Menuju konten utama

Inflasi Juni 2022 Tertinggi Sejak 5 Tahun Lalu, Sinyal Bahaya?

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengungkap terdapat dampak buruk dibalik tingginya inflasi pada Juni 2022.

Inflasi Juni 2022 Tertinggi Sejak 5 Tahun Lalu, Sinyal Bahaya?
Pedagang melayani pembeli sayuran-sayuran di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/8/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

tirto.id - Inflasi Juni mencapai 4,35 persen secara year on year (yoy). Data ini menjadi tertinggi sejak lima tahun ke belakang.

Terkait hal itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengungkap ada dampak buruk dibalik tingginya inflasi pada Juni 2022. Dia menuturkan kenaikan inflasi yang tinggi bersifat abnormal, karena secara musiman pasca lebaran idealnya inflasi mulai menurun akibat normalisasi harga pangan.

"Inflasi yang tidak wajar pertanda adanya sinyal stagflasi yakni kondisi kenaikan inflasi tidak dibarengi dengan naiknya kesempatan kerja," katanya kepada Tirto, Jumat (1/7/2022).

Dia menuturkan masih ada 11,5 juta orang tenaga kerja yang terdampak pandemi, diantaranya korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dan karyawan mengalami pengurangan jam kerja. Sebab itu, Bhima mendorong agar pemerintah lebih serius untuk mengatasi permasalahan pangan.

"Tambah alokasi subsidi pupuk, karena biaya produksi pangan naik akibat harga pupuk mahal. Pangkas rantai distribusi yang terlalu panjang karena naiknya harga pangan ternyata tidak untungkan petani, yang untung adalah spekulan atau pedagang besar," ungkapnya.

Bhima juga memberikan catatan untuk pemerintah agar mengantisipasi bahaya di masa depan. Pertama, dia meramalkan masyarakat kelas menengah ke bawah akan tertekan imbas inflasi yang tinggi. Karena itu dia berharap jaring pengaman sosial khususnya bantuan selama pandemi harus dilanjutkan agar 40% kelompok paling bawah bisa terlindungi dari stagflasi.

"Pemerintah juga perlu naikkan serapan kerja di sektor industri manufaktur maupun UMKM dengan bauran kebijakan. Soal energi sebaiknya Pemerintah tahan dulu pembatasan subsidi BBM, LPG 3kg dan tarif listrik. APBN kan masih surplus Rp132 triliun per Mei," pungkasnya.

Untuk diketahui, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono melaporkan inflasi Juni mencapai 4,35 persen secara year on year (yoy). Inflasi ini menjadi tertinggi sejak lima tahun ke belakang.

"Ini merupakan inflasi yang tertinggi sejak Juni tahun 2017, di mana pada saat bulan Juni pada 2017 inflasi kita sebesar 4,37 persen," kata Margo dalam rilis BPS di Kantornya, Jakarta, Jumat (1/7/2022).

Baca juga artikel terkait INFLASI 2022 atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin