tirto.id - Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Program ini pun memantik beragam perbincangan di media sosial, sayangnya tak jarang informasi yang tersebar memuat disinformasi terkait program ini.
Belum lama ini misalnya, beredar narasi di media sosial yang menyebut bahwa ratusan siswa sekolah dasar (SD) sakit setelah menyantap makanan dari program MBG yang terkontaminasi bangkai ular.
Narasi itu diunggah oleh akun Instagram “duniahariini17”(arsip) pada Sabtu (3/5/2025) melalui unggahan gambar, yang memperlihatkan siswa SD dalam sebuah kelas, yang sedang menyantap makanan. Terdapat keterangan teks dalam foto bertuliskan, “Waduh! Ratusan Siswa Sekolah Sakit Setelah Menyantap MBG Terkontaminasi Ular”.

Akun Facebook bernama “Cerita Bagus”(arsip) juga mengunggah gambar dengan narasi yang sama pada Senin (5/5/2025). Sementara, akun Facebook bernama “Mame Slamet” juga mengunggah klaim sama disertai gambar tangkapan layar berita yang memberitakan hal tersebut. Artikel itu disertai foto menampilkan bangkai ular di atas makanan.
Sepanjang Sabtu (3/5/2025) hingga Jumat (20/3/2025), atau selama 17 hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 911 tanda suka dan 105 komentar. Lantas, bagaimana kebenaran klaim ini? Benarkah ada ratusan siswa SD yang keracunan usai menyantap makanan dari program MBG yang terkontaminasi bangkai ular?
Penelusuran Fakta
Unggahan tersebut tidak memberikan keterangan informasi lokasi dan waktu terkait klaim ada ratusan siswa SD yang keracunan usai menyantap makanan dari program MBG yang terkontaminasi bangkai ular.
Tirto melakukan penelusuran terkait foto yang disertakan dalam klaim unggahan dengan menggunakan teknik reverse image search di Google Images. Hasil penelusuran mengarahkan kami ke foto serupa yang diunggah situs resmi Pemerintah Kota Depok dalam artikel berjudul “18 Ribu Siswa di Kota Depok Dapat Makan Bergizi Gratis Perdana” yang diunggah pada Senin (6/1/2025).
Foto tersebut adalah hasil dokumentasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok di SDN 5 Cilangkap, Kecamatan Tapos pada Senin (6/1/2025). Foto itu nampak serupa dengan foto yang dicatut dalam klaim unggahan.
Adapun, konteks asli dari foto tersebut menampilkan momen siswa di Kota Depok yang mendapatkan MBG perdana pada Januari 2025 lalu. Seperti yang diberitakan, sebanyak 18 ribu siswa mendapat makan bergizi gratis pada jenjang pendidikan PAUD/TK hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat di Kota Depok.
Komandan Kodim 0508/Depok, Kolonel Infanteri Iman Widhiarto menjelaskan, ada enam Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur yang beroperasi untuk menyediakan belasan ribu porsi makanan tersebut di Kota Depok.
“Target setiap SPPG menyediakan menu sekitar 3.000 porsi makanan, hari ini yang beroperasi di Depok ada 6 SPPG sekitar 18.000 porsi,” jelasnya kepada berita.depok.go.id, usai memantau pelaksanaan program MBG perdana, Senin (6/1/25).
Tidak ada satupun keterangan resmi ataupun informasi dalam artikel resmi dari Pemkot Depok tersebut yang membenarkan klaim bahwa ada ratusan siswa SD yang keracunan usai menyantap makanan dari program MBG yang terkontaminasi bangkai ular.
Tirto juga menelusuri salah satu unggahan yang menyertakan artikel berita berjudul “Waduh! Ratusan Siswa Sekolah Sakit Setelah Menyantap MBG Terkontaminasi Bangkai Ular”. Artikel itu disertai foto menampilkan bangkai ular di atas makanan.
Penelusuran yang dilakukan dengan memasukan kata kunci judul ke mesin pencarian Google mengarahkan kami situs berita gelora.co yang mengunggah artikel berita dengan narasi yang sama pada Sabtu (3/5/2025). Artikel tersebut memberitakan ratusan siswa yang mengalami keracunan setelah mengonsumsi makan gratis di India. Bukan Indonesia.
Sebagai informasi, peristiwa ratusan siswa keracunan masal diduga usai mengonsumsi makan siang gratis yang terkontaminasi bangkai ular memang terjadi di India. Menukil laporan BBC pada Jumat (2/5/2025), lembaga hak asasi manusia India sedang menyelidiki laporan bahwa lebih dari 100 anak jatuh sakit setelah menyantap makan siang sekolah yang diketahui mengandung seekor bangkai ular mati.
Menurut laporan, juru masak tetap menyajikan makanan tersebut meskipun telah mengeluarkan hewan mati dari dalamnya, demikian pernyataan Komisi Hak Asasi Manusia Nasional (NHRC). Komisi tersebut menyatakan bahwa sekitar 500 anak diyakini telah mengonsumsi makanan tersebut di kota Mokama, negara bagian Bihar, India timur.
Namun, penggunaan singkatan "MBG" dalam judul artikel berita yang tersebar seolah menarasikan bahwa peristiwa keracunan tersebut terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan, MBG diasosiasikan dengan singkatan Makan Bergizi Gratis dari pemerintah Indonesia. Apalagi dalam klaim unggahan Facebook, mencatut foto yang merupakan gambar siswa SD di Indonesia.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) juga telah membantah kebenaran klaim yang menyebut ada ratusan siswa SD di Indonesia yang keracunan usai menyantap makanan dari program MBG yang terkontaminasi bangkai ular. Komdigi melabeli klaim itu sebagai hoaks.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan bukti klaim bahwa ada ratusan siswa SD yang keracunan usai menyantap makanan dari program MBG, yang terkontaminasi bangkai ular.
Foto yang dicatut dalam klaim unggahan adalah hasil dokumentasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok di SDN 5 Cilangkap, Kecamatan Tapos pada Senin (6/1/2025). Konteks asli dari foto tersebut menampilkan momen siswa di Kota Depok yang mendapatkan MBG perdana pada Januari 2025 lalu.
Peristiwa ratusan siswa keracunan masal usai mengonsumsi makan gratis yang terkontaminasi bangkai ular terjadi di India bukan Indonesia.
Jadi, informasi yang menyebut bahwa ada ratusan siswa SD yang keracunan usai menyantap makanan dari program MBG yang terkontaminasi bangkai ular bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty
Masuk tirto.id


































