Menuju konten utama
Periksa Fakta

Hoaks Pengobatan Mata Rabun Menggunakan Tanaman Patikan Kebo

Menurut Kemenkes, sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah atau penelitian yang mendukung keamanan penggunaan tanaman tersebut untuk pengobatan mata.

Hoaks Pengobatan Mata Rabun Menggunakan Tanaman Patikan Kebo
Periksa Fakta Pengobatan Mata Rabun. tirto.id/Fuad

tirto.id - Pengobatan alternatif dengan memanfaatkan berbagai jenis tanaman telah banyak diterapkan. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa kadar zat yang terkandung dalam tanaman tersebut tidak justru menimbulkan masalah kesehatan lainnya.

Belum lama ini, di Facebook, muncul sebuah unggahan yang menyebut penggunaan air rebusan dari tanaman patikan kebo yang bisa untuk menyembuhkan mata buram (arsip).

"Rutin selama 3 hari mata buram jadi terang," begitu bunyi keterangan unggahan akun bernama "Herbal Tradisional" pada 7 Juli 2024 lalu.

Periksa Fakta Pengobatan Mata Rabun

Periksa Fakta Pengobatan Mata Rabun. tirto.id/Fuad

Menemani keterangan tersebut, terdapat pula video pendek yang menyampaikan narasi serupa dan menampilkan tanaman yang dimaksud.

Sampai dengan Selasa (16/7/2024), unggahan tersebut telah mengumpulkan lebih dari 2 juta penonton. Unggahan juga mengumpulkan 21,8 ribu tanda suka (likes) dan 1.700 komentar. Video pendek tersebut juga telah disebar ulang sebanyak 5.400 kali.

Melihat sejumlah komentar, terdapat beberapa yang menyebut keampuhan pengobatan ini, namun ada juga yang mempertanyakan metode tersebut.

Lantas, bagaimana faktanya? Benarkah penggunaan tanaman patikan kebo bisa digunakan untuk mengobati mata rabun?

Pemeriksaan Fakta

Tirto berupaya mencari konfirmasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait hal ini. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menyampaikan bahwa penggunaan rebusan pati kebo untuk pengobatan rabun senja belum dapat dibuktikan kebenarannya.

Lebih lanjut, Siti menjelaskan bahwa hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah atau penelitian yang mendukung keamanan penggunaannya.

"Hati-hati meneteskan ke mata, karena malah nanti akan merusak organ mata dan berakibat buta," ujarnya ketika dihubungi Tirto, Selasa (16/7/2024).

Dia juga menjelaskan kalau penglihatan buram bisa disebabkan karena rabun dekat atau rabun jauh. Masalah rabun dekat biasanya ditemukan pada mereka yang berusia di atas 50 tahun, sementara rabun jauh bisa terjadi pada siapapun.

"Keduanya perlu kacamata untuk koreksi lensa mata," terang Siti.

Dia juga menambahkan bahwa pada lansia, rabun juga bisa disebabkan karena katarak. Ini terjadi karena lensa mata menua dan harus dilakukan operasi untuk pengobatannya.

Di halaman resmi Kemenkes, disebutkan kalau miopi (rabun jauh) dan hipermetropi (rabun dekat) masuk dalam gangguan penglihatan dengan kategori masalah refraksi.

Menurut laman yang sama, miopi adalah ketika mata bisa melihat objek dekat dengan jelas, tetapi objek yang jauh terlihat kabur. Sementara itu, hipermetropi adalah ketika mata bisa melihat objek jauh dengan lebih jelas daripada objek dekat.

Metode pengobatan gangguan penglihatan bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Dalam banyak kasus, penggunaan kacamata atau lensa kontak dapat membantu memperbaiki atau mengoreksi gangguan refraksi seperti miopi dan hipermetropi.

Di sisi lain, pembedahan menjadi pilihan untuk kasus katarak, glaukoma, atau degenerasi makula. Terapi obat, seperti obat tetes mata untuk glaukoma, dapat membantu mengendalikan gejala. Dalam beberapa kasus, terapi rehabilitasi penglihatan diperlukan untuk membantu memaksimalkan penglihatan yang tersisa dan meningkatkan kemandirian individu.

Senada, berdasarkan penelitian yang dirangkum dari Devesh Tewari dan kawan-kawan, yang dipublikasikan pada 2019 di jurnal frontiers in Pharmacology, Euphorbia hirta (nama latin dari patikan kebo) disebut bisa berbahaya bagi mata.

Sementara penelitian Rathnakumar K., dkk, sempat mengujikan penggunaan tanaman tersebut pada tikus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak Euphorbia hirta berpotensi menunda pembentukan dan perkembangan katarak yang dipicu naftalena pada tikus.

Kesimpulan

Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan klaim tanaman patikan kebo dapat mengobati rabun bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Menurut juru bicara Kemenkes, sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah atau penelitian yang mendukung keamanan penggunaan tanaman tersebut untuk pengobatan mata. Salah satu penelitian juga menyebut bahwa penggunaan tanaman ini pada mata bisa berbahaya.

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - News
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Farida Susanty