Menuju konten utama

Hingga Akhir Juli 2019, Pemerintah Tarik Utang Rp234,1 Triliun

Realisasi pembiayaan APBN menggunakan utang hingga akhir Juli 2019 sudah mencapai Rp234,1 triliun atau 65,2 persen terhadap target APBN 2019 Rp359,3 triliun.

Hingga Akhir Juli 2019, Pemerintah Tarik Utang Rp234,1 Triliun
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Realisasi pembiayaan APBN menggunakan utang hingga akhir Juli 2019 sudah mencapai Rp234,1 triliun atau 65,2 persen terhadap target APBN 2019 Rp359,3 triliun.

Penarikan utang hingga awal Kuartal III/2019 itu terdiri dari pinjaman dari Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp241,19 triliun atau 62,0 persen target APBN; serta pinjaman neto yang posisinya negatif Rp7,06 triliun atau 23,8 persen target APBN.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, pembiayaan utang dilakukan secara front loading atau di awal tahun.

"Kenaikan realisasi SBN neto merupakan bagian dari strategi front loading dalam memanfaatkan situasi pasar keuangan di semester I yang masih kondusif," kata Luky dalam konferensi pers APBN KiTA di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (26/8/2019).

Realiasi Pinjaman yang mencapai angka negatif disebabkan oleh realisasi pembayaran cicilan pokok Pinjaman Luar Negeri yang lebih besar dari pada penarikan Pinjaman Luar Negeri, namun untuk Pinjaman Dalam Negeri penarikan pinjaman lebih besar dibandingkan pembayaran cicilan pokok.

Hingga akhir Juli 2019, Pemerintah telah membayarkan cicilan pokok Pinjaman Dalam Negeri sebesar Rp0,58 triliun atau 39,3 persen dari target APBN sementara cicilan pokok Pinjaman Luar Negeri telah dibayarkan sebesar Rp47,04 triliun atau 52 persen target APBN.

Sementara itu, Penarikan Pinjaman Dalam Negeri mencapai Rp0,75 triliun atau 38,5 persen target APBN dan penarikan Pinjaman Luar Negeri mencapai Rp39,81 triliun atau 66,0 persen target APBN.

Hingga akhir Juli 2019, posisi keseimbangan primer tercatat berada pada posisi negatif sebesar Rp25,08 triliun.

Baca juga artikel terkait UTANG INDONESIA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri