Menuju konten utama

Indonesia Tamu Kehormatan Abu Dhabi International Book Fair 2026

Indonesia akan menjadi tamu kehormatan Abu Dhabi International Book Fair (ADIBF) tahun 2026, salah satu platform kebudayaan terpenting di dunia saat ini.

Indonesia Tamu Kehormatan Abu Dhabi International Book Fair 2026
Dubes RI untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis & Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI Endah T.D. Retnoastuti secara simbolis menerima serah terima penunjukkan Tamu Kehormatan (Guest of Honour) Abu Dhabi International Book Fair 2026 di Abu Dhabi, Selasa (5/5/2025). FOTO/iStimewa

tirto.id - Indonesia akan menjadi tamu kehormatan (Guest of Honour) Abu Dhabi International Book Fair (ADIBF) tahun 2026. Keputusan ini diumumkan secara resmi pada penutupan ADIBF 2025 di Abu Dhabi, Selasa (5/5/2025).

Penutupan ADIBF 2025 dihadiri oleh sejumlah petinggi dan pegiat literasi kedua negara, antara lain Kepala Pusat Bahasa Arab Abu Dhabi Ali Bin Tamim; Direktur ADIBF Saeed Hamdan Altunaij; Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI Endah T.D. Retnoastuti; Staf Khusus Menteri Kebudayaan Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional Nissa Rengganis; Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis; serta Tim Promosi Sastra Indonesia: Roni Agustinus, Yani Kurniawan, dan Wedha Stratesti Yudha.

Dalam pidatonya, Dirjen Endah mengatakan bahwa dijadikannya Indonesia sebagai tamu kehormatan ADIBF tahun depan merupakan manifestasi atas kuatnya hubungan diplomasi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab.

“Kami menerima kehormatan ini dengan penuh kebanggaan dan kerendahan hati. Ini bukti dari ikatan yang kuat antara Indonesia dan Uni Emirat Arab, sebuah kemitraan yang didasarkan perasaan saling menghormati dan visi untuk masa depan yang lebih cerah,” kata Endah saat melangsungkan prosesi serah terima Guest of Honour ADIBF.

Endah menyampaikan, keputusan Indonesia untuk menjadi tamu kehormatan ADIBF--salah salah satu platform kebudayaan terpenting di dunia saat ini--adalah bentuk komitmen dari Kementerian Kebudayaan Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral antara kedua pemerintahan dan kedua negara melalui jalan kebudayaan. Endah juga menggarisbawahi bahwa belum lama ini Kementerian Kebudayaan Indonesia telah membentuk Tim Promosi Sastra untuk mempertegas komitmen tersebut.

Abu Dhabi International Book Fair 2025

Tim Promosi Sastra Indonesia & Rombongan Kementerian Kebudayaan RI di Abu Dhabi International Book Fair 2025, Selasa (5/5/2025). FOTO/Istimewa

Di hadapan perwakilan penyelenggara ADIBF dan pemerintahan Uni Emirat Arab, Endah menyatakan bahwa ADIBF akan menjadi ruang untuk memperkuat cerita Indonesia di panggung dunia, sekaligus ajang untuk terhubung dan menyambut kisah-kisah dari seluruh penjuru dunia melalui sastra dan buku.

“Indonesia adalah negara dengan kekayaan dan keragaman budaya yang luar biasa, sebuah negara mega-diversitas yang menjadi rumah bagi 285 juta jiwa. Dengan 1.340 kelompok etnis yang tersebar di lebih dari 17 ribu pulau dan 718 bahasa daerah, kami mewakili 10% dari warisan bahasa dunia,” kata Endah.

Kepala Pusat Bahasa Arab Abu Dhabi, Ali Bin Tamim, mengungkapkan kebahagiaannya atas partisipasi Indonesia sebagai tamu kehormatan ADIBF tahun mendatang. Ali juga menegaskan bahwa ADIBF merupakan wadah pertukaran gagasan antarnegara, dari bidang akademik, filsafat, sastra, kesenian, dan akan sangat pantas untuk menampilkan keragaman serta kekayaan Indonesia.

“Kami dengan bahagia dan bangga mengumumkan bahwa Indonesia telah terpilih sebagai Tamu Kehormatan pada Abu Dhabi International Book Fair tahun 2026,” katanya.

ADIBF sendiri merupakan platform global yang diselenggarakan setiap tahun di jantung ibukota Uni Emirate Arab. Platform tersebut menyatukan berbagai budaya dengan tujuan untuk mempromosikan kecintaan terhadap membaca, menyebarkan budaya dan pengetahuan secara lokal, regional, dan global, serta mendorong pertukaran dan dialog budaya antarbangsa.

ADIBF pertama kali diselenggarakan pada tahun 1981 dengan nama "Pameran Buku Islam". Kegiatan ini merupakan perwujudan visi Bapak Pendiri Uni Emirat Arab, almarhum Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan (1918-2004), untuk menunjukkan posisi Uni Emirat Arab di kancah global.

Baca juga artikel terkait BUKU

tirto.id - Sosial Budaya
Sumber: Siaran Pers
Editor: Zulkifli Songyanan