tirto.id - Kasus pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan oleh Rasmus Paludan di depan Kedubes Turki di Stockholm, Swedia pada Sabtu, 21 Januari 2023 masih terus bergulir.
Seperti diberitakan i24News, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Turki mengeluarkan peringatan pada hari Senin, 30 Januari 2023 tentang kemungkinan serangan terhadap gereja, sinagoga, dan misi diplomatik menyusul insiden pembakaran Alquran di Eropa.
Ini adalah peringatan kedua yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat dalam empat hari terakhir. Peringatan tersebut mengatakan, "kemungkinan serangan balasan oleh teroris" dapat terjadi di lingkungan wisata utama Istanbul seperti Beyoglu, Galata, Taksim, dan Istiklal, sembari menambahkan otoritas Turki sedang melakukan penyelidikan.
Sebelumnya pada hari Jumat, kedutaan besar Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Italia, dan beberapa negara lain mengeluarkan peringatan keamanan tentang kemungkinan serangan balasan terhadap tempat ibadah.
Hal tersebut bisa saja terjadi sebagai tanggapan atas pembakaran kitab suci umat Islam di Swedia, Denmark dan Belanda dalam beberapa minggu terakhir.
Kemudian, Ibu Kota Turki, Ankara memperingatkan warganya pada hari Sabtu atas "kemungkinan serangan Islamofobia, xenofobia, dan rasis" di Eropa dan Amerika Serikat.
Sebelumnya pada hari Jumat, Turki memanggil duta besar Denmark sebagai tanggapan yang mengizinkan ekstremis sayap kanan Rasmus Paludan membakar Alquran.
Sebagaimana diwartakan Firstpost, insiden ini dimulai ketika pada awal bulan Januari, Rasmus Paludan, seorang aktivis sayap kanan Denmark, mendapat izin dari polisi untuk melakukan protes di luar gedung Kedutaan Besar Turki di Stockholm, di sana dia melakukan pembakaran Al-Qur’an.
Pada hari Jumat, Paludan, yang berkewarganegaraan Denmark dan Swedia, mengatakan kepada surat kabar Swedia Aftonbladet bahwa dia akan mengulangi protes di depan Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen setiap hari Jumat sampai Swedia diterima menjadi anggota NATO.
Akibat insiden tersebut, Turki menunda pembicaraan aksesi NATO yang direncanakan dengan Swedia dan Finlandia atas tawaran keanggotaan mereka dalam aliansi yang dipimpin Amerika Serikat.
Muslim Indonesia Protes Kasus Pembakaran Al-Qur'an di Swedia
Insiden pembakaran Al-Qur’an di Swedia menuai protes dan kecaman dari umat muslim di seluruh dunia, tak terkecuali umat muslim di Indonesia.
Sebagaimana diwartakanAntara News pada Senin, 30 Januari 2023 ratusan orang di Pamekasan melakukan aksi protes mengecam pembakaran Al-Qur’an di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pamekasan.
Para pengunjuk rasa menilai, insiden tersebut dapat menyebabkan konflik umat beragama. Mereka mengutuk insiden tersebut, dan meminta pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah konkret mengenai permasalahan ini.
Pengunjuk rasa juga menyampaikan tujuh tuntutan atas insiden pembakaran Al-Qur’an, tuntutan tersebut disampaikan oleh perwakilan pengunjuk rasa, KH Abdul Aziz, yang meliputi.
- Mengecam keras pembakaran Al-Qur’an.
- Meminta pemerintah Indonesia memanggil duta besar Swedia dan Denmark untuk segera meminta maaf.
- Meminta agar PBB tegas dalam kasus ini, karena jika dibiarkan dan tidak segera ditangani, akan berpotensi memicu gelombang reaksi yang lebih luas dari umat Islam.
- Meminta Indonesia memutus hubungan diplomat dengan negara bersangkutan.
- Meminta pemerintah Indonesia tegas menanggapi tindakan tidak terpuji warga Swedia yang telah merugikan umat Islam di seluruh dunia.
- Menyerukan kepada umat Islam untuk memboikot produk Swedia dan Denmark.
- Mengajak umat Islam di seluruh dunia untuk bersama-sama mencintai, menjaga, dan mengamalkan Al-Qur’an.
"Jadi, minggu lalu (duta besar Swedia) sudah (dipanggil)," katanya usai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin dilansir Antara News.
Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk Amerika dan Eropa, Umar Hadi, juga memanggil Duta Besar Berg.
Mereka menyampaikan somasi yang mengecam dan memberitahukan kekecewaan atas insiden pembakaran Al Qur’an yang dilakukan oleh Rasmus Paludan di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, pada 21 Januari 2023.
"Minggu lalu, kami memanggil duta besar Swedia. Tujuannya untuk menyampaikan kecaman dan kekecewaan atas pembakaran Alquran oleh warga Swedia-Denmark," ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Dirjen Kemenlu meminta pemerintah Swedia mengantisipasi dan mencegah peristiwa seperti itu terulang kembali.
Duta Besar Berg mendengarkan dengan seksama pandangan Indonesia mengenai insiden tersebut dan menggambarkan pembakaran Alquran sebagai tindakan yang tidak sopan.
"Dia menegaskan kembali pernyataan Perdana Menteri Swedia (Ulf Kristersson) bahwa tindakan itu memang tidak sopan. Itu tindakan yang tidak baik; semua orang tidak menyukainya," ujarnya.
Namun, duta besar Swedia menjelaskan bahwa tindakan tersebut tidak dianggap sebagai pelanggaran hukum Swedia.
Dirjen Kemenlu menanggapi pernyataan tersebut dengan menyampaikan bahwa kebebasan berekspresi bukan berarti tanpa batas. Oleh sebab itu, dialog terkait pemahaman Islam perlu untuk dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
“Pemerintah Indonesia selalu siap untuk (berdialog) dengan Swedia terkait keberagaman masyarakat yang majemuk dan inklusif,” ujarnya.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto