Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Pecah Kongsi Relawan Jokowi di Antara Prabowo & Ganjar Pranowo

Dukungan relawan Jokowi jelang Pilpres 2024 memang tidak solid sepenuhnya. Mereka masih terbelah antara Prabowo dan Ganjar Pranowo.

Pecah Kongsi Relawan Jokowi di Antara Prabowo & Ganjar Pranowo
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo blusukan ke Pasar Grogolan di Pekalongan, Jawa Tengah. FOTO/dok. Instagram Ari Dwipayana

tirto.id - Meski kerap dilabeli sebagai petugas partai oleh pimpinan PDIP, keunggulan politik Presiden Joko Widodo justru tercermin dari kekuatan relawan. Tersebar dengan jumlah sedikitnya 2.000-an organ relawan, massa penyokong Jokowi ini otomatis menjadi daya tarik bagi bakal calon di Pilpres 2024.

Sejak Jokowi tidak lagi memiliki kesempatan berlaga di kancah perebutan RI 1, massa relawannya mulai mengambil sikap yang saling berbeda. Tidak lagi hanya berpaku pada partai politik tempat Jokowi bertengger --PDIP dengan capresnya Ganjar Pranowo-- kini sejumlah organ relawan Jokowi juga mulai merapat ke bacapres lain.

Salah satunya Pro-Jokowi (Projo) yang merupakan organ relawan Jokowi dengan basis massa yang besar. Projo resmi mendeklarasikan dukungan untuk Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai capres di Pemilu 2024 pada Sabtu (14/10/2023). Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Maju.

Keputusan Projo tidak datang dari ruang hampa. Beberapa organ relawan Jokowi yang lain sebelumnya juga mendeklarasikan dukungan untuk menteri pertahanan itu. Mereka umumnya sepakat membaca sinyal kedekatan Jokowi dan Prabowo akhir-akhir ini, sebagai bentuk dukungan dari Jokowi kepada menterinya tersebut.

Selain itu, pernyataan verbal Jokowi di beberapa kesempatan soal pemimpin masa depan Indonesia dan kelanjutan program kabinetnya, ditafsirkan beberapa organ relawan mengarah kepada Prabowo Subianto.

“Kami dari Projo menyimpulkan bahwa calon yang dimaksud adalah Bapak Prabowo Subianto,” kata Ketua Umum DPP Projo, Budi Arie Setiadi di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (14/10/2023).

Ketua Umum Seknas Jokowi, Rambun Tjajo menegaskan, pihaknya akan tegak lurus mendukung Ganjar Pranowo dan arah politik PDIP.

Kendati demikian, suara relawan Jokowi memang tidak solid sepenuhnya. Perpindahan massa relawan Jokowi untuk mendukung Prabowo --rival Jokowi di dua pilpres sebelumnya-- masih menyisakan organ relawan yang tegak lurus menyokong Ganjar Pranowo dari PDIP.

Bahkan perpecahan arah dukungan terjadi di internal Projo. Tiga Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Projo di Jakarta menggelar deklarasi dukungan terhadap Ganjar usia DPP Projo menyatakan mendukung Prabowo. Muncul juga organ relawan yang menamakan kelompoknya sebagai Projo Ganjar.

Ketua Umum Projo Ganjar, Haposan Situmorang menilai, Presiden Jokowi tidak pernah mengarahkan relawan Projo untuk mendukung Prabowo Subianto. Haposan menyayangkan, pimpinan Projo, Budi Arie Setiadi yang mengklaim dukungan kepada Prabowo berdasarkan arahan Jokowi.

“Tidak ada (arahan Jokowi). Ini hanya rekaan atau manipulatif daripada kelompok tertentu untuk mengelabui rakyat,” kata Haposan di Jakarta, Minggu (15/10/2023) sebagaimana dikutip Antara.

Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Presiden (Bapilpres) Projo, Panel Barus membantah pernyataan Haposan. Menurut dia, keputusan mendukung Prabowo sudah melewati proses yang panjang di internal Projo.

Ia bahkan menilai pembentukan Projo Ganjar sebagai sebuah upaya memecah belah organ relawan Jokowi. “Itu siluman KW itu. Operasi pecah belah menjelang pilpres. Nanti juga habis pemilu hilang tuh,” kata Panel dihubungi reporter Tirto, Senin (16/10/2023).

DPC Projo DKI deklarasikan dukungan kepada Ganjar

Organisasi relawan Pro Jokowi (Projo) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) wilayah Jakarta Utara, Selatan, dan Timur saat mendeklarasikan dukungan kepada bakal calon presiden Ganjar Pranowo di Jakarta, Minggu (15/10/2023). ANTARA/Cahya Sari

Di Balik Pecahnya Suara Relawan Jokowi

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) Nizar Ahmad Saputra mengakui, memang ada perbedaan suara di organ relawan Jokowi. Samawi sendiri, kata Nizar, memutuskan mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto.

Nizar menyampaikan, dukungan untuk Prabowo berasal dari ijtihad politik para kiai, gus, ajengan, dan para tuan guru di Samawi.

“Alasannya, kami memandang bahwa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang tegas, tapi juga memiliki rasa cinta yang besar kepada rakyatnya,” kata Nizar dihubungi reporter Tirto, Senin (16/10/2023).

Nizar menampik kalau dukungan kepada Prabowo didasarkan atas arahan Jokowi. Menurut dia, hal tersebut adalah murni dari hasil Rapimnas Samawi. Ia menambahkan, pihaknya juga mendorong putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai pendamping Prabowo di Pemilu 2024.

“Berasal dari suara para pengurus yang mendengar dan berinteraksi dengan masyarakat akar rumput,” terang Nizar.

Presiden Jokowi hadiri Rapimnas Samawi 2023

Presiden Joko Widodo memberikan pertanyaan berhadiah sepeda kepada para peserta Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (7/10/2023).ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

Sementara itu, Ketua Umum Seknas Jokowi, Rambun Tjajo menegaskan, pihaknya akan tegak lurus mendukung Ganjar Pranowo dan arah politik PDIP. Menurut dia, alasan banyak organ relawan Jokowi merapat ke Prabowo, dipantik pula oleh intensnya pergerakan Presiden RI itu ke pihak Prabowo sejak tahun lalu.

“Di tahun lalu sudah kelihatan bahwa Jokowi ini ambil jalan enggak akan sama dengan PDIP. Dan ada indikasi Jokowi ke Prabowo,” ujar Rambun dihubungi reporter Tirto, Senin (16/10/2023).

Keputusan mendukung Ganjar, kata Rambun, tidak didasarkan atas seruan Jokowi kepada relawan Seknas. Pihaknya menilai Ganjar adalah pemimpin yang konsisten dalam memberikan dampak pada masyarakat.

Rambun menilai, relawan Jokowi yang lain seharusnya bertindak ‘rasional’ melihat fakta ini. Ia mengatakan, ini sesuai dengan apa yang disampaikan Jokowi soal pemimpin yang akan melanjutkan program kabinetnya saat ini.

“Kita lebih rasional jadi enggak nunggu lagi instruksi Pak Jokowi,” kata Rambun.

Rambun mengklaim, organ relawan Jokowi berskala besar atau nasional, mayoritas memutuskan mendukung Ganjar Pranowo. Ada sedikitnya 300 relawan Jokowi berskala besar yang menyatakan dukungan kepada Ganjar.

“Sudah hampir 300 (organ relawan) pas deklarasi terakhir. Yang enggak ikutan itu adalah organ relawan yang suara internalnya sudah pecah, kayak (organ relawan) Bara JP. Mereka ada yang ikut deklarasi ada yang enggak,” jelas Rambun.

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Bara JP, Utje Gustaaf Patty membenarkan memang suara internal di organ relawannya terpecah menjadi dua, antara mendukung Ganjar atau Prabowo.

Alasannya, kata Utje, relawan akan menafsirkan sendiri-sendiri kriteria pemimpin yang disebutkan Jokowi di berbagai kesempatan. Sedikitnya soal pemimpin yang bisa melanjutkan program kabinet dan pemimpin yang bisa memanfaatkan bonus demografi.

“Jadi sebagian anggota ada yang mendukung Pak Ganjar dan Pak Prabowo. Tapi saya punya aturan tidak boleh pakai bendera Bara JP sebelum ada komando dari Pak Jokowi,” kata Utje dihubungi reporter Tirto, Senin (16/10/2023).

Menurut Utje, saat ini total ada 2.300 organ relawan Jokowi yang tersebar di tingkat nasional dan daerah. Ia mengklaim, antara yang mendukung Ganjar dan mendukung Prabowo, memiliki jumlah yang berimbang. “Masing-masing separuhnya lah kalau boleh dibilang,” ujar Utje.

Utje menilai, perbedaan suara di organ relawan Jokowi sebagai sebuah keniscayaan dalam demokrasi dan hak konstitusi anggota. Kendati demikian, ia menegaskan Bara JP belum mau mendeklarasikan dukungan ke bakal capres tertentu sebelum ada komando verbal dari Jokowi.

“Pak Jokowi akan mengarahkan ke kami secara verbal, dia sudah janji langsung kepada saya. Kalau sekarang kan relawan lain masih menafsirkan saja begitu,” terang Utje.

Konpers Projo Dukung Prabowo

konferensi pers deklarasi Projo dukung Prabowo Subianto di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Sabtu (14/10/2023). tirto.id/Adrian Pratama taher

Indikasi Jokowi Main Dua Kaki

Pengamat politik dari Populi Center, Usep Saepul Ahyar menilai, Jokowi memang sengaja tidak menyatakan dengan tegas arah dukungannya. Ia sebut, Jokowi masih menimbang akomodasi yang mampu disediakan oleh pihak Ganjar dan Prabowo.

Usep menambahkan, selama Jokowi terus memainkan simbol-simbol dukungan ke Ganjar dan Pranowo, maka tak heran ada relawan yang berpindah haluan.

“Di satu sisi di PDIP dia tidak berkata keluar dan bahkan menyatakan dukung Ganjar. Tapi secara simbolik sering datang juga ke pendukung Prabowo,” kata Usep dihubungi reporter Tirto, Senin (16/10/2023).

Menurut data survei yang dilakukan Populi Center, baik Prabowo maupun Ganjar sama-sama berpeluang mendapatkan endorsement dari Jokowi. Termasuk, peluang kehilangan suara dari relawan Jokowi.

“Di tengah para relawan itu ada mereka yang menunggu, ini ada swing voters juga. Menunggu komando Jokowi dan aksesibilitas yang ditawarkan bacapres untuk mereka,” ujar Usep.

Ia menilai, Jokowi sengaja seperti menunda keberpihakan pada salah satu bacapres. Jokowi disebut masih memperhatikan posisi tawar dan aksesibilitas yang lebih berpihak pada diri dan keluarganya.

Pemerhati politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo menyampaikan, manuver Jokowi dan relawannya dilakukan berdasarkan kepentingan politik. Dengan adanya pendukung Jokowi yang berlabuh ke Prabowo, ia melihat ada sinyal beda kepentingan antara Jokowi dan PDIP.

“Terlihat Pak Jokowi semakin menjauhi PDIP ketika Pak Ganjar di situ, dan semakin merapat ke Prabowo. Ketika sinyal ini terus dimainkan, maka relawanya pun ikut,” ujar Kunto dihubungi reporter Tirto, Senin (16/10/2023).

Kunto juga menilai, bisa saja Jokowi mengubah haluan dukungan bakal capres di tengah kontestasi Pemilu 2024 tengah berlangsung. Manuver politik Jokowi saat ini, kata dia, sebagai bukti nyata atas ‘cawe-cawe’ yang sempat disinggung Sang Presiden.

“Atau bisa jadi Pak Jokowi saat ini mendekati Prabowo biar di putaran pertama bisa kalahkan Anies. Dan di putaran kedua ada Prabowo dan Ganjar, bisa jadi mungkin Jokowi mengocok kartu ulang, misal pindah ke Ganjar ya sangat mungkin,” terang Kunto.

Sementara itu, Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menilai, fenomena relawan Jokowi mendukung Prabowo sebagai sinyal politik dari Jokowi kepada PDIP. Sinyal ini menunjukkan Jokowi masih memiliki pengaruh dan kekuatan dukungan politik cukup besar di luar partai.

“Dengan dukungan politik solid dari para relawan tersebut, Presiden Joko Widodo ingin menunjukkan kalau ia dapat berperan juga sebagai king maker dalam Pemilu 2024,” kata Bawono dihubungi reporter Tirto, Senin (16/10/2023).

Ia menyatakan, ketidaktegasan Jokowi bisa dilihat sebagai bentuk patuhnya ia sebagai kader PDIP yang masih mendukung Ganjar. “Namun, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang didukung secara solid oleh tujuh partai politik pendukung pemerintahan, presiden juga memiliki kepentingan sendiri,” tambah Bawono.

Di sisi lain, Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP), Arsjad Rasjid tidak ambil pusing dengan manuver dukungan relawan Jokowi yang menyatakan mendukung Prabowo. Ia menilai itu sebagai hak masing-masing organ relawan dan tidak membuat pihak Ganjar terganggu.

“Yang paling penting adalah bahwa yang kami inginkan adalah bagaimana kita bisa menuju fokus kepada memenangkan Pak Ganjar menjadi presiden," ujar Arsjad di Media Center TPN GP, Jakarta, Minggu (15/10/2023) malam.

Arsjad menambahkan, hanya ingin fokus pada pemenangan Ganjar Pranowo sekaligus memastikan program yang sudah berjalan di pemerintah dilanjutkan jika terpilih nanti.

“Tantangan ekonomi berat, dan Indonesia butuh program yang jelas untuk menyambut Indonesia Emas 2045,” kata dia.

Presiden hadiri puncak acara Musra

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pada puncak acara Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Politik
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Abdul Aziz