Menuju konten utama

Henna: Tak Sekadar Jadi Bahan Lukisan Tangan

Selain sebagai aksesori tubuh, henna digunakan untuk menjaga kesehatan.

Henna: Tak Sekadar Jadi Bahan Lukisan Tangan
Lukisan bermotif pada tangan perempuan yang dibuat dari tinta putih berbahan Henna. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Pada abad ke 13, Iran pernah dilanda wabah kolera. Di saat yang sama, tentara Iran harus berjaga dari serangan orang-orang yang ingin menguasai daerah tersebut. Ini bukan tugas ringan karena mereka juga harus berusaha agar tidak tertular penyakit. Bagi yang sudah terlanjur tertular, harus cari cara menyembuhkan diri.

Untungnya seorang pria bernama Alauddin Muhammad mengirim puluhan pria untuk jalan ke kastil membawa garam dan henna. Rutinitas ini dilakukan setiap hari. Beberapa hari setelah aktivitas itu berlangsung, beberapa penderita kolera sembuh. Kabarnya henna turut dicampurkan ke dalam air dan jadi minuman. Kisah ini tertulis dalam buku Henna’s Secret History: The History, Mystery, & Folkrole of Henna (2001) karya Marie Anakee Miczak.

Kini sebagian besar masyarakat mungkin hanya mengenal henna sebagai aksesori tubuh wanita atau pewarna rambut. Padahal, sesungguhnya tanaman ini punya catatan panjang terkait fungsi kesehatan. Kaum Yahudi di Israel memanfaatkan henna untuk mengatasi penyakit kusta. Kandungan dalam henna mampu meredakan infeksi dan pendarahan akibat luka.

Tanaman henna awalnya tumbuh di bagian utara Afrika. Rakyat Mesir jadi yang pertama memanfaatkan tanaman ini pada sekitar 3300 SM. Pada masa itu, masyarakat Mesir dikenal sebagai orang yang memanfaatkan tanaman untuk merawat kesehatan. Henna diolah menjadi minyak esensial dan digunakan untuk melindungi tubuh dari sinar ultraviolet.

Pada tahun 2600 SM muncul Peseshet, wanita yang dianggap sebagai dokter pertama di Mesir. Ia mencatat tanaman-tanaman yang punya khasiat bagi tubuh, salah satunya henna. Menurut Miczak, catatan tersebut menyiratkan bahwa orang Mesir kuno memanfaatkan henna untuk mengurangi sakit kepala akibat paparan sinar matahari yang ekstrem. Daun-daun henna diletakkan sepanjang dahi untuk mengurangi sakit. Tanaman ini ternyata langsung memberi efek mendinginkan. Pada masa tersebut, henna turut digunakan untuk mengobati luka akibat gigitan kobra maupun kepiting. Ia juga berfungsi sebagai tabir surya dan penyembuh luka bakar.

Rekaman tentang manfaat kesehatan dari henna juga ditemukan di Persia. Catatan berjudul al-Qānūn fī al-Ṭibb ini ditulis oleh Ibn Sina. Dalam catatan itu, diketahui bahwa masyarakat Persia percaya bahwa henna ialah tanaman rempah yang baik bagi perempuan dewasa karena ia memiliki kandungan afrodisiak.

Perjalanan yang dilakukan para musafir maupun pedagang membuat henna tersebar ke berbagai benua lain. Cina pernah menggunakan henna untuk mengobati sakit kepala, memperlancar sirkulasi darah, meredakan bengkak, dan menghilangkan racun. Di Kazahstan, tanaman henna dipakai mengobati radang sendi.

Di Asia, India ialah salah satu negara yang mengaplikasikan ragam fungsi henna. Henna dipadukan dengan tradisi merawat kesehatan tubuh dan pikiran yang telah muncul di daerah tersebut. Fungsi henna sebagai penangkal panas, berpadu dengan istilah Santaap, Daah, dan Taap. Tiga hal itu ialah berbagai hal yang diyakini bisa membuat tubuh merasa panas. Orang India meyakini bahwa sumber panas bisa datang akibat kemarahan dan frustasi, masalah dalam kinerja organ dalam tubuh, dan faktor eksternal seperti sinar matahari.

“Henna menjadi pusat dari pengobatan di India. Fungsinya mencegah asma, alat kontrasepsi, mengobati infeksi jamur, mencegah infeksi vagina, serta mencegah kanker. Pencegahan kanker terutama didapat dari penggunaan produk-produk kosmetik,” tulis Miczak.

Produk kosmetik yang dimaksud termasuk penorehan henna pada tangan. Awalnya, lukisan henna di tangan tidak hanya ditujukan untuk mempercantik diri tetapi melindungi kulit dari bahaya sinar matahari yang bisa menyebabkan kanker.

Makna tersebut kemudian bergeser. Lukisan henna di hari pernikahan dianggap sebagai simbol agar pengantin wanita bisa memiliki pernikahan yang langgeng. Mengapa harus dipakai wanita? Karena di masa lampau henna dipercaya bisa membuat mereka tampil memesona dan mampu memikat pria.

infografik henna

Pendapat ini diungkap oleh Vastsyyana saat ia menulis Kama Sutra pada abad tiga. “Mehndi (nama lain henna di India) dilukis pada telapak tangan dan punggung. Ribuan tahun setelahnya, henna digunakan saat acara-acara tertentu seperti pernikahan dan festival,” tulis Smithsonian.

Keahlian melukis henna diturunkan dari generasi ke generasi. Gambar yang biasa dilukis ialah sosok Ganesha dan Krishna. Gambar tersebut bisa dipadukan dengan motif bunga, burung merak, dan awan.

Selain India, Turki dan Yaman masih menerapkan tradisi penggunaan henna pada pengantin wanita. Di Turki, henna dianggap sebagai simbol bahwa pengantin wanita akan memasuki kehidupan yang utuh. Di Yaman, lukisan henna di tangan jadi daya tarik para turis. Tarifnya bisa mencapai 200 dolar.

Ketertarikan pelancong terhadap henna tidak hanya terjadi di Yaman. Di Mesir, Madison Guliver, turis perempuan menghias satu tangannya dengan henna. Namun tak semua berakhir dengan baik. Beberapa jam seusai dilukis, tangannya melepuh. Ia harus ditangani oleh beberapa dokter. Akhirnya dokter meminta Madison untuk menutup luka bakar dengan perban selama enam bulan.

Henna memang tidak ramah pada semua kondisi kulit dan tubuh. Ia punya efek samping yang bisa menimbulkan luka bakar, iritasi, dan alergi. Situs WebMD menyebut wanita hamil, menyusui, dan balita disarankan untuk menghindari henna.

Baca juga artikel terkait AKSESORIS atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Nuran Wibisono

Artikel Terkait