Menuju konten utama

Indeks Keyakinan Konsumen Agustus 2020 Stagnan di 86,9 Poin

Angka itu mengindikasikan konsumen masih pesimistis dengan kondisi ekonomi Indonesia.

Indeks Keyakinan Konsumen Agustus 2020 Stagnan di 86,9 Poin
Direktur Eksekutif Pusat Program Transformasi Bank Indonesia (PPTBI) Onny widjanarko di Jakarta, Kamis (6/7). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

tirto.id - Survei konsumen Bank Indonesia (BI) menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per Agustus 2020 tercatat stagnan yakni 86,9 poin. Nilai itu hanya naik tipis dari Juli 2020 86,2 poin.

Angka tersebut masih berada di bawah ambang batas nilai 100 yang menunjukkan IKK berada di zona pesimis. Hal itu mengindikasikan konsumen masih pesimistis dengan kondisi ekonomi Indonesia, apalagi di tengah pandemi COVID-19.

Kenaikan kali ini hanya selisih 0,7 poin. Beda dengan kenaikan Juni ke Juli 2020, dari 83,8 menjadi 86,2 poin. Sama halnya dengan kenaikan Mei ke Juni 2020 dari 77,8 menjadi 83,8 poin.

“Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2020 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terus membaik, meskipun masih berada pada zona pesimis (<100),” ucap Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis, Selasa (8/9/2020).

Onny mengatakan peningkatan IKK dialami dari responden dengan penghasilan Rp2,1-3 juta dan Rp3,104 juta. Keduanya membaik dari 87,6 ke 88,6 dan 81,6 ke 83,7.

Namun, IKK bagi kelompok penghasilan lain seperti Rp4,1-5 juta terus turun. Dari 86,7 ke 85,2 per Agustus 2020. Penurunan ini terjadi usai IKK kelompok ini meningkat pada Juni 2020. Dari 79,8 di Mei menjadi 88,1 Juni 2020.

Sama halnya dengan kelompok penghasilan di atas Rp5 juta. Pada Mei ke Juni sempat membaik dari 71,6 menjadi 84,4. Pada Juli 2020 naik lagi menjadi 89,7 tetapi turun menjadi 83,7 ddi Agustus 2020.

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada Agustus 2020 terus turun. Dari 121,7 poin di Juli 2020 menjadi 118,2 poin di Agustus 2020.

Sementara itu, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) tercatat naik. Dari 50,7 poin menjadi 55,6 poin di Agustus 2020.

“Hal tersebut (Pelemahan IEK) disebabkan oleh ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha ke depan yang tidak sekuat bulan sebelumnya,” ucap Onny.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan