650, Jawa Barat Rp22.600/kg, Kalimantan Barat Rp22.150/kg, DKI Jakarta Rp21.850/kg.
Menanggapi adanya kenaikan harga minyak goreng curah di pasaran, Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan mengatakan, permasalahan utama dari naiknya harga minyak curah di pasar tradisional adalah kuota distribusi yang berkurang.
“Curah ini memang pendistribusiannya masih mengalami ketersendatan di tingkat distributor. Makanya minyak goreng curah ini belum rata di pasaran. Maka harganya masih di atas Rp20 ribu. Bahkan yang tertinggi itu sampai Rp22-23 ribu tentu implementasi kebijakan pemerintah itu belum sesuai dengan harapan karena masih di atas HET. Kalau pemeirntah mau menstabilkan harga, seharusnya fokus pada pendistribusian minyak goreng curah,” jelas dia kepada Tirto, Senin (28/3/2022).
Reynaldi menjelaskan, saat pemerintah menentukan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng curah menjadi Rp 14.000 per liter atau setara Rp 15.500 per kilogram secara perlahan sudah terjadi pergeseran konsumen karena harga antara minyak curah dan kemasan terpaut jauh.
Namun, pada implementasinya saat ini distribusi minyak goreng curah juga mengalami permasalahan. Kasusnya sama seperti minyak goreng kemasan pada yang sempat menghilang saat pemerintah menetapkan HET.
“Ini kan segmentasinya mau lari ke curah semua. Karena kemasan sudah mulai tinggi di atas Rp23 ribu. Tapi ternyata fakta di lapangan satu minggu ini Cuma 1-2 tangki yang datang ke pasar biasanya 4 tangki minyak goreng. Sebelum ada implementasi kebijakan HET untuk curah aja ya biasanya yang dateng ke pasar itu ada 4 tangki loh, seminggu 4 kali pengiriman,” jelas dia.
Maka dari itu, ia meminta pemerintah melakukan antisipasi sebelum kenaikan dan kelangkaan minyak goreng terjadi selama Ramadan.
“Sekarang kalau kita lihat permintaan tinggi di bulan Ramadan nanti untuk itu pemerintah harus keluarkan semua ketersediaan yang ada stok yang ada semuanya dikeluarin. Banjirin pasar. Agar stabilitas terjadi agar masyarakat kecil bisa menjangkau harga minyak goreng. Permaslahan distribusi ini harus diselesaikan dulu pokokya,” tandas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Restu Diantina Putri