tirto.id - Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan alasan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, tidak hadir dalam Upacara Peringatan 17 Agustus di Istana Merdeka, pada Minggu (17/8/2025). Hasto mengaku, Megawati lebih memilih merayakan HUT RI di sekolah partai sebagaimana tradisi partai sejak 2024 lalu.
"Sejak tahun lalu, Ibu Mega sudah merayakan di sekolah partai ini. Sebelumnya, partai selalu merayakan di sekolah partai sehingga ini merupakan suatu tradisi yang telah dibangun sejak PDI Perjuangan," kata Hasto usai Upacara Peringatan 17 Agustus di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (17/8/2025).
Hasto mengakui bahwa Megawati diundang oleh pihak Istana untuk hadir dalam upacara 17 Agustus, namun hal itu tak merubah keputusannya.
Di sisi lain, Megawati lebih memilih untuk hadir dalam acara pengukuhan Paskibraka.
"Kemarin Ibu Megawati kan menghadiri ya di dalam pengukuhan Paskibraka sehingga di situ juga beliau berdialog cukup lama dengan Menteri Sekretaris Negara," ujarnya.
Dalam percakapan dengan Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, Hasto menyebut Megawati menitipkan pesan untuk Presiden Prabowo Subianto mengenai arah masa depan negara dan bangsa.
"Dan juga menyampaikan berbagai pesan-pesan sebagai Presiden ke-5 tentang arah dan masa depan bangsa dan negara ini. Dan juga salam kepada Bapak Presiden Prabowo," jelasnya.
Terpisah, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, membenarkan Megawati menghadiri acara upacara di kantor PDIP Lenteng Agung. Ia mengaku ada pesan dari Mega yang tidak hadir dalam acara kepada pemerintah.
"Gimana kita sama-sama berjuang memajukan negara agar menjadi Indonesia yang lebih baik dan bermartabat," kata Puan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (17/8/2025).
Sementara itu, dalam upacara, Megawati menyampaikan sejumlah pesan, salah satunya mengajak kader melawan pengkhianatan terhadap konstitusi. "Lawan segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan dan pengkhianatan terhadap konstitusi," kata Megawati dalam pidatonya, Minggu (17/8/2025).
Selain itu, Megawati juga ingin agar Pancasila sebagai tuntutan, bukan sekedar hiasan dalam pidato bagi para kader PDIP.
"Jadikan Pancasila sebagai bintang penuntun dalam setiap kebijakan, bukan sekadar hiasan pidato," ujarnya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id

































