tirto.id - Virus corona telah menyebabkan Italia melakukan lockdown nasional. Lockdown artinya Italia melakukan pengawasan ketat di semua wialah negara untuk mencegah penularan virus corona COVID-19. Pengawasan ketat ini dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu yang dilakukan Italia ini adalah menutup semua toko kecuali toko makanan dan apotek.
Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan bar, restoran, salon, dan perusahaan yang tidak begitu penting juga akan ditutup. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Conte mengatakan setiap dampak dari pembatasan ketat - berlaku dari Kamis hingga 25 Maret, dengan tetap mengawasi perkembangan kasus corona COVID-19 di Italia.
Negara ini sudah menutup sekolah, gimnasium, museum, klub malam dan tempat-tempat lain di seluruh negeri. Hingga Jumat (13/3/2020), Italia memiliki lebih dari 12.000 kasus yang dikonfirmasi dan jumlah kematian 827, demikian diwartakan BBC.com.
Kasus yang dikonfirmasi termasuk pemain untuk klub sepak bola Juventus, Daniele Rugani. Pemain itu saat ini tidak menunjukkan gejala, kata klub.
"Juventus Football Club saat ini mengaktifkan semua prosedur isolasi yang diharuskan oleh hukum, termasuk sensus mereka yang telah melakukan kontak dengannya," kata pernyataan dari Juventus.
Hampir 900 orang dengan virus corona COVID-19 di Italia dirawat intensif, kata ketua kedaruratan WHO Michael Ryan.
"Iran dan Italia sedang menderita sekarang tetapi saya jamin negara-negara lain akan berada dalam situasi itu segera," katanya.
Lockdown ini menyebabkan orang-orang lanjut usia di seluruh negeri dipisahkan dari orang-orang yang mereka cintai karena Italia telah menerapkan pembatasan drastis pada kehidupan sehari-hari untuk mencegah penularan.
Kebanyakan orang hanya memiliki gejala ringan atau sedang dari coronavirus baru, seperti demam dan batuk, tetapi gejalanya bisa parah, termasuk pneumonia, terutama pada orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan masalah kesehatan.
Suasana Lockdown di Italia
Milan seperti kota mati karena penduduk menutup semua toko kecuali supermarket, toko makanan, dan apotek. Di pusat kota yang biasanya ramai dengan pembeli, hanya tampak beberapa orang berbaur di pasar dengan hanya satu toko yang buka.
Di daerah universitas di kota itu, hampir semua toko tutup dan orang-orang, kebanyakan mengenakan masker, berbaris untuk masuk ke toko obat. Di dalam, apoteker Andrea De Leo (26) mengatakan mereka kehabisan masker.
Ini merupakan lockdown paling berat sejak Perang Dunia II, tetapi De Leo mengatakan kota itu akan bertahan.
"Kami mulai terbiasa dengan ini," katanya. "Kami akan melawan."
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengungkap pengawasan ketat pada Rabu (11/3/2020) malam. Negara berpenduduk 60 juta ini merupakan yang paling parah terkena virus corona di Eropa.
Di Roma, kota tampak sepi karena jalan-jalan ikonik di daerah itu hampir kosong dan restoran tutup. Spanish Step tampak kosong pada Kamis (12/3/2020) pagi, dengan hanya beberapa orang yang lewat di plaza tersebut.
"Situasi mulai terasa lebih tegang," kata Natalie Kennedy, seorang travel blogger dari San Diego yang tinggal di Roma, kepada NBC News. "Orang-orang mulai membatasi perjalanan mereka di luar rumah. Kami lebih sering tinggal di rumah."
Polisi juga menghentikan orang-orang berjalan di jalanan kecuali mereka memiliki urusan penting, polisi menyuruh mereka pulang setelah pemerintah didesak agar masyarakat membatasi kegiatannya. Mereka yang diizinkan keluar disuruh berdiri dengan jarak 3 kaki dari orang lain. Penduduk yang melanggar aturan ini bisa kena denda, bahkan dipenjara beberapa bulan.
Di Sisilia, sebuah video yang dibagikan di media sosial menunjukkan pihak berwenang menggunakan pengeras suara untuk memberitahu orang-orang agar tetap di rumah dan hanya pergi untuk mendapatkan makanan atau obat-obatan atau untuk bekerja.
Pada Rabu (11/3/2020) malam, Presiden Donald Trump memberlakukan pembatasan besar-besaran untuk mencegah orang dari 26 negara Eropa, termasuk Italia, melakukan perjalanan ke Amerika Serikat selama sebulan.
Virus ini telah menginfeksi 126.000 orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 4.600, kebanyakan dari mereka di Cina. Selain itu, lebih dari 68.000 orang telah pulih.
Denmark, yang memiliki 514 kasus virus corona atau naik 10 kali lipat sejak Senin juga dikabarkan melakukan lockdown dengan menutup semua sekolah dan universitas mulai Jumat dan akan mengirim pulang semua karyawan sektor publik yang tidak dalam peran penting dalam beberapa hari mendatang. Pemerintah juga mendesak pembatalan acara dengan lebih dari 100 orang hadir.
Sementara itu India telah menangguhkan sebagian besar visa bagi orang asing hingga 15 April dan Guatemala melarang warga Eropa masuk sejak Kamis, demikian diwartakan Associated Press News.
Editor: Agung DH