Menuju konten utama

India Lockdown karena Corona, Ribuan Orang Kelaparan dan Menganggur

India lockdown sebabkan ribuan orang menganggur dan kelaparan karena tak punya pekerjaan.

India Lockdown karena Corona, Ribuan Orang Kelaparan dan Menganggur
Pekerja kota India mengasapi disinfektan semprotan area sebagai tindakan pencegahan terhadap COVID-19 di Ahmedabad, India, Minggu, 29 Maret 2020. Ajit Solanki/AP

tirto.id - Keputusan lockdown di India karena virus corona COVID-19 menyebabkan penutupan bisnis secara tiba-tiba dan berdampak pada kehidupan jutaan buruh migran di kota-kota India. Lebih dari selusin migran telah meninggal dan kekacauan meningkat.

Dalam salah satu migrasi terbesar dalam sejarah modern India, ratusan ribu buruh migran berjalan kaki untuk pulang. Mereka telah menjadi tunawisma dan menganggur karena kebijakan lockdown yang ditetapkan Perdana Menteri Narendra Modi untuk menahan penyebaran coronavirus COVID-19.

Sejumlah besar migran, banyak dari mereka tinggal dan makan di tempat mereka bekerja, menjadi kelaparan dan tak memiliki tempat tinggal. Dapur umum di Delhi, ibu kota India, kewalahan. Sejauh ini, lebih dari selusin pekerja migran telah kehilangan nyawa mereka di berbagai bagian negara ketika mereka mencoba untuk kembali ke rumah mereka, kata pejabat rumah sakit.

Ribuan migran di Delhi membawa seluruh keluarganya dan berjalan kaki di sepanjang jalan raya antar negara bagian. Beberapa berencana berjalan ratusan mil. Namun, ketika mereka mencapai perbatasan Delhi, banyak yang dipukul mundur oleh polisi.

“Kamu takut penyakitnya, hidup di jalanan. Tetapi saya lebih takut kelaparan, bukan corona," kata Papu (32) kepada The New York Times.

Papu datang ke Delhi tiga minggu lalu untuk bekerja dan sekarang mencoba untuk kembali ke rumahnya di Saharanpur, negara bagian Uttar Pradesh, 125 mil jauhnya.

Lockdown telah ditetapkan lusinan negara di seluruh dunia untuk menahan penyebaran virus, tetapu di tempat yang padat dan miskin seperti India, banyak yang khawatir tindakan itu dapat memicu kerusuhan sosial.

Buruh migran telah memprotes kebijakan lockdown di India. Pada hari Sabtu, ribuan orang keluar ke jalan-jalan di negara bagian selatan Kerala, mengatakan bahwa mereka belum makan berhari-hari. Pihak berwenang mendesak mereka untuk membubarkan diri demi keselamatan mereka sendiri, tetapi mereka mengabaikan perintah itu.

Hingga Minggu pagi, hanya satu dari 36 pemerintah negara bagian dan teritorial India, Uttar Pradesh, yang telah mengatur untuk membawa pulang para migran, mengirimkan sekitar 1.000 bus. Pada hari Sabtu, para migran menunggu dalam antrean panjang di pinggiran Delhi untuk naik beberapa bus, dan sebagian besar dari mereka ditolak.

Akan tetapi pada hari Minggu sore, pemerintah pusat telah memerintahkan negara-negara bagian untuk berbalik arah dan menyegel perbatasan mereka, memerintahkan para migran untuk tetap di tempat mereka sekarang. Tindakan pemerintah negara bagian sering bertentangan dengan perintah pemerintah pusat. Polisi kemudian menggunakan kekerasan untuk memaksa orang tetap berada di rumah mereka.

India sudah memiliki salah satu populasi tunawisma terbesar di dunia, dan lockdown membuat angka itu itu membengkak, kata pekerja untuk organisasi nonpemerintah, seperti dikutip New York Times. Sebuah sensus pemerintah tahun 2011 menyebutkan jumlah tunawisma di 1,7 juta orang dan pasti bertambah karena lockdown, kata para ahli.

Modi mengumumkan lockdown India, yang mencakup larangan perjalanan antar negara bagian, dengan pemberitahuan hanya empat jam pada hari Selasa, meninggalkan populasi migran yang sangat besar terdampar di kota-kota besar.

Banyak dari migran tersebut diberi makan dan ditempatkan di toko-toko dan lokasi konstruksi tempat mereka bekerja, dan ketika bisnis tutup, ratusan ribu, bahkan jutaan migran menjadi tunawisma dan kehilangan sumber makanan.

Lockdown India, mungkin tidak cukup untuk menahan penyebaran virus corona baru di negara itu, kata mantan Gubernur Bank India Raghuram Rajan.

"Ini adalah masalah serius karena lockdown tidak hanya mencegah orang pergi bekerja, tetapi juga membuat mereka bertahan di rumah, yang tidak selalu merupakan tempat yang tepat untuk isolasi diri, tetapi bisa jadi rumah mereka adalah daerah kumuh di mana orang tinggal bersama," kata Rajan, seperti dikutip The Economic Times.

Penetapan lockdown 21 hari di India telah melumpuhkan hampir semua perdagangan di negara ini dan telah membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan, membuat banyak orang berjuang untuk mendapatkan kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan.

Kepadatan populasi India yang tinggi membuatnya lebih rentan terhadap penyebaran virus corona COVID-19. Perdana Menteri Narendra Modi memerintahkan 1,3 miliar penduduk untuk tetap di rumah agar India tidak tergelincir ke dalam bencana.

Raghuram Rajan juga mengutip infrastruktur yang lemah di negara itu sebagai penghalang pemerintah melawan virus corona COVID-19. Ia mengatakan, semua sumber daya perlu digunakan untuk mengatasi krisis kesehatan saat ini.

Memberi uang kepada orang-orang tanpa mata pencaharian sehingga mereka bisa belanja, memberikan makanan ke daerah-daerah, dan menjaga layanan publik tetap berjalan adalah beberapa tantangan terbesar yang dihadapi India dalam tiga minggu ke depan. Besarnya masalah ini akan menjadi lebih sulit bagi India yang lockdown, tegas Rajan.

Baca juga artikel terkait WABAH VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH