tirto.id - Jadwal hari Tarwiyah dan Arafah sebaiknya diketahui umat Islam, karena berkaitan waktu pelaksanaan puasa sunah di bulan Dzulhijjah. Berikut ini keutamaan dan amalan sunah di hari Tarwiyah dan Arafah yang dapat dilakukan kaum muslim.
Berdasarkan keputusan Kemenag, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU), 1 Zulhijah 1445 H telah jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024. Berkaitan itu, jadwal hari Tarwiyah, Arafah, dan Idul Adha akan bertepatan pada:
- Hari Tarwiyah 1445 H: Sabtu, 15 Juni 2024 (8 Zulhijah 1445 H)
- Hari Arafah 1445 H: Minggu, 16 Juni 2024 (9 Zulhijah 1445 H)
- Hari Raya Idul Adha 1445 H: Senin, 17 Juni 2024 (10 Zulhijah 1445 H).
Keutamaan Hari Tarwiyah dan Arafah
Hari Tarwiyah dan Arafah adalah bagian dari 10 hari pertama bulan Zulhijah yang dicintai Allah Swt. Rasulullah Saw. dalam sebuah hadis dari Ibnu Abbas Ra. bersabda mengenai keutamaan 10 hari pertama Zulhijah sebagai berikut:
“Tidak ada hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama daripada jihad di jalan Allah?” Rasulullah menjawab, “Termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apapun dari jiwa dan hartanya karena ia mati syahid di medan jihad,” (HR al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Hari Arafah adalah hari ketika para jemaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim disebutkan, Allah Swt. pada hari Arafah membebaskan banyak hambaNya dari neraka sebagai berikut:
“Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba dari neraka sebanyak yang Ia bebaskan pada hari arafah,” (HR Muslim).
Contoh amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan di hari Tarwiyah dan Arafah adalah puasa sunah. Dalam sebuah hadis dari Ibnu An-Najjar dan Abdullah bin Abbas, Rasulullah Saw. pernah bersabda mengenai keutamaan puasa Tarwiyah sebagai berikut:
"Puasa di hari Tarwiyah [8 Dzulhijjah] akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah [9 Zulhijah] akan mengampuni dosa dua tahun," (HR. Tirmidzi).
Akan tetapi, terdapat sejumlah ahli hadis yang menilai hadis puasa Tarwiyah di atas lemah. Meskipun demikian, dalil di atas tetap dapat digunakan dengan menekankan pada fadhailul a’mal (keutamaan amal).
Di sisi lain, keutamaan pelaksanaan puasa Arafah dijelaskan dalam sebuah hadis dari Abu Qatadah Ra. Rasulullah Saw. bersabda sebagai berikut:
“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura [10 Muharram] menghapuskan dosa setahun yang lepas,” (HR. Muslim).
Selain puasa sunah, amalan lain yang dapat dikerjakan pada hari Tarwiyah dan Arafah ialah memperbanyak bacaan tahlil, takbir, dan tahmid serta bersedekah. Dalam sebuah hadis dari Umar Ra, Rasulullah Saw. bersabda sebagai berikut:
"Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari [Dzulhijjah] ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid," (HR. Ahmad).
Bersedekah di bulan Zulhijah sama mulianya dengan memberi kepada sesama pada bulan Ramadan. Rasulullah Saw. dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari menjelaskan perihal sedekah di bulan Zulhijah sebagai berikut:
”Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah,” (HR. Bukhari 1912 dan Muslim 1089).
Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah
Salah satu tata cara pelaksanaan puasa Tarwiyah dan Arafah adalah membaca niat, baik di malam hari maupun siang hari sebelum mengonsumsi apapun. Berikut ini niat puasa Tarwiyah dan Arafah:
1. Niat Puasa Tarwiyah
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latinnya:
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta‘ala.
Artinya:
"Saya berniat puasa sunnah tarwiyah karena Allah taala."
2. Niat Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latinnya:
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya:
"Saya berniat puasa sunnah Arafah karena Allah taala."
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani