tirto.id - Film KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni mendapatkan penayangan perdana di bioskop Indonesia mulai 29 Desember 2022. Ceritanya tidak jauh beda dengan film pertama, KKN di Desa Penari yang hadir April 2022. Namun, film terbaru ini menjadi bertambah panjang hingga durasi 2 jam 55 menit untuk menyelesaikan seluruh alur ceritanya.
Adegan yang ada di film KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni adalah gabungan scene yang ada di film pertama, ditambah adegan tambahan baru yang belum ada di tayangan sebelumnya. Penambahan durasinya mencapai 40 menit. Konten yang terdapat dalam sesi 40 menit tersebut meliputi proses syuting ulang dan materi syuting di tahun 2020 yang belum dimasukkan dalam cerita film.
Akibat dari penambahan adegan adalah hadirnya beberapa pemain baru seperti aktris senior Lydia Kandou. Mantan istri Jamal Mirdad tersebut memerankan karakter ibu Widya. Salah satu scene dari Lidya yaitu memberikan pesan pada Widya yang hendak menjalankan KKN dengan pesan bermakna misterius.
Sementara itu, jajaran pemain utama masih sama seperti film pertama. Mengutip IMDb, di antara mereka ada nama Tissa Biani Azzahra, Achmad Megantara, Calvin, Jeremy, dan Adinda Thomas. Kisah dalam film ini merupakan saduran dari cerita viral karya SimpleMan yang disusun ulang Lele Laila dan Gerald Mamahit.
Pada film KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni dikisahkan sekelompok mahasiswa melakukan aktivitas Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa terpencil. Namun, anggota KKN yang bernama Nur dan Widya dihantui dengan berbagai kejadian mistis. Salah satunya yaitu hadirnya hantu penari cantik yang membuat mereka semua berisiko tidak bisa keluar dari desa tersebut.
Sinema besutan sutradara Awi Suryadi ini produksinya berada di bawah naungan MD Pictures. Film pertama yang lalu telah menembus 8 juta penonton dalam rentang tiga pekan usai dirilis. Film terbaru ini memiliki kans yang sama untuk bisa menyamai raihan penonton yang banyak.
Sinopsis Film KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni
Mengutip laman CGV, film KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni bercerita mengenai sekelompok mahasiswa yang memiliki tugas untuk menjalankan KKN dari kampusnya. Mereka adalah Widya, Nur, Ayu, Bima, Anton, dan Wahyu.
Saat hendak berangkat, Widya berpamitan dengan ibunya. Sang ibnu menitipkan pesan dengan kalimat, “Air selalu mengalir ke Timur, di Timur semua hal berkumpul, dari yang baik sampai yang buruk hingga yang paling buruk.” Widya tidak terlalu paham dengan kalimat tersebut, tetapi sebenarnya berisi pengingat mengenai sesuatu yang ada di desa ujung timur tempat lokasi KKN.
Sewaktu datang di sana, suasana tampak baik-baik saja. Namun, Nur dan Widya mulai ditampakkan oleh hal-hal gaib. Mereka mendengar suara gamelan dan muncul sosok penari cantik.
Tetua desa yang dijuluki Mbah Buyut mengatakan bahwa sosok hantu penari yang paling sering mengganggu Widya memiliki panggilan Badarawuhi. Hantu ini bahkan memiliki kemampuan untuk merasuk ke dalam tubuh.
Hingga akhirnya, salah seorang di antara anggota KKN ternyata menjalin perjanjian dengan hantu penari. Akibatnya, justru mereka semua terancam tidak bisa keluar lagi dari desa tersebut. Akankah mereka selamat dari kutukan Desa Penari?
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Ibnu Azis