tirto.id - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa pemerintah tengah membahas peluang merger antara dua raksasa ride-hailing, Grab Holdings Ltd dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Namun, hingga saat ini, skema penggabungan dua entitas tersebut belum dapat dipastikan.
"Iya, salah satunya itu [Grab merger dengan GOTO]. Ini lagi dicari skemanya," kata Prasetyo di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025).
Prasetyo juga menyampaikan bahwa tak ada tenggat yang ditetapkan pemerintah untuk aksi korporasi tersebut. Yang jelas, peleburan antara Grab dan GOTO diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para mitra aplikator.
Sebab, terdapat potensi penciptaan lapangan pekerjaan yang dapat turut mendorong roda perekonomian. "Bagaimanapun perusahaan ini adalah pelayanan yang disitu tercipta tenaga kerja saudara-saudara kita yang menjadi mitra itu jumlahnya cukup besar," katanya. "Sekarang kita tersadar bahwa ojol adalah pahlawan ekonomi, menggerakkan ekonomi. Jadi, tujuan utamanya arahnya ke situ," lanjut Prasetyo.
Ia juga menyinggung peluang masuknya Danantara dalam proses merger tersebut, kendati tak menjelaskan lebih jauh bagaimana keterlibatan badan pengelola investasi itu. "Dalam hal ini macam-macam, karena kemudian ada juga Danantara juga ikut terlibat di situ karena ada proses korporasinya juga yang menjadi bagian dari yang dibicarakan gitu. Makanya minta tolong sabar dulu," ungkap Prasetyo.
Sebagai informasi, isu merger antara Grab dan GOTO telah mencuat sejak Mei lalu. Saat itu, Grab, yang berkantor pusat di Singapura, dikabarkan akan segera mengakuisisi GOTO dengan tenggat mencapai kesepakatan pada kuartal II 2025.
Untuk memuluskan upaya korporasi ini, Grab bahkan disebut sudah merekrut penasihat khusus. Kesepakatan tersebut bergantung pada sejumlah syarat, termasuk pembiayaan, yang sedang didiskusikan Grab dengan pihak perbankan.
“Kesepakatan tersebut tunduk pada ketentuan seperti pembiayaan, yang sedang didiskusikan Grab dengan bank,” kata salah satu sumber dikutip dari laporan Reuters, Kamis (8/5/2025).
Dalam aksi korporasi tersebut, Grab disebut-sebut berencana mengambil alih bisnis GOTO dengan harga sekitar 7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp117,95 triliun. “GoTo akan menjual unit internasionalnya di Singapura kepada Grab,” kata salah satu sumber.
Menanggapi rumor tersebut, Sekretaris Perusahaan GOTO, R.A. Koesoemohadiani, menyebut bahwa pihaknya memang menerima penawaran terkait penggabungan dari berbagai pihak, termasuk Grab. Namun, belum ada kesepakatan apa pun yang diputuskan oleh perusahaan.
Dia mengatakan, seiring dengan banyaknya tawaran yang masuk, semakin besar pula kewajiban direksi untuk menjajaki secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian berbagai tawaran tersebut. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham perseroan.
"Namun demikian, sampai dengan tanggal keterbukaan informasi ini, perseroan belum mencapai keputusan apapun terkait penawaran yang mungkin telah diketahui atau diterima oleh perseroan," jelas Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (8/5/2025).
Sebulan kemudian, laporan Bloomberg menyebut bahwa Danantara tengah berencana ambil bagian dalam rencana akuisisi GOTO oleh Grab senilai 7 miliar dolar AS. Langkah ini berpotensi memungkinkan pemerintah Indonesia memiliki sebagian kepemilikan atas entitas ojek online tersebut.
Danantara disebut telah memulai diskusi awal dengan GOTO untuk membeli saham minoritas perusahaan yang didirikan Nadiem Makarim itu. Menurut sumber Bloomberg, langkah ini dinilai dapat meredakan kekhawatiran pemerintah terkait penjualan perusahaan teknologi nasional ke Grab.
Sementara Grab dan GOTO, menurut laporan tersebut, telah mencapai kemajuan dalam merancang struktur kesepakatan—meski laju pembicaraan belakangan ini melambat karena kekhawatiran atas potensi tuntutan regulasi seperti Undang-Undang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id






































