tirto.id - Presiden Prabowo Subianto mengatakan, Indonesia diperkirakan kehilangan 8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp133,08 triliun (dengan kurs Rp16.636 per dolar AS) setiap tahunnya karena judi online (judol).
Hal ini Prabowo sampaikan di hadapan para kepala negara dari 21 anggota Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation, APEC) dalam APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM) sesi ke-2 di Hwabaek International Convention Centre (HICO), Gyeongju, Korea Selatan, Sabtu (1/11/2025).
"Diperkirakan Indonesia kehilangan sekitar 8 miliar dolar Amerika setiap tahun akibat aliran dana keluar yang disebabkan oleh perjudian daring," katanya, dikutip keterangan resmi Sekretariat Kabinet.
Menurutnya, maraknya kasus judol kini menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Sama seperti masalah ekonomi lainnya seperti penyelundupan, korupsi, perdagangan narkotika.
Prabowo mendorong agar negara-negara anggota APEC dapat bersama-sama memberantas judi online. Sebab, perjudian daring telah terbukti merugikan perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Sejalan dengan itu, Prabowo juga yakin bahwa penguasaan teknologi akan menjadi kunci bagi kemajuan bangsa. Namun, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui kolaborasi erat di kawasan Asia Pasifik.
“Saya yakin inilah arah yang harus kita tempuh ke depan. Kita harus memastikan kendali atas masa depan teknologi kita dan saya yakin bahwa melalui kerja sama di dalam APEC, kita dapat mencapai tujuan ini,” sambung Prabowo.
Sebagai konteks, berdasarkan catatan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), pada periode 2017 sampai semester I 2025, perputaran uang dari aktivitas judi online mencapai Rp976,8 triliun. Perputaran uang ratusan triliun tersebut disebut berasal dari 709 juta transaksi judi online.
Sejalan dengan besarnya jumlah perputaran uang tersebut, PPATK juga mencatat lonjakan jumlah pemain judi online pada periode 2023-2024. Pada 2023, jumlah pemain judi online tercatat sebanyak 3,79 juta orang, yang kemudian mengalami peningkatan menjadi 9,78 juta orang. Ironisnya, dari total jumlah tersebut 51.611 juta orang di antaranya berasal dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sementara itu, data lain yang diungkap PPATK pada kuartal I 2025 menunjukkan jumlah deposit yang dilakukan oleh pemain judol berusia 10-16 tahun lebih dari Rp2,2 miliar.
Sementara usia 17-19 tahun mencapai Rp47,9 miliar dan deposit yang tertinggi, usia antara 31-40 tahun yang mencapai Rp2,5 triliun.
Mirisnya, 71,6 persen masyarakat yang melakukan judi online berpenghasilan di bawah Rp5 juta dan memiliki pinjaman di luar pinjaman perbankan, koperasi serta kartu kredit.
Terbukti, pada tahun 2023 dari total 3,7 juta pemain, sebanyak 2,4 juta di antaranya punya pinjaman itu. Angka tersebut naik pada 2024 menjadi total 8,8 juta pemain judol dengan 3,8 juta di antaranya memiliki pinjaman.
Editor: Alfons Yoshio Hartanto
Masuk tirto.id


































