tirto.id - Pada satu sesi Apple Events yang digelar di Steve Jobs Theater, California, AS, pada 12 September kemarin, Chief Executive Officer (CEO) Apple Tim Cook mengecap soal produk Apple. “Apple dibentuk untuk membuat komputer lebih personal,” katanya.
Ia bilang Apple meluncurkan iPod, iPhone, iPad, dan Apple Watch yang masing-masing mempengaruhi kehidupan manusia modern. Semua perangkat-perangkat ini memakai iOS, sistem operasi mobile milik Apple. Cook mengklaim ada 2 miliar perangkat berbasis iOS “hidup” di seluruh dunia. Sistem operasi ini terus dipakai oleh lansiran seri produk Apple terbaru khususnya iPhone, termasuk tiga seri iPhone terbaru yaitu: iPhone Xs, iPhone Xr, dan iPhone Xs Max.
“iPhone paling canggih yang pernah kami buat.”
iPhone Xs dan Xs Max
Tim Cook mengatakan akan membawa iPhone X ke level berikutnya. Level berikutnya yang dimaksud ialah merilis varian iPhone X baru, yakni iPhone Xs, iPhone Xs Max. iPhone Xs dan iPhone Xs Max merupakan dua varian iPhone identik. Mirip seperti iPhone 8 dan iPhone 8 Plus, sama kekuatan tetapi berbeda dalam ukuran.
iPhone Xs maupun Xs Max mengusung System-on-Chip (SoC) Apple A12 Bionic. Chip yang diklaim mampu melakukan 5 triliun operasi perhitungan dalam waktu per detik. Unggul jauh dibandingkan chip terdahulu, chip Apple A11, yang cukup bisa melakukan 600 miliar operasi perhitungan tiap detik. Salah satu faktor chip A12 bisa melakukan lompatan operasi perhitungan yang besar adalah penggunaan teknologi pabrikan 7 nanometer, yang membuat chip berukuran sama tetapi dapat menampung jumlah transistor jauh lebih banyak.
Di bagian dapur pacu, iPhone Xs dan iPhone Xs Max mengusung RAM sebesar 4 GB, yang lantas didukung media penyimpanan bervariasi antara 64/256/512 GB. Masing-masing smartphone, mengusung konsep dual camera di modul kamera utama, dengan resolusi 12 MP. Kamera utama diselimuti Optical Image Stabilization (OIS), yang membuat pengambilan gambar tanpa khawatir goncangan.
Di bagian depan ada notch, Apple menyematkan kamera selfie beresolusi 7 MP berikut dengan modul bagi jalannya sistem TrueDepth, seperti infrared camera, flood illuminator, proximity sensor, ambient light sensor, dan dot projector.
Pembeda antara iPhone Xs dan iPhone Xs Max, hanya ukuran layar Super AMOLED yang melapisi bagian kedua smartphone itu. iPhone Xs mengusung layar berukuran 5,8 inci dengan rasio screen-to-body sebesar 82,9 persen, sementara itu iPhone Xs Max menggunakan layar berukuran 6,5 inci dengan rasio screen-to-body 84,4 persen.
Pertaruhan Sebenarnya Ada di iPhone Xr
Selain iPhone Xs dan Xs Max, Apple juga merilis iPhone Xr. iPhone Xr merupakan bentuk “downgrade” atau turun kelas dari dua seri iPhone yaitu iPhone Xs dan iPhone Xs Max. Keduanya memang sama-sama menggunakan SoC Apple A12 Bionic, tapi material yang digunakan untuk membuat iPhone Xr berbeda.
Pada laporan The Verge, alih-alih menggunakan Super AMOLED, iPhone Xr menggunakan layar yang disebut Apple “Liquid Retina.” Namanya nampak terdengar canggih, tapi Liquid Retina sebenarnya merupakan LCD yang banyak dipakai smartphone kelas menengah-bawah. Pada iPhone Xs dan Xs Max memiliki rasio screen-to-body di atas 80 persen, iPhone Xr hanya 79 persen saja.
Komponen material yang turun kelas pada iPhone Xr lainnya adalah penggunaan aluminium yang melapisi smartphone. Ini berbeda dengan iPhone Xs dan iPhone Xs Max yang menggunakan stainless steel, baja tahan karat.
Pada dapur pacu iPhone Xr, RAM dipangkas jadi hanya 3GB dengan ukuran media penyimpanan hanya sampai di titik 256 GB. Selain itu, pada iPhone Xr tak ada teknologi dual camera. Apple mengemas iPhone Xr sebagaimana dulu mereka memperkenalkan iPhone 5C, versi murah-meriah iPhone yang berbahan plastik.
Namun, turun kelas tak berarti buruk. Sebagai ponsel premium, iPhone Xr dijual dengan harga “yang lebih ramah kantong.” Dilansir dari laman Apple, iPhone Xr akan dijual mulai dari $749, lebih murah sekitar $250 dibandingkan harga awal iPhone Xs ($999) dan iPhone Xs Max ($1099).
Senior Vice President of Worldwide Marketing Apple Philip Schiller mengatakan kelahiran iPhone Xr “akan membantu Apple menjangkau masyarakat luas untuk menggunakan inovasi iPhone terbaru.”
Namun, apa yang diungkap Schiller seolah jadi bagian upaya Apple merengkuh kembali asa Apple sebagai perusahaan nomor dua di dunia smartphone. Pada kuartal II-2018 lalu, sebagaimana dipacak dari IDC, Apple harus turun kasta ke peringkat ke-3 sebagai produsen penjual smartphone terbanyak, persis di bawah Huawei dan Samsung yang masing-masing peringkat ke-2 dan ke-1.
Salah satu buntut kurang moncernya penjualan iPhone di kuartal I-2018, sebagaimana dilansir Nikkei, Apple meminta para pemasoknya mengurangi kapasitas produksi komponen hingga 20 persen pada paruh kedua 2018. Ini dilakukan Apple untuk mengantisipasi turunnya permintaan iPhone. Salah satu sumber yang dipakai Nikkei mengatakan bahwa strategi Apple tersebut merupakan strategi “konservatif.” Peluncuran tiga varian iPhone teranyar yaitu iPhone Xs, iPhone Xr, dan iPhone Xs Max diduga bagian dari strategi itu.
iPhone Xr dan Bayang-Bayang iPhone 5C
Strategi Apple meluncurkan iPhone Xr sebagai varian yang “paling murah” di antara varian iPhone X, mirip seperti strategi mereka meluncurkan iPhone 5C sebelumnya sebagai seri iPhone “paling murah”. Namun, strategi menciptakan varian termurah berisiko bagi Apple, ini karena iPhone 5C terbukti gagal.
Dilansir The Verge, pada 2013 iPhone 5C tidak bisa bersaing unggul dengan iPhone 5S, varian paling unggul yang diluncurkan berbarengan. Di minggu pertama kemunculan iPhone 5C dan iPhone 5S, iPhone 5S terjual 3 kali lebih banyak dibandingkan iPhone 5C. Pada pekan ke-4 sejak peluncuran, iPhone 5S terjual 1,9 kali lebih banyak dibandingkan 5C. Padahal, melalui sistem kontrak, iPhone 5C hanya dijual $99 di Amerika Serikat.
Kegagalan iPhone 5C karena beberapa alasannya, antara lain kualitas bahan yang berbeda dibandingkan iPhone lainnya. Pada iPhone lain menggunakan alumunium atau bahkan stainless steel, iPhone 5C menggunakan plastik. Pilihan banyak warna pada iPhone 5C memberi kesan “murahan".
Dalam sebuah publikasi Techcrunch, “masyarakat menginginkan tampilan dan kesan iPhone sesungguhnya, dan plastik berwarna bukanlah iPhone yang mereka cari.”
Pengalaman pada iPhone 5C nampaknya harus diwaspadai Apple terhadap seri teranyar mereka yaitu iPhone Xr. Kualitas material layar dan cangkang berbeda daripada iPhone Xs, serta pilihan warna yang tak tepat justru akan membuat iPhone Xr bisa senasib dengan iPhone 5C.
“Secara alamiah, merek Apple selalu ada di titik eksklusif,” tulis laporan Techcrunch.
Upaya Apple menghadirkan varian iPhone yang berbeda untuk segmen yang turun kelas, berpotensi menurunkan gengsi iPhone. Namun, Apple memang sedang butuh memperluas pasar iPhone murah dengan potensi kegagalan di segmen bawah mereka.
Editor: Suhendra