Menuju konten utama

Heboh Balon Mata-mata China di Atas Pangkalan Nuklir AS, Kenapa?

Pemerintah Amerika Serikat sedang melacak keberadaan sebuah balon udara misterius yang diduga milik China.

Heboh Balon Mata-mata China di Atas Pangkalan Nuklir AS, Kenapa?
Pentagon terlihat dari Air Force One saat terbang di atas Washington, 2 Maret 2022. (AP Photo/Patrick Semansky, File)

tirto.id - Pentagon pada Kamis, 2 Februari 2023 melaporkan, balon mata-mata diduga milik China sedang terbang tinggi dan mengelilingi Amerika Serikat selama beberapa hari terakhir. Insiden ini terjadi sebelum kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinke ke China untuk menemui Presiden Xi Jinping akhir pekan ini.

Seperti diberitakan The Guardian, menurut Pentagon, balon mata-mata China itu tidak menimbulkan ancaman apapun, baik secara militer maupun sipil. Oleh sebab itu, pihak Pentagon memutuskan untuk tidak menembak jatuh balon tersebut dengan alasan keamanan.

"Balon terbang di ketinggian di atas lalu lintas udara komersial dan tidak menimbulkan ancaman militer atau pun fisik bagi orang-orang di darat," ujar Patrick Ryder, sekretaris pers Pentagon.

Balon Mata-mata China, Terbang di Atas Pangkalan Nuklir AS

Pemerintah Amerika Serikat sedang melacak keberadaan sebuah balon udara misterius yang diduga milik China. Balon terbang di wilayah udara AS selama beberapa hari. Hal ini disebut bisa menambah ketegangan hubungan antara Negeri Paman Sam dengan China.

Sementara menurut laporan AP News, salah satu pejabat di Pentagon meyakini bahwa balon itu memang milik China dan terbang di lokasi-lokasi penting guna mengumpulkan sejumlah informasi.

Salah satu tempat yang "dikunjungi" ialah Montana. Area ini termasuk salah satu penyimpanan rudal nuklir di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom. Belum diketahui secara pasti ukuran balon udara ini. Namun, besarannya dapat terlihat secara jelas oleh pilot pesawat komersial yang berada di ketinggian.

Akibat keberadaan balon itu, lalu lintas udara di Bandara Internasional Billings Logan, Montana, sempat dihentikan pada Rabu, (1/2), dari pukul 13.30 hingga 15.30 waktu setempat. Sejumlah jet tempur F-22 sudah disiapkan untuk berjaga-jaga jika saja Joe Biden memerintahkan agar ditembak jatuh.

"Kami ingin memastikan bahwa kami berkoordinasi dengan otoritas sipil untuk mengosongkan wilayah udara di sekitar area potensial tersebut," ujar salah seorang pejabat pertanahan setempat, dikutip Reuters.

"Tetapi dengan langkah-langkah perlindungan yang diambil, penilaian dari komandan militer, kami tidak menurunkan risiko menjadi cukup rendah. Kami tidak jadi menembak," sambungnya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Kepala Staf Gabungan Jenderal Angkatan Darat Mark Milley menyarankan kepada Presiden Joe Biden agar tidak mengambil tindakan yang bersifat kinetik atau bersinggungan langsung, lantaran dapat membahayakan orang-orang yang berada di daratan.

Menanggapi saran Lloyd Austin dan Mark Milley, Joe Biden sejauh ini menerima rekomendasi dari keduanya.

Selama setahun terakhir, balon-balon seperti itu kerap ditemui di wilayah AS. Demi mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, AS bakal mengambil langkah-langkah untuk memastikan balon tidak mengumpulkan informasi penting.

Penemuan balon udara diduga mata-mata China itu terjadi hanya beberapa hari jelang kunjungan Antony Blinken ke negara tersebut guna menemui Xi Jinping. Agenda ini merupakan hasil kesepakatan dari pertemuan antara Biden dan Jinping pada November lalu.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto