tirto.id - Konflik di wilayah Timur Tengah terus memanas. Pada 1 Oktober 2024, Iran menembakkan setidaknya 180 rudal balistik ke wilayah Israel, seperti dilansir dari BBC. Serangan tersebut memberi dampak kerusakan di wilayah Israel, meski disebut hanya kerusakan kecil.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian mengatakan, aksi mereka ini adalah respons tegas mereka atas agresi Israel di Gaza dan Lebanon. Hal yang sama juga diamini oleh Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC). Komandan IRGC, Abbas Nilforoushan menambahkan, serangan tersebut adalah tanggapan atas pembunuhan terhadap pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Perang di dunia nyata juga dibuat semakin panas oleh narasi yang berkembang di media sosial. Awal Oktober 2024, selepas serangan rudal Iran ke Israel, sejumlah unggahan di media sosial menarasikan kondisi Israel yang kian porak poranda, seperti neraka.
"Israel malam ini jadi neraka. #Israhell," begitu bunyi cuitan akun @Pecel_Lele5678 di X (dulu Twitter) pada 2 Oktober 2024, dini hari (arsip).
Bersama unggahan tersebut, terdapat sebuah video 14 detik yang menunjukkan kondisi kota yang kian merah seperti terbakar. Dalam video tersebut terdapat keterangan teks, “live israel,” yang seolah menyebut kondisi tersebut adalah kondisi aktual di Israel pada waktu kejadian penembakan rudal.
Sampai dengan Senin (14/10/2024), video tersebut telah menarik perhatian 3 juta penonton. Cuitan tersebut juga dibagikan ulang sebanyak 17,3 ribu kali dan mendapat tanda suka sebanyak 70 ribu kali.
Unggahan serupa juga kami temukan dari di Facebook dari akun "M Ali Hasan" (arsip) dan "Berita Hewan" (arsip). Keduanya memang kalah viral jika dibandingkan dengan unggahan di X, namun tersebar di waktu yang tidak jauh berbeda dengan serangan Iran ke Israel.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah video kondisi Israel "memerah" seperti neraka benar adanya?
Pemeriksaan Fakta
Tirto mencoba mengambil beberapa cuplikan gambar dari video tersebut untuk mencoba mencari asal-usul video tersebut. Dari hasil pencarian gambar terbalik (reverse image search) menggunakan Google Lens, kami mendapatkan beberapa petunjuk mengenai kejadian asli dari video tersebut.
Beberapa hasil pencarian teratas berasal dari informasi dari sejumlah pemeriksa fakta seperti Fact Crescendo (asal Sri Lanka), Boom (asal India), dan AFP (internasional) pada Oktober 2023. Ketiga media tersebut, seperti Tirto, adalah media yang terverifikasi oleh International Fact-Checking Network (IFCN).
Ketiga artikel dari pemeriksa fakta tersebut menjelaskan kalau kejadian tersebut adalah selebrasi dalam kota, oleh salah satu pendukung tim sepak bola di Aljazair.
Tirto juga pernah membuat artikel mengenai video serupa pada Oktober 2023. Kala itu ,video serupa diberi narasi berbeda, yakni kondisi Tel Aviv, Ibu Kota Israel, yang disebut menjadi lautan api setelah menerima serangan balasan dari Palestina.
Kala itu, kami menemukan video serupa di X dari unggahan akun "X Share Daily" yang mendapat catatan komunitas kalau kejadian tersebut bukan kondisi di Israel ataupun Gaza tetapi momen yang terdokumentasi dari selebrasi tim sepak bola, CR Belouizdad, pada tahun 2020.
Video serupa yang menunjukkan kondisi kota Algiers, Aljazair, juga dapat terlihat dari video berikut. Reuters juga sempat melakukan pemeriksaan geolokasi dan menyimpulkan perayaan selebrasi dengan flare serba merah tersebut terjadi di Kota Algiers, Alzajair, tepat di sekitar wilayah Rue Lachen Momouni.
Di X, beberapa komentar di video juga menyebut kalau kejadian tersebut adalah perayaan oleh suporter sepak bola menggunakan flare.
Selain itu unggahan dengan video serupa –meski juga dengan narasi yang menyesatkan tentang kondisi di Israel– juga kami temukan di cuitan akun X, dengan bertanggalkan 9 Oktober 2023. Cuitan dari akun @Destiny15_FL ini juga mendapat tanda video yang digunakan di luar konteks.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, klaim video yang kondisi kacau balau Israel pada 1 Oktober 2024, setelah serangan Iran, bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Video tersebut sudah beredar di internet sejak Oktober 2023 lalu. Sebelumnya, klip yang sama juga digunakan untuk membuat narasi soal kondisi Israel setelah serangan balasan dari Palestina, sekitar setahun silam.
Adapun asap merah dan ledakan dalam video bukanlah dampak ledakan rudal Iran. Kejadian tersebut sebenarnya adalah pesta kembang api oleh salah satu pendukung klub sepak bola di Aljazair, CR Belouizdad, yang merayakan kemenangan.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty