tirto.id - Gerhana matahari total dikabarkan terjadi pada Senin (8/4/2024) pekan lalu. Mengutip laman National Aeronautics and Space Administration (NASA), gerhana matahari total atau total solar eclipse diketahui akan melintasi sejumlah negara pada hari Senin (8/4/2024).
Sebagai informasi, gerhana matahari total adalah peristiwa ketika bulan melintas dan tepat berada di antara matahari dan bumi. Akibat posisi bulan ini, seluruh permukaan matahari yang seharusnya terlihat dari bumi akan tertutup. Langit yang seharusnya terang akan gelap seperti fajar atau senja.
Di tengah ramai perbincangan tentang fenomena gerhana bulan yang terjadi, beredar sebuah unggahan di media sosial yang menyebut bahwa seluruh bumi termasuk Indonesia akan gelap gulita selama tiga hari akibat gerhana matahari total yang terjadi pada Senin (8/4/2024).
Narasi tersebut disebarkan oleh akun Facebook “Nana Nana” pada Selasa (9/4/2024) dengan keterangan teks narasi sebagai berikut:
“Astagfirullahalazim benarkah TNGL, 8 april 2024 Indonesia akan gelap selama 3 hari karna gerhana matahari total semoga tidak terjadi” tulis akun tersebut pada Selasa (9/4/2024).
Tirto juga menemukan sejumlah akun Facebook lain yang mengunggah narasi serupa, yaitu akun “Alfiansyah Slankers Tangerang”, “Alpha Deltha X Cko”,”Dewa Clara”, dan “Mas Gatot Bolang”.
Sepanjang Selasa (9/4/2024) hingga Selasa (16/4/2024), atau selama tujuh hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 48 tanda suka dan 43 komentar.
Lantas, benarkah klaim yang menyebut bahwa seluruh bumi termasuk Indonesia akan gelap gulita selama tiga hari akibat gerhana matahari total yang terjadi pada Senin (8/4/2024)?
Penelusuran Fakta
Tirto menelusuri laman dan akun media sosial resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi negara yang memiliki wewenang di bidang ini.
Hasilnya, kami menemukan unggahan dalam akun Instagram resmi BMKG (@infobmkg) pada Jumat (29/3/2024), yang telah membantah klaim informasi yang menyebut bahwa seluruh bumi termasuk Indonesia akan gelap gulita selama tiga hari akibat gerhana matahari total.
BMKG menyebut, bahwa benar akan terjadi peristiwa gerhana matahari total (GMT) pada Senin (8/4/2024). Namun, wilayah indonesia sendiri tidak akan dilewati oleh jalur totalitas gerhana matahari, sehingga gerhana matahari tidak dapat diamati di Indonesia.
Lebih lanjut, jalur gerhana matahari sendiri akan melewati wilayah benua Amerika, sehingga dapat diamati di Amerika Utara, Amerika Serikat, Meksiko, Amerika Serikat bagian tengah dan Kanada bagian timur. Gerhana matahari sendiri dikabarkan akan terjadi selama beberapa jam. Dengan rincian, kota yang terlewati jalur GMT dengan durasi total terpanjang adalah selama 4 menit 26 detik.
Atas dasar hal tersebut, dalam keterangannya di Instagram resminya, BMKG membantah klaim yang menyebut bahwa seluruh bumi termasuk Indonesia akan gelap gulita selama tiga hari akibat gerhana matahari total yang terjadi pada Senin (8/4/2024).
“Nahh #SobatBMKG tidak perlu khawatir karena simpang siur yang mengatakan Bumi dalam keadaan gelap selama 3 hari merupakan info yang tidak benar, ya!” tulis akun Instagram BMKG, pada Jumat (29/3/2024).
Kemudian, pemerintah melalui laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga telah membantah kebenaran klaim yang menyebut bahwa seluruh bumi termasuk Indonesia akan gelap gulita selama tiga hari akibat gerhana matahari total yang terjadi pada Senin (8/4/2024). Kominfo mengkategorikan klaim tersebut sebagai hoaks.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa seluruh bumi termasuk Indonesia akan gelap gulita selama tiga hari akibat gerhana matahari total yang terjadi pada Senin (8/4/2024).
Pemerintah melalui keterangan yang diberikan BMKG dan Kominfo telah membantah kebenaran klaim ini.
Jadi, informasi yang menyebut bahwa seluruh bumi termasuk Indonesia akan gelap gulita selama tiga hari akibat gerhana matahari total bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty