tirto.id - Pengamat penerbangan Alvin Lie menyarankan Wakil Direktur Utama (Wadirut) PT Garuda Indonesia yang baru, Donny Oskaria untuk mundur dari jabatannya di sejumlah perusahaan. Alasannya, agar ia lebih fokus untuk mengurus manajemen penerbangan pelat merah ini.
“Kalau baiknya ya harus resign karena bidangnya sama di dalam industri yang sama, kan. Kalaupun mau dirangkap juga waktunya enggak mungkin ngurusi Garuda. Karena waktunya juga sudah kurang,” kata Alvin saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (22/1/2020).
Donny pada 2019 juga masih menjabat sebagai komisaris utama sebelum akhirnya dicopot usai ada indikasi dia tak setuju dengan direksi sebelumnya soal konflik internal yang dilakukan direksi untuk memoles laporan keuangan Garuda Indonesia di 2018.
Alvin mengatakan kredibilitas Donny di industri penerbangan cukup baik.
"Pak Donny juga, kan, pernah di Garuda sebelumnya. Kan itu baru setengah tahun lalu kan, kemudian sekarang balik lagi, kemudian figur-figur ini selain dari menteri BUMN juga dikonsultasikan oleh pemilik saham lainnya juga. Yang antara lain Pak Chairul Tanjung juga. CT juga punya saham cukup besar di sana, lihat saja kerjanya dulu," kata dia.
Kekisruhan laporan keuangan emiten berkode saham GIAA tersebut bermula saat dua komisaris memberikan catatan dissenting opinion terhadap laporan keuangan 2018 perseroan.
Catatan tersebut diberikan oleh Chairal Tanjung dan Dony Oskaria yang tak lain adalah komisaris perseroan yang merupakan wakil dari PT Trans Airways salah satu pemegang saham GIAA.
Dalam surat keberatan tersebut menyebutkan bahwa dalam perjanjian Mahata tidak tercantum term of payment yang jelas, bahkan hingga saat ini masih dinegosiasikan cara pembayarannya.
Menurut kedua komisaris tersebut, terjadi suatu kesalahan akuntansi dalam memasukkan transaksi tersebut ke dalam laporan tahun buku 2018. Dari konflik tersebut, Dony Oskaria dicopot dari jabatan komisaris Garuda Indonesia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Abdul Aziz