Menuju konten utama

Indonesia Butuh Lebih Banyak Bendungan Antisipasi Krisis Air

PUPR mengakui saat ini jumlah bendungan di Indonesia masih kurang untuk memenuhi ketersediaan air dibandingkan di Cina.

Indonesia Butuh Lebih Banyak Bendungan Antisipasi Krisis Air
Warga berjalan di kompleks Bendungan Tamblang di Desa Sawan, Buleleng, Bali, Kamis (2/2/2023). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/aww.

tirto.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengakui saat ini jumlah bendungan di Indonesia masih kurang untuk memenuhi ketersediaan air dibandingkan di Cina. Hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja dalam diskusi bertajuk 'Kolaborasi Global Antisipasi Krisis Air Dampak Perubahan Iklim' yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Jakarta, Senin (16/10/2023).

"Sebagai contoh, Korea Selatan yang luasnya hanya seluas Provinsi Jawa Tengah, memiliki 3.000 bendungan. Di Cina ada 98.000 bendungan. Kita membangun terlihat banyak, tapi sebetulnya masih jauh dari cukup. Ke depannya memang harus ditambah tampungan-tampungan air ini,” kata Endra dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (17/10/2023).

Endra menuturkan, pemerintah hingga saat ini sudah menyelesaikan pembangunan 32 embung dan bendungan. Dia merinci saat ini pemerintah juga masih dalam pengerjaan sebanyak 25 bendungan yang akan diselesaikan secara bertahap, rinciannya sebanyak 10 bendungan pada 2023 dan 15 bendungan pada 2024.

Lebih lanjut, dia menuturkan, dengan program pembangunan yang sudah dan sedang dikerjakan, pihaknya memproyeksikan sekitar 300 bendungan beroperasi di Indonesia pada 2024, meningkat dari sekitar 230-an bendungan pada 2014.

Sementara itu, dia menuturkan akses penduduk Indonesia kepada air minum baru 90% pada 2024, kurang 10% dari target pencapaian 100% pada 2030. Kemudian, di bidang sanitasi, akses penduduk masih 80%, sehingga masih ada pekerjaan rumah sebanyak 20% untuk pemenuhan sanitasi yang layak kepada seluruh penduduk Indonesia.

Sementara itu, Endra menjelaskan dalam menghadapi ancaman kekeringan dan krisis air ini pemerintah telah mencanangkan pembangunan 61 bendungan baru sejak 2019. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tampungan air, sehingga dapat mencegah terjadinya banjir dan kekeringan. Selain bendungan, pemerintah juga telah membangun embung, sumur bor, dan jaringan irigasi.

“Mitigasi yang kita lakukan adalah menjamin supaya sepanjang tahun tersedia air dalam jumlah yang cukup dan kondisi yang baik. Infrastruktur-infrastruktur ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan irigasi pertanian,” kata Endra.

Selain membangun embung, bendungan, dan saluran irigasi, pemerintah juga mengoptimalkan penampungan-penampungan air alami seperti danau dan situ.

“Tampungan-tampungan alamiah seperti danau, situ, yang selama ini banyak kerusakan, sedimentasi, bahkan hilang, seperti di Jabodetabek, kita pelihara agar dapat turut menampung air-air yang akan kita butuhkan,” ungkap Endra.

Baca juga artikel terkait KRISIS AIR GLOBAL atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin