tirto.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono melaporkan inflasi Juni mencapai 4,35 persen secara year on year (yoy). Inflasi ini menjadi tertinggi sejak lima tahun ke belakang.
"Ini merupakan inflasi yang tertinggi sejak Juni tahun 2017, di mana pada saat bulan Juni pada 2017 inflasi kita sebesar 4,37 persen," kata Margo dalam rilis BPS di Kantornya, Jakarta, Jumat (1/7/2022).
Dia menjelaskan komponen inflasi inti Juni secara yoy berikan andil sebesar 2,63 persen. Kemudian untuk harga diatur pemerintah mencapai 5,33 persen dan harga bergejolak mencapai 10,07 persen.
Sementara berdasarkan kelompoknya makanan, minuman dan tembakau menjadi sumbangsih terbesar terhadap inflasi Juni secara yoy. Di mana komoditas itu memberikan andil 8,26 persen.
Kemudian terbesar kedua diikuti sektor transportasi yang berikan andil 5,45 persen. Lalu sektor peralatan pribadi dan jasa lainnya berikan sumbangsih 4,43 persen.
Sebelumnya Bank Indonesia (BI) mengambil ancang-ancang untuk menyesuaikan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada tahun ini. Penyesuaian bakal diambil ketika kondisi inflasi inti dalam negeri terkerek naik.
"Kita harus menyesuaikan kebijakan kita dari suku bunga apabila memang terdapat tanda-tanda untuk kenaikan inflasi inti tersebut," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, dalam RDG BI, ditulis Jumat (24/6/2022)
Berdasarkan survei BI pada pekan kedua Juni 2022 inflasi telah berada di level 4,05 persen hingga 4,1 persen. Meski begitu, inflasi inti sendiri masih tergolong cukup rendah meski ada potensi kenaikan di bulan ini.Di mana inflasi inti yang jadi gambaran sisi demand, pada Mei 2022 tercatat 2,58 persen.
Dodi mengatakan, inflasi inti Juni diproyeksi akan berada di bawah nilai tengah kisaran target inflasi 2-4 persen. Menurutnya, BI masih melihat ada ruang untuk mengamati tingkat inflasi dari sisi pengaruh dampak inflasi pangan, energi pada ekspektasi inflasi.
"Kita lakukan langkah untuk menjaga kepercayaan masyarakat untuk menyasar target inflasi tahun ini, BI juga siap kalau harus menyesuaikan kebijakan dan stance di suku bunga kalau menilai ada peningkatan pada inflasi inti," katanya
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin