tirto.id - Ikatan Keluarga Orang Hilang (Ikohi), kumpulan para korban dan keluarga korban yang diculik dan hilang pada 1997-1998, resmi mendukung Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019.
Kendati demikian, mereka telah menyadari Jokowi akan sulit menjalankan pengadilan HAM ad hoc untuk menuntaskan kasus yang belum selesai setelah 21 tahun. Lantaran, bekas jenderal terkait kasus juga mendukung Jokowi.
Hal tersebut dikatakan oleh Utomo Raharjo, ayah dari salah satu korban penculikan yang hingga saat ini belum ditemukan, Bimo Petrus.
"Kayanya kalau Jokowi menang sih udah pasti menang, mudah-mudahan. Tapi harapan kami seperti itu [Jokowi mengeluarkan Keppres gelar pengadilan HAM ad hoc) jauh, masih jauh, karena di lingkaran Pak Jokowi sendiri mereka adalah pelaku pada saat itu. Jadi sulitnya bukan main," kata Utomo saat konferensi pers di Grand Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2019) siang.
Utomo menilai Jokowi adalah orang yang masih memiliki kemauan untuk mengungkapkan kasus penculikan, namun terkendala orang-orang yang tak sepaham dengan tujuan ini.
"Pak Jokowi punya hati dan telinga, kemauannya baik, tapi di lingkaran beliau adalah bukan sepaham dengan Pak Jokowi. Anda pasti tahu di sana ada siapa saja. Sangat pesimis. Enggak akan terwujud. Sulitnya bukan main. Kuatnya di sekitar kekuasaan Pak Jokowi," ujar dia.
Dalam konferensi pers dukungan tersebut hadir aktivis-aktivis yang pernah diculik dan akhir kembali seperti Mugiyanto, Faisol Riza, dan Aan Rusdianto.
Hadir juga beberapa keluarga korban penculikan yang belum ditemukan hingga saat ini seperti Wahyu Susilo, yang merupakan adik dari Widji Thukul.
Ada juga Paian Siahaan yang merupakan ayah dari Ucok Munandar Siahaan. Orang tua dari Gilang, Suyat, dan Petrus Bimo Anugrah, aktivis-aktivis yang belum ditemukan hingga sekarang.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Zakki Amali