tirto.id - Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan, Setya Novanto atau yang biasa dipanggil Setnov layak disebut sebagai politisi tangguh. Hal tersebut dapat dilihat dari keterpilihannya sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang mampu mengalahkan tujuh lawan lainnya. Qodari secara pribadi juga mengucapkan selamat kepada Setya Novanto.
"Setya Novanto benar-benar politisi tangguh, terbukti mampu menumbangkan tujuh lawannya sekaligus," kata Qodari di Jakarta, Selasa (17/5/2016).
Padahal, kata Qodari, jika mengikuti Munas Golkar sebelumnya, seorang calon ketua umum mustahil akan menang jika dikeroyok oleh banyak calon. Hal ini, kata dia, seperti yang terjadi pada Jusuf Kalla yang menumbangkan Akbar Tandjung di Munas Golkar 2004.
Namun setelah ini, tambah Qodari, Novanto harus bisa membuktikan bahwa program-program yang sudah dicanangkan bisa diimplementasikan untuk kepentingan konsolidasi Partai Golkar serta mampu menjemput kemenangan baik pada Pilkada 2017 dan 2018, maupun pada pemilu 2019 nanti.
Meskipun demikian, Qodari meyakini bahwa Setnov mampu memberikan yang terbaik untuk Partai Golkar. "Dan Novanto punya modal untuk melakukan itu," kata Qodari.
Sementara itu, Pakar Hukum Tata Negara Irman Putra Sidin menilai, Munaslub Partai Golkar kali ini berlangsung sangat demokratis dan elegan. Semua proses politik, kata dia, dilalui dengan baik dan lancar.
Menurut Irman, hal tersebut menunjukkan Partai Golkar semakin matang di tengah derasnya dinamika dan badai yang terus menerpa.
"Saya mengapresiasi perjalanan Munaslub Partai Golkar yang demokratis, elegan dan semua proses serta prosedur dilalui. Semua calon juga tidak ada yang keberatan dan mengikuti semua proses yang ada. Ini luar biasa," katanya.
Sebelumnya, dalam pemungutan suara putaran pertama yang berlangsung secara tertutup Setya Novanto unggul dengan perolehan 277 suara, sementara Ade Komarudin atau Akom mendapatkan 173 suara.
Perolehan suara Akom menembus 30 persen dari 554 suara, perolehan tersebut di bawah perolehan Novanto yang sudah terlebih dulu memenuhi persyaratan untuk lolos.
Seharusnya, pemungutan suara akan berlangsung pada putaran kedua. Namun Akom memilih mundur dan memberikan kemenangan tersebut kepada Setya Novanto.
Dengan demikian, secara aklamasi Setnov terpilih tanpa ada pemungutan suara kedua, atas keterpilihan tersebut Akom juga menyatakan akan memberi dukungan penuh bagi kepengurusan Novanto sebagai pemimpin Golkar pada periode 2014-2019.
"Saya dan rekan-rekan saya akan memberikan support kepada Pak Novanto dan nantinya kepada pengurusnya untuk kebesaran Partai Golkar. Saya dan istri saya mengucapkan selamat kepada Pak Novanto untuk kebesaran Partai Golkar," kata Akom.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Abdul Aziz