Menuju konten utama

Inggris Siap Keluar dari Uni Eropa Tanpa Kesepakatan Brexit

Jerman berulang kali menekankan pada May bahwa Inggris tidak bisa mengharapkan hubungan sedekat dulu lagi jika sudah tidak menjadi anggota Uni Eropa.

Inggris Siap Keluar dari Uni Eropa Tanpa Kesepakatan Brexit
Perdana Menteri Inggris Theresa May berbicara dalam acara kampanye pemilihan di Wrexham, Wales, Senin (22/5). ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville

tirto.id - Perundingan Brexit dengan Uni Eropa siap ditinggalkan Perdana Menteri Inggris Theresa May bila kesepakatan tersebut dinilai tidak cukup baik.

"Kami akan berada di sana untuk menegosiasikan kesepakatan yang tepat tapi apa yang saya katakan adalah bahwa tidak ada kesepakatan yang lebih baik daripada kesepakatan yang buruk. Kami harus siap untuk keluar," kata May saat wawancara dengan Sky News.

Seperti diketahui, warga Inggris memilih sebuah pemerintahan baru dalam waktu sepuluh hari saat jajak pendapat menunjukkan partai konservatif May unggul tipis atas pesaingnya, Partai Buruh.

Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Inggris akan diperlakukan dengan adil oleh Uni Eropa setelah keluar dari kelompok tersebut, namun Brexit tetap memiliki dampak.

Inggris secara resmi mengumumkan niat meninggalkan kelompok 28 negara tersebut pada Maret dan menyatakan keinginannya tetap menjaga hubungan dekat dengan Uni Eropa saat keluar.

Baru-baru ini, dikutip dari Antara, Merkel berulang kali menyatakan bahwa Inggris pasti tahu negara itu tidak bisa mengharapkan hubungan sedekat dulu lagi jika sudah tidak menjadi anggota.

Pada bulan lalu, Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble menekankan bahwa Inggris harus mengerti bahwa London tidak akan memiliki kelebihan daripada 27 sejawatnya di Uni Eropa begitu perundingan mengenai pengeluaran negara itu (Brexit) dari kelompok tersebut selesai.

"Tidak ada makan siang gratis," kata Schaeuble kepada Funke Media Group, menggunakan ungkapan bahasa Inggris, "Orang Inggris pasti tahu itu."

Kanselir Angela Merkel juga memperingatkan warga Inggris tidak menipu diri bahwa mereka akan terus menikmati hak Uni Eropa setelah Brexit. Ia juga bersikeras bahwa kelompok tersebut hanya akan menyepakati masa depan hubungan dengan London setelah mereka memutuskan kesepakatan keluar.

Sementara itu, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengumumkan Uni Eropa akan mengeluarkan pedoman soal perundingan pemisahan Inggris dari Uni Eropa.

Dengan menggarisbawahi bahwa "sebagian besar masyarakat Eropa, termasuk hampir setengah pemilih Inggris berharap kita tetap bersama, tidak terpisah", Tusk mengatakan: "Tidak ada alasan untuk berpura-pura bahwa ini hari menyenangkan, bukan untuk Brussel, bukan untuk London."

Namun, ia bersikeras bahwa "Brexit membuat kita, masyarakat 27 negara, memiliki tekad lebih kuat dan lebih menyatu jika dibandingkan dengan sebelumnya".

Tusk menggambarkan perundingan Brexit yang akan segera berlangsung sebagai "pengendalian kerusakan". Ia mengatakan tujuan Uni Eropa adalah mengurangi kerugian terhadap warga negara, pengusaha, dan negara anggota Uni Eropa.

Bersamaan dengan pernyataan Tusk kepada media massa, Dewan Eropa mengeluarkan pernyataan yang menyayangkan surat pemberitahuan dari Inggris bahwa negara itu memisahkan diri dari Uni Eropa.

Baca juga artikel terkait DAMPAK BREXIT atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari