Menuju konten utama

Istana Minta Maaf Marak Kasus Keracunan MBG, Janji Evaluasi

Mensesneg memastikan bahwa BGN bersama pemerintah daerah akan berupaya memberikan penanganan secara cepat dan sebaik-baiknya pada korban keracunan MBG.

Istana Minta Maaf Marak Kasus Keracunan MBG, Janji Evaluasi
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi (kanan) dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya (kiri) menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait reshuffle Kabinet Merah Putih di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9/2025). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/app/tom.

tirto.id - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, memastikan langkah pemulihan korban hingga mengevaluasi dapur dari serangkaian kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa daerah. Prasetyo pun menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya insiden yang tidak disengaja itu.

“Atas nama pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional, kami memohon maaf karena terjadi beberapa kali kasus di sejumlah daerah. Itu bukan sesuatu yang diharapkan, apalagi disengaja,” ujar Prasetyo dalam konferensi pers di ruang wartawan Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (19/9/2025) sebagaimana dikutip Antara.

Ia menyatakan bahwa pemerintah tengah menempuh serangkaian upaya dalam merespons kejadian itu.

Kepada seluruh penerima manfaat yang terdampak, kata Prasetyo, Badan Gizi Nasional (BGN) bekerja sama dengan pemerintah daerah telah memberikan penanganan secara cepat dan sebaik-baiknya.

Pemerintah pun langsung berkoordinasi dengan BGN serta pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi menyeluruh.

“Ini tentu menjadi catatan dan bahan evaluasi. Upaya mitigasi dan perbaikan juga sedang dilakukan agar masalah ini tidak terulang lagi,” ujarnya.

Sebagai langkah perbaikan, BGN juga berupaya menanggulangi kasus ini dengan menargetkan "zero incident", salah satunya dengan pembenahan dari dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Sejumlah kasus keracunan MBG kembali terjadi di Indonesia. Setidaknya di bulan Agustus-September terjadi pada 230 siswa SMA Negeri 1 Panji, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, sembilan siswa MTs Islamiyah di Kelurahan Sayang, Cianjur, dan 247 siswa di Bandar Lampung.

Selain daerah tersebut, Pemprov DI Yogyakarta sampai mengkaji kemungkinan menerapkan kejadian luar biasa dari keracunan MBG. Kasus keracunan massal, di antaranya di Kabupaten Sleman pada 13 Agustus 2025 yang dilaporkan menimpa 212 siswa dari SMP Muhammadiyah 1 Mlati, SMP Muhammadiyah 3 Mlati, SMP Negeri 3 Mlati, dan SMP Pamungkas Mlati.

Seluruh siswa itu diketahui mengalami gejala setelah mengonsumsi makanan dalam program MBG yang disalurkan ke sekolah masing-masing.

Baca juga artikel terkait KASUS KERACUNAN

tirto.id - Flash News
Sumber: Antara
Editor: Andrian Pratama Taher