tirto.id - Sebagian wilayah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah kembali dilanda banjir pada hari ini. Banjir terjadi lagi setelah hujan lebat mengguyur kawasan ini sejak Minggu malam hingga Senin siang, 24 Februari 2020.
BPBD Kabupaten Pekalongan melaporkan banjir merendam wilayah lima desa. Banjir ini membuat sekitar 3.154 rumah terendam dan berdampak terhadap 13.929 jiwa (4.254 KK). Adapun jumlah sementara pengungsi mencapai 367 orang.
Sesuai dengan data BPBD Kabupaten Pekalongan, wilayah yang terendam banjir hari ini ialah Desa Depok (Kecamatan Siwalan), Desa Mulyorejo, Desa Pacar, Desa Karangjompo dan Desa Tegaldowo (Kecamatan Tirto).
Pekan kemarin, sebagian wilayah di desa-desa tersebut sebenarnya sudah terendam banjir, namun kemudian surut. Bahkan, para warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah.
Dapur umum BPBD Kabupaten Pekalongan pun ditutup pada Minggu (23/2/2020). Tetapi, menurut Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan, Budi Rahardjo, posko tersebut kembali didirikan pada hari ini.
"Dapur Umum kami siapkan lagi untuk bantu para pengungsi," kata Budi, dalam siaran resmi BPBD Kabupaten Pekalongan.
Banjir hari ini juga melanda kawasan Kota Pekalongan. Salah satu titik banjir adalah gedung RSUD Kraton Pekalongan. Ketinggian air di sana sekitar 50-an cm. Akibatnya, sejumlah pasien rawat inap di rumah sakit tersebut harus dievakuasi pada Senin pagi.
"Kami evakuasi sekitar kurang lebih 20 pasien," kata Wakil Direktur RSUD Kraton Pekalongan, Zaqi Mubaroq, seperti disiarkan Antara.
Banjir Merendam Wilayah 10 Desa di Kabupaten Batang
Hujan dengan intensitas lebat sejak Minggu malam hingga Senin siang juga mengakibatkan banjir yang merendam wilayah 10 Desa di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Ketinggian banjir di daerah ini bervariasi, sekitar 40-50 cm.
Sepuluh desa di Batang yang dilanda banjir tersebut ialah Denasri Kulon, Denasri Wetan, Watesalit, Kalipucang Kulon dan Kalipucang Wetan.
Selain itu, Kelurahan Karangasem Selatan, Karangasem Utara, Kasepuhan, Proyonangan Tengah, dan Proyonangan Utara.
Bupati Batang Wihaji mengatakan pemda setempat sudah melakukan evakuasi terhadap sejumlah warga yang terdampak banjir dan menyiapkan kebutuhan logistik serta obat-obatan.
Menurut dia, Pemkab Batang juga mendirikan dapur umum dan sejumlah posko pengungsian di desa-desa yang terdampak banjir.
"Saya sudah perintahkan para camat dan kepala desa atau lurah, untuk menyiapkan kebutuhan para korban banjir, seperti beras, mie, dan obat-obatan. Bagi yang rumahnya terendam banjir, saya minta warga mengungsi ke tempat yang telah disediakan," ujar Wihaji, dikutip dari Antara.
Menurut Wihaji, banjir yang melanda sejumlah wilayah ini terjadi karena curah hujan tinggi dan luapan sungai Gabus.
"Kita sudah mengajukan permohonan normalisasi pada Pemprov Jateng dan Pemerintah Pusat. Kami berharap normalisasi sungai itu bisa secepatnya dilakukan sehingga saat hujan, banjir tidak terlalu menggenangi permukiman penduduk," ujar dia.
Salah satu korban banjir, Santi (40) mengatakan banjir di Desa Denasri Kulon mulai datang pada pukul 03.00 WIB hingga Senin siang. Kata dia, banjir itu akibat meluapnya sungai Gabus.
"Kami sejak semalam tidak tidur dan waspada pada kemungkinan yang bisa terjadi akibat banjir ini," ujar dia.
Editor: Agung DH